Wonderkid Inggris Ini Sita Perhatian
Jadon Sancho sedang menjadi buah bibir. Hal ini tak lepas dari kiprahnya bersama Borussia Dortmund di Bundesliga. Betapa tidak, pemain muda dari sebuah distrik kecil di Kota London, Inggris, tersebut bersinar terang dengan Die Borussian musim ini.
Namun, jika menilik perjalanan kariernya, sebetulnya tidak ada yang mengejutkan dari karier pemain berdarah Afro ini. Pasalnya, bakat Sancho memang luar biasa sejak kecil.
Lahir dan tumbuh di Southwark Council, sebuah distrik yang terletak di London Selatan, Sancho sudah memperlihatkan bakat besarnya ketika bergabung dengan komunitas sepak bola yang dibesut Lewis Sayce Holmes.
Lewis menceritakan bagaimana Sancho kerap memperolok dirinya bahwa sang pelatih tidak bisa melakukan keterampilan yang ia miliki. "Itu memalukan bagi saya, karena saat itu saya berusia 30 tahun. Butuh satu jam untuk menguasai keterampilan yang ia tunjukkan pada saya," ujar Lewis.
"Sancho selalu ingin membuktikan betapa baiknya dia, tapi dengan cara sederhana," ujar pelatihnya di komunitas sepak bola yang dihuni pemain-pemain paling berbakat di distrik itu.
Wajar bila kemudian pusat pengembangan Watford di Battersea memungut sang pemain pada 2007. Di akademi Watford pula, talenta sang pemain semakin terasah. Lewis bahkan tak segan memuji sang pemain bahwa Sancho memiliki kemampuan lebih baik dibanding pemain seusianya yang lain.
"Satu hal yang dimiliki Sancho dan tidak terdapat di pemain lain, yakni keyakinannya akan berhasil menjadi pemain hebat," tuturnya.
Semua itu terjadi lantaran pemain kelahiran Cambrewell, Inggris, 25 Maret 2000 ini sangat fokus pada sepak bola. Seperti dikisahkan pelatih Timnas Inggris U-16 Paul Williams. "Saya berpikir kami bisa membahas apa saja dengan pemain, tapi tidak dengan Sancho yang hanya tertarik bicara soal sepak bola," ujarnya seraya tertawa.
Apa yang dilakukan Sancho sebetulnya bukan hal baru. Sebab saat masih di akademi Watford, di kala pemain lain sibuk mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolahnya, Sancho justru asyik melihat aksi Ronaldinho di Youtube.
Kendati bakatnya sangat besar, kemampuan Sancho sempat mandeg di usia 10 tahun. Rekan Carlo Poveda (sekarang di Manchester City) dan Reiss Nelson (striker Arsenal) saat masih di Southwark itu mengalami frustrasi lantaran Reiss lebih berkembang dibanding dirinya.
Namun berkat dorongan moral dan suntikan motivasi yang diberikan semua orang di sekitarnya, Sancho memiliki kepercayaan diri untuk bangkit untuk meninggalkan rekan-rekan seusinya.
"Sekarang, Jadon mungkin lebih tegas dan percaya diri dan Reiss berada di belakangnya." ujar Lewis.
Bakat besarnya pun tercium oleh sang Manchester City. Klub besar itu memboyongnya pada 2015. Di sana, Sancho masuk dalam skuat U-23 meski usianya masih 15 tahun. Hal ini sempat membuatnya tertekan, tapi beruntung, banyak yang mendukung dan berusaha memberikan motivasi, terutama ayahnya, Sean.
Kini, Sancho menjadi pemain muda paling berbakat yang pernah dimiliki Inggris. Di usianya yang saat ini masih 18 tahun, Sancho sudah berkostum Timnas Inggris. Dia juga mencetak lima gol dan tujuh assist bersama Borussia Dortmund di Bundesliga.
Jika tak ada aral melintang, Sancho dipercaya bakal bersinar jauh lebih terang di masa mendatang.(Nas)