Wisman via Kapal Pesiar Terganjal Sedimentasi dan Batubara
Kunjungan wisatawan mancanegara dengan menggunakan kapal pesiar (cruiser) ke Jawa Timur selama ini terganjal dua hal. Yakni pendangkalan (sedimentasi) di Pelabuhan Kalianget, Madura dan abu batu bara di kapal tongkang di Pelabuhan Probolinggo.
Hal itu diungkapkan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat meresmikan fasilitas Pelabuhan Probolinggo (dermaga baru), Jumat, 14 Februari 2020. Pelabuhan baru di sisi barat Pelabuhan Tanjung Tembaga (dermaga lama) itu dikelola PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN), BUMD milik Pemprov Jatim.
"Selain masalah-masalah lain, ada dua kendala menurunnya tingkat kunjungan wisatawan manca negara pada 2019 lalu yang menggunakan cruiser atau kapal pesiar. Yakni, pendangkalan Pelabuhan Kalianget dan gangguan abu batu bara yang dibongkar dari kapal tongkang di Pelabuhan Probolinggo," katanya.
Pengembangan wisata di tanah air harus menciptakan "Bali Baru". “Ada 10 plus 1 alias 11 ‘Bali Baru’ termasuk Mandalika, Manggarai, NTT, Bromo di Probolinggo dan kepulauan di Madura,” kata gubernur.
Masih terkait lama kunjungan kapal pesiar di Indonesia, mantan Mensos merinci, selama ini didominasi Bali dengan 10 hari, disusul Borobudur 2 hari, dan Jatim 2 hari (1 hari di Bromo dan 1 hari di Ijen).
Menurut gubernur, perlu ada penambahan lama kunjungan selama dua hari di Jatim. Sehingga kelak bisa 2 hari di Bromo dan 2 hari di Ijen.
Selain menopang sektor wisata, Pelabuhan Probolinggo juga mendukung ekonomi regional Jatim dan nasional. "Memang perlu ada pendalaman kolam dermaga Pelabuhan Probolinggo yang selama ini -18 meter. Bandingkan dengan Pelabuhan Benoa, Bali yang kedalamannya -20 meter, bahkan pelabuhan di Singapura -38 meter," ujar gubernur.
Terkait tol laut yang digagas Presiden Jokowi sesuai Perpres 80/2019, kata gubernur, sudah ada sejumlah titik koordinat yang menjadi perhatian untuk dikembangkan. Termasuk Pelabuhan Probolinggo yang dihubungkan dengan pulau-pulau kecil di perairan Madura.
Terkait pemindahan ibukota Indonesia ke Kaltim, kata gubernur, posisi Pelabuhan Probolinggo diprediksi akan semakin penting di kawasan timur Indonesia. Termasuk kemungkinan pengembangan pelabuhan di Sulsel atau Sulbar.
“Pelabuhan Probolinggo pun diimpikan bisa menjadi penyokong geliat ekonomi Asia Pasifik. Sudah ada tiga pihak yan presentasi di Pemprov Jatim untuk mewujudkan hal itu,” katanya.
Lebih Hemat 32 Persen
Kepala Dishub Jatim, Dr Nyono ST MT mengatakan, bongkar muat di Pelabuhan Probolinggo jauh lebih hemat dibandingkan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Dikatakan pembangunan palabuhan baru di Probolinggo terkait solusi menghadapi semburan Lumpur Lapindo di Sidoarjo.
“Akhirnya dibangun Pelabuhan Probolinggo baru pada 2006 lalu terkait Lumpur Lapindo,” katanya. Selain mengelola Pelabuhan Probolinggp melalui PT Delta Artha Bahari Nusantara, Pemprov Jatim juga mengelola Bandara Abdurrahman Saleh, Malang.
Posisi Pelabuhan Probolinggo yang terlindung Pulau Madura sebagai break water, kata Nyono, sangat strategis. Sehingga ombak di kawasan Pelabuhan Probolinggo tidak lebih dari 1,5 meter,” katanya.
Keunggulan lain di Pelabuhan Probolinggo dilengkapi sejumlah fasilitas pergudangan dan penumpukan kontainer seluas 5,4 hektare.
“Selama ini Pelabuhan Probolinggo didarati raw sugar dan tepung tapioka dari Thailand yang didatangkan PT Cheil Samsung Jedang, Pasuruan. Raw sugar datang sekali tiap bulan, sedangkan tapioka dua kali tiap bulan,” kata Kabid Perhubungan Laut pada Dishub Jatim itu.
“Dibandingkan melalui Tanjung Perak, Surabaya, bongkar-muat di Tanjung Tembaga Probolinggo lebih hemat 32 persen,” kata Nyono. Pemprov Jatim berharap, Pelabuhan Probolinggo bisa menjadi pusat aktivitas logistik skala regional, bahkan nasional.
Dengan kedalaman kolam dermaga -18 meter, Pelabuhan Probolinggo bisa disandari kapal ultra light. Sementara Tanjung Perak hanya -9 meter, kemudian dikeruk menjadi -13 meter.
Sementara, jalan akses pelabuhan yang sudah dirigid (dicor) kuat menahan beban kendaraan 20 ton. Lebar jalan 8 meter masih kurang, perlu diperlebar menjadi 15 meter.
Juga perlu penambahan area industri di Kota Probolinggo seluas 500 hektare dan di Kabupaten Probolinggo 1.000 hektare. Anggarannya sekitar 5,8 triliun dan 9,1 triliun.
Terkait kapal-kapal persiar, cruise terganggu kendalan sedimentasi di Kalianget dan abu batu bara dari kapal tongkang. Sehingga kapal tongkang yang berlabuh di Dermaga I perlu dipindahkan ke Dermaga II, dengan kedalaman -12 meter.
Advertisement