WNI Lakukan Pelecehan Saat Umrah, Ini Pembelaan dari Sepupunya
Kabar seorang warga negara Indonesia melakukan pelecehan seksual di Masjidil Haram, viral. Kini cuitan dari seorang netizen yang mengaku sepupu pelaku, viral membela saudaranya.
Pembelaan Pelaku Pelecehan Seksual
Dilihat di Twitter, akun bernama @aniakuhelmpink melakukan pembelaan terhadap pelaku kekerasan seksual di Masjidil Haram bernama Muhammad Said, 26 tahun.
Dalam utasnya, akun yang dibuat per Juli 2022 itu menjelaskan jika upayanya mencuit adalah untuk menjaga nama baik keluarga sekaligus meredakan berita yang beredar di Twitter.
Akun tersebut menulis jika rombongan Muhammad Said tiba di Mekkah dari Madinah, pada 8 November. Pada 10 November MS melakukan tawaf bersama ibu, kakak, dan neneknya.
Dalam pembelaannya, Muhammad Said nyaris memegang sudut Kakbah ketika seseorang menarik pakaian ihramnya dari belakang. "Karena takut pakaian ihramnya melorot, dia ditariklah dari belakang ke depannya," cuitan akun tersebut dilihat pada Minggu, 22 Januari 2023.
Hy teman² Twitter, mohon bantu up🙏saya mau minta tolong kalaupun permintaan pertolongan kami tidak sampai ke Bapak Presiden Jokowi Dodo, saya hanya berharap ini bisa meredakan berita yg beredar di media sosial, saya paham betul the power of Twitter yg menegakkan keadilan🙏
— Anaa (@iniakuhelmpink) January 21, 2023
Tak berselang lama, MS kemudian ditarik dua polisi dan Askar, dibawa ke kantor polisi, dan kemudian dituduh melakukan pelecehan seksual.
Ia juga menyebut jika petugas menghapus semua foto dan biodata MS yang ada di handphone pelaku.
"Kata polisinya ada wanita jemaah asal Lebanon yang melapor Muhammad Said memegang payudara si wanita Lebanon ini pada saat di depan Kakbah. Muhammad said dimintai keterangan pada saat di kantor polisi tidak berkutik sedikit pun karena beliau tidak paham bahasa Arab sampai dipukul pun," lanjutnya.
Ia juga menyebut sidang yang dilakukan atas sepupunya berlangsung ganjil. Ia menegaskan jika MS selalu tidak mengakui perbuatannya, juga jemaah perempuan korban tak pernah dihadirkan di persidangan, dan tak ada bukti dari CCTV selain pengakuan saksi mata.
Semua kabar itu kemudian diterima dari surat yang disampaikan oleh Kepala Penyelenggara Haji dan Umrah di Sulsel. "Katanya (dalam surat) Muhammad Said mengakui bahwa tuduhan itu benar, padahal Muhammad Said sudah sumpah-sumpah di bawah kitab suci dan nangis-nangis bahwa itu tidaklah benar. Kita hanya perlu bukti, tapi tidak ada bukti bahkan korban pun tidak pernah ada di pengadilan," lanjutnya.
Dalam utas yang sama, ia juga mengecam media yang memuat berita tentang MS.
"Dan untuk para media, tolong!!!!! Kami tahu kalian punya sumber tapi headline dan opini kalian sangatlah menggiring orang-orang untuk menyumpahi kakak kami, kami dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi agama Islam!," cuitnya.
Respons Netizen
Cuitan itu telah disukai lebih dari seribu kali, dan dibaca lebih dari 227 ribu kali. Respons netizen pun beragam. Sebagian memberikan tanggapan postif dan memberikan dukungan pada cuitan dari akun tersebut.
Ada pula yang mempertanyakan tak adanya bukti CCTV sementara banyak sekali kamera terpasang di Masjidil Haram, selain menanyakan dukungan dari penyelenggara jasa umrah yang diikuti.
Meski ada pula yang menyangsikan cuitan tersebut. Dan mempertanyakan penulisan Presiden Joko Widodo di utas awal akun itu. "Mba, masa nama presiden sendiri aja salah Mba," cuit akun yang mengoreksi penyebutan naman Presiden Jokowi Dodo di utas tersebut.
Respons Kemenag
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel Ikbal Ismail membenarkan peristiwa itu. Menurutnya, pelaku, MS telah menjalani sidang dan mengakui perbuatannya. Ia divonis penjara 2 tahun dan membayar denda senilai Rp200 juta.
Ismail menyebut pihaknya tetap mengupayakan pendampingan hukum dan pengurangan hukum. Meski menurutnya itu susah, sebab pelaku telah mengakui perbuatannya sendiri.
"Sudah ditangani langsung oleh KBRI kita di sana untuk mendampingi. Namun karena ada pengakuan jadi mungkin agak susah untuk jemaah umrah lepas. Tapi diusahakan bagaimana supaya ada keringanan," katanya dikutip dari Detik, Minggu 22 Januari 2023.
Advertisement