WNI Bomber di Kota Jolo Filipina Selatan? Ini Penjelasan Menlu RI
Kota Jolo, Filipina Selatan, kembali bergolak. Hal itu menyusul ledakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh dua perempuan pada Senin 24 Agustus 2020, turut menyeret nama Indonesia. Sebelumnya terdapat dugaan salah satu pelaku ledakan adalah Warga Negara Indonesia (WNI).
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengatakan, berdasarkan informasi Westmincom (Komando Mindanao Barat), kedua pelaku merupakan warga lokal.
"Masih sesuai informasi Westmincom pelaku pertama diidentifikasi sebagai istri pembom bunuhi diri di Jolo pada bulan Juni 2019 lalu. Sedang, pelaku kedua diidentifikasi sebagai istri dari seorang anggota Abu Sayyaf. Kedua pelaku menurut informasi tersebut diidentifikasi sebagai warga lokal," kata Retno Marsudi, dalam keterangan resmi Kemenlu, Kamis 27 Agustus 2020.
Menurut Retno, otoritas Filipina saat ini juga tengah melakukan investigasi lebih lanjut terhadap ledakan bom bunuh diri tersebut.
"Otoritas setempat masih terus melakukan investigasi dan identifikasi lebih lanjut," ujarnya.
Retno menambahkan, dalam ledakan Senin lalu di Jolo tidak terdapat WNI yang menjadi korban.
"Sesuai informasi yang kami terima sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban jiwa dalam kedua peristiwa ledakan tersebut," kata Menlu Retno Marsudi.
Perwakilan RI di Filipina juga turut berkoordinasi dengan otoritas Filipina guna memantau perkembangan pasca dua ledakan.
"Pemerintah Indonesia, termasuk melalui KBRI Manila dan KJRI Davao, terus berkoordinasi dengan otoritas Filipina dan memantau perkembangan peristiwa ini dengan seksama," jelas Retno.
Sebelumnya, pasca-ledakan di Jolo perwira tinggi angkatan bersenjata Filipina, Letnan Jenderal Cirilito Sobejana, kepada kanal berita ABS-CBN, sebagaimana dilansir BBC, menyebut kemungkinan salah seorang pelaku pengeboman berkewarganegaraan Indonesia merupakan istri dari pelaku pengeboman bunuh diri pertama di Sulu 2019.
Menurut media lokal nama pelaku pengeboman bunuh diri di Filipina pada 2019 adalah Norman Lasuca.
Sementara, ledakan bom bunuh diri, Senin 24 Agustus 2020 di Jolo menyebabkan 14 orang meninggal dan 75 lainnya luka-luka. Ledakan pertama terjadi di dekat pusat kota menyebabkan warga sipil dan tentara menjadi korban.
Nahas, ledakan terjadi ketika personel militer tengah membantu otoritas sipil melakukan bantuan penanganan pandemi Covid-19.
Sedangkan, ledakan kedua terjadi di dekat Katedral Our Lady of Mount Carmel. Di mana serangan bom bunuh diri pada 2019 lalu juga terjadi di gereja tersebut ketika jemaat tengah melakukan ibadah misa. Setidaknya, 23 orang meninggal dalam ledakan itu.
Advertisement