Wujud Merdeka Belajar, Sekolah di Surabaya Gelar 7he 8est Expo
Implementasi dari P5 kurikulum Merdeka Belajar, sejumlah murid kelas 7 dan 8 SMP Al-Hikmah Surabaya mengelar pameran bertajuk "7HE 8EST EXPO 2023" pada Jumat, 23 Juni 2023. Setiap tim menunjukkan hasil karya penelitian dan kewirausahaannya dalam stand-stand yang didesain sesuai kreativitas masing-masing.
Ketua pelaksana acara ini, Villyasari Purworini mengatakan, pameran ini sengaja dilakukan bertepatan dengan pembagian rapor para murid, supaya orang tua bisa melihat karya putra dan putrinya.
"Kegiatan ini untuk murid kelas 7 dan 8, sebagai penguatan profil pelajar Pancasila. Untuk kelas 7 dimensi P5 yang ditempuh adalah kewirausahaan, bidang usaha yang dipilih macam-macam ada fashion dan kuliner. Kalau untuk kelas 8 dimensinya penelitian ilmiah, di sini mereka menunjukkan hasil yang dipelajari selama satu tahun ini," kata Villyasari saat ditemui di sela-sela pameran.
Ia menjelaskan, sebelum mengadakan pameran ini para murid diberi bekal terlebih dahulu, mulai dari melalukan survei untuk kewirausahaan. Serta pendampingan bagi murid kelas 8 yang melakukan penelitian ilmiah.
"Seperti kewirausahaan, para murid melakukan survei terlebih dahulu mengenai makanan apa yang banyak digemari saat ini. Kami berharap hal ini bisa menumbuhkan jiwa entrepreneurship mereka sedini mungkin, kalau untuk kelas 8 semoga penelitiannya bisa terus dilanjutkan sampai mendapatkan hasil terbaik," paparnya.
Hasil Penelitian Siswa
Salah satu hasil penelitian siswa kelas 8 yang dipamerkan adalah Biopestisida Sarkas. Biopestisida dari daun sirsak dan lengkuas ini diteliti dan dibuat oleh M. Hanif Nazmi dan kawan-kawan.
Hanif mengatakan, penelitiannya bermula dari banyaknya kasus hama pada bidang pertanian di Indonesia, tetapi para petani lebih memilih pestisida kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia.
"Kami membuat pestisida alami dari dua bahan daun sirsak dan lengkuas. Dua bahan tersebut mengandung zat tanin yang lebih kuat sehingga bisa menyingkirkan hama," ujar siswa kelas 8.
Sedikit menjelaskan, cara membuat biopestisida alami ini adalah kedua baham tersebut dihaluskan lalu diambil sarinya. Setelahnya, dilakukan fermentasi selama tiga hari.
"Lalu hasil dari fermentasi ditambahkan air, sudah jadi dan bisa langsung disemprotkan ke tanaman yang akan dilindungi dari hama," paparnya.
Hasil yang ditunjukkan para murid ini pun mendapatkan apresiasi dari orang tua yang hadir, salah satunya Tiwi Setiawan. Menurut walimurid kelas 8A ini, karya para siswa menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tua.
"Saya bangga dengan hasil yang mereka tunjukan hari ini. Ini semua mereka kerjakan sendiri, kami orang tua hanya memberikan support terbaik. Saya berharap apa yang mereka lakukan ini, tidak berhenti dan terus berlanjut di kelas berikutnya," kata Tiwi.
Advertisement