WNI Korban Terorisme di Selandia Baru, Mulai Membaik
Dubes RI untuk Selandia Baru menginformasikan, dua korban terorisme di Selandia Baru, Zulfirman Syah dan Averroes Syah, kondisinya mulai stabil.
Demikian Dubes RI untuk Selandia Baru di Wellington Tantowi Yahya menjelaskan, dalam siaran pers diterima ngopibareng.id, Minggu 17 Maret 2019.
Politikus yang juga dikenal sebagai penyanyi ini, mengimbau kepada WNI yang tinggal di Selandia Baru tetap tenang. Ia pun bersyukur telah membesuk kedua korban aksi terorisme itu.
"Alhamdulillah, kondisi korban berangsung-angsur membaik," tutur Tantowi Yahya.
Penembakan kedua terjadi di masjid yang terletak di Linwood di pinggiran kota Christchuch. Tercatat 49 orang meninggal dunia dan 20 lainnya mengalami cedera, termasuk dua warga negara Indonesia.
Serangan terorisme di Selandia Baru cukup mengejutkan dunia. Aksi terorisme di dua masjid saat Shalat Jumat, 15 Maret 2019, di kota Christchuch, Selandia Baru, menyita keprihatinan dunia.
Penembakan pertama terjadi di Masjid Al Noor di dekat Hagley Park. Pelaku mengenakan pakaian ala militer membuka tembakan ke arah sekitar 300 jamaah yang menunaikan Shalat Jumat.
Penembakan kedua terjadi di masjid yang terletak di Linwood di pinggiran kota Christchuch. Tercatat 49 orang meninggal dunia dan 20 lainnya mengalami cedera, termasuk dua warga negara Indonesia.
Sejauh ini semua masjid di Selandia Baru diminta ditutup untuk sementara waktu.
Ada catatan menarik di antara korban terorisme itu dari Warga Negara Indonesia. Baru 2 bulan pindah ke Selandia Baru, ayah dan anak menjadi korban penembakan saat salat Jumat di masjid Kota Christchurch. Korban diketahui bernama Zulfirman Syah dan anaknya, Mohammad Averroes Syah, 2 tahun.
Menurut Hendra, kakak Zulfirman Syah,sang adik yang asli berdarah Minang, Sumatera Barat, berdomisili di Yogyakarta. Zulfirman Syah yang berprofesi sebagai seniman itu pindah ke Selandia Baru bersama anak dan istrinya, Alta Marie, pada Januari 2019.
"Sebelumnya tinggal di Jogjakarta. Baru dua bulan lalu pindah (ke Selandia Baru)," kata Hendra.
Sementara itu, Kepolisian Selandia Baru mengatakan empat orang yang diduga terlibat dalam serangan massal di dua masjid kota Christchuch diyakini memiliki pandangan ekstrem.
Empat orang yang ditangkap tidak lama setelah serangan pada Jumat 15 Maret 2019 terdiri dari tiga laki-laki dan seorang perempuan. Salah seorang di antara mereka kemudian dibebaskan.
"Kami belum mengetahui apakah ada orang lainnya (yang terlibat), namun kami tidak bisa berasumsi tidak ada lainnya yang berkeliaran...Jangan berasumsi bahwa bahaya telah lenyap," kata Kepala Kepolisian Selandia Baru, Mike Bush.
Seorang pria telah dikenai dakwaan pembunuhan dan akan dihadirkan ke pengadilan pada Sabtu 16 Maret, hari ini.'Menentang ideologi kaum pendatang'.
Seorang terduga diketahui sebagai warga negara Australia bernama Brenton Tarrant.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan seorang warga negaranya telah ditangkap di Selandia Baru dan menyebut terduga sebagai "teroris bengis, sayap kanan, ekstrem". (adi)
Advertisement