Wonderful Indonesia Tourism Entrepreneurship Diluncurkan
Mendukung pengembangan industri pariwisata nasional, Kementerian Pariwisata meluncurkan Wonderful Indonesia Tourism Entrepreneurship (WITE).
Program ini merupakan upaya dari Kemenpar guna melahirkan sekaligus mengembangkan entrepreneur di bidang pariwisata.
Pelaksana Program WITE, Priyantono Rudito menjelaskan, program ini diluncurkan guna membentuk para mahasiswa, terutama di enam Perguruan Tinggi Pariwisata (PTP) di bawah Kementerian Pariwisata, untuk menjadi pengusaha dan membentuk lapangan kerja di sektor pariwisata.
Enam PTP tersebut adalah STP Bandung, STP Bali, Poltekpar Makassar, Poltekpar Palembang, Poltekpar Lombok dan Akademi Pariwisata Medan.
“Melalui program ini diharapkan dalam jangka pendek bisa meningkatkan jumlah pemain di industri pariwisata, dan dalam jangka panjang bisa mengembangkan ekosistem industri pariwisata Indonesia,” ujar Priyantono.
Pria yang juga Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Strategis, Branding, dan Penanggung Jawab Pasar Australia ini menjelaskan, dalam programnya, WITE menggandeng School of Business and Management Institut Teknologi Bandung (SBM ITB).
Dalam kerja sama ini, SBM ITB membantu mengembangkan kurikulum bagi enam PTP dengan mengintegraskan program entrepreneurship development khas SBM ITB dengan kurikulum PTP.
Dimana kekuatannya ada di teori dan praktik bidang pariwisata, seperti tata boga, manajemen travel, perhotelan dan sebagainya.
“SBM ITB memiliki program studi Kewirausahaan pertama di Indonesia. Kekuatan SBM ITB ini dikombinasikan dengan kekuatan enam PTP, sebagai kiblat pendidikan pariwisata di Indonesia, dan kekuatan pendekatan vokasinya untuk membentuk program Tourisme Entrepreneurship,” kata dia.
Selain itu, SBM ITB juga diminta dapat memberikan knowledge transfer dari para dosen SBM ITB kepada para dosen PTP. Serta membangun Inkubator Bisnis di STP NHI Bandung yang diberi nama NHIPreneur.
Kerja sama ini mencakup penyiapan kurikulum kewirausahaan, inkubator bisnis, serta keterkaitan antara PTP dan desa wisata.
“Kerjasama dengan SBM ITB diharapkan berlangsung selama tiga tahun. Tahun pertama, SBM ITB lebih dominan (70 persen) dalam pengembangan dan implementasi berbagai inisiatif. Tahun kedua berimbang antara SBM ITB dan PTP (50 persen-50 persen), serta tahun ketiga PTP lebih dominan,” kata Priyantono.
Dengan begitu di tahun depan diharapkan ke-6 PTP dapat menerapkan kurikulum kewirausahaan yang sudah disusun pada tahun 2017.
Penerapan ini didahului dengan program capacity building yang melibatkan dosen-dosen kewirausahaan di ke-6 PTP.
“Selain itu, akan dibangun inkubator bisnis untuk menunjang bisnis mahasiswa. Dan di akhir tahun, hasil bisnis mahasiswa akan dikompetisikan dan dipamerkan,” ujarnya.
Ia mengatakan mata kuliah kewirausahaan bukan sekadar pelengkap. Tapi menjadi mata kuliah utama di enam PTP.
“Untuk itu, diperlukan perubahan mindset dari pengelola, dosen, dan mahasiswa. Diharapkan, transfer pengetahuan dari SBM ITB ke enam PTP dapat selesai dilaksanakan dalam tiga tahun,” ujarnya.
Tidak hanya dalam tatanan teori dan praktik, WITE juga menghadirkan ruang bagi para mahasiswa PTP untuk mengembangkan sumber pendanaan untuk calon entrepreneur. Juga mengembangkan model bisnis untuk desa wisata dalam kompetisi bisnis.
Salah satunya telah dijalankan dalam kompetisi ide bisnis pariwisata di Lombok pada November lalu. Dalam kompetisi tersebut berhasil menarik 72 proposal bisnis yang kemudian dipilih 10 proposal binis untuk dipresentasikan dan dipamerkan.
“Diharapkan tahun depan kompetisi bisnis pariwisata ini diselenggarakan pada tingkat nasional,” kata dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan melalui Wonderful Indonesia Tourism Entrepreneurship diharapkan dapat menghasilkan pengusaha-pengusaha baru di bidang pariwisata. Sehingga mampu menggerakkan industri pariwisata.
“Program WITE menargetkan minimal 10 persen alumni PTP menjadi entrepreneur yang terkait bidang pariwisata,” ujar Menpar Arief Yahya.
Dengan lahirnya pengusaha-pengusaha baru di bidang pariwisata tersebut kemudian diharapkan mampu menggerakkan industri pariwiasta.
“Bertambahnya pelaku industri pariwisata akan menarik jumlah wisatawan. Industri pariwisata tersebut mencakup destinasi pariwisata, perjalanan, perhotelan, kuliner dan sebagainya,” ujar Menpar.(*)