Workshop dan Pentas Seni di TIM Ajarkan "Kita Semua Sama"
JAKARTA - Aneka pertunjukan dan workshop seni, mulai seni tari, musik, hingga teater digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Workshop untuk siswa dari tingkatan Taman Kanan-Kanak (TK) hingga SMA/SMK ini menjadi sangat menarik karena digelar di tengah hiruk pikuk serbuan budaya massa dan pesona gadget. Kegiatan tahunan yang digelar Yayasan Mekar Pribadi bekerja sama dengan Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) TIM ini berlangsung Sabtu-Minggu, 10-11 November dan 18-20 November mendatang.
Rangkaian kegiatan budaya ini dikemas dalam Festival Budaya Anak Bangsa (FBA). Tahun 2018 ini merupakan kegiatan FBA ke X bertepatan juga dengan HUT ke-50 Taman Ismail Marzuki (TIM). FBA merupakan kegiatan menyambut Hari Anak Se-Dunia.
Selain berbagai workshop, FBA X juga berisi bazaar, pameran, lomba mewarnai, petualangan budaya, permainan uji nyali, tebak suara dan sebagainya. Kegiatan yang dipusatkan di Teater Ketjil ini juga akan dihadiri Ibu Ferry Baswedan. Istri Anies Baswedan (Gubernur DKI) ini dijadwalkan Minggu (11/11) berbagi kisah dengan mendongeng "Betawi Punye Cerite."
Tema besar FBA X kali ini adalah "Habis Gelap Terbitlah Terang." Untuk menggambarkan sosok Kartini yang kendati perempuan, memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki. Hal yang juga terlihat pada kisah Ratu Kalinyamat, Ratu Shima dan perempuan hebat lain di dunia.
Maka pentas utama FBA X yang didukung oleh Duta Seni Malaysia, Selangor dan Serawak, Singapura, Sanggar Swargaloka, Sanggar Indopro, Edelweiss, dan beberapa sanggar di Jabodetabek ini berjudul "Kita Semua Sama."
Festival Budaya Anak Bangsa (FBA) digelar untuk merayakan Hari Anak Sedunia. Dalam perjalanannya, gelaran FBA selalu melibatkan sejumlah anak-anak perwakilan dari negara-negara lain.
"Kami berharap anak-anak sedunia memiliki toleransi untuk saling menghormati dan menghargai tanpa memandang jenis kelamin, ras, suku, agama," urai Ketua Yayasan Mekar Pribadi Oetari Noer Permadi.
Pentas berjudul "Kita Semua Sama" disutradarai oleh Suryandoro dengan komposer/ penata musik : Dedek Wahyudi dan pengarah acara Anto Suhartono. Pentas ini diharapkan bisa menjadi sarana mengenal sejarah serta belajar dari perjalanan RA Kartini dalam melawan kebodohan dan penjajahan dengan pendidikan. "Tentu saja, FBA ini menjadi forum menambah kecintaan seni dan budaya di kalangan generasi muda," tambah mantan penyiar TVRI ini.
Menyusul kesuksesan FBA tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan tahun ini diharapkan bisa dihadiri minimal 600 pengunjung per harinya. Kegiatan FBA ini sangat relevan dan bagus buat para siswa maupun guru dari tingkat TK hingga SMA/SMK. Seperti tahun-tahun lalu, para pengunjung TIM, Planetarium, Pusdok HB Jassin, maupun masyarakat umum juga banyak yang tertarik melihat atau meramaikan FBA.
Rangkaian kegiatan FBA X ini juga masih berlangsung pada 18-20 November 2018. Bertempat di Galeri Cipta akan digelar workshop, Lomba Lukis, dan pentas spontan. Pentas spontan ini bisa menjadi semacam uji nyali bagi pengunjung. Uji nyali untuk kemampuan teater atau berakting. Atau sekadar menirukan suara yang didengar atau dilihatnya dalam pameran.
"Kegiatan FBA ini bisa menjadi sarana rekreasi keluarga yang edukatif. Apalagi juga akan ada workshop membuat film pendek. Jadi, catat dan agendakan untuk datang ke Festival Budaya Anak Bangsa ke X ini di Taman Ismail Marzuki," tandas Oetari berpromosi. (Erwan Widyarto)