Wisman Timor Leste pun Hadir, Tuan Rumah TTU Jadi Jawara
Pacuan kuda tradisional Crossborder Timor Tengah Utara (TTU) yang di gelar di arena pacuan kuda Km 9 Kota Kefamenanu TTU telah berakhir.
Pacuan kuda Crossborder TTU kali ini diikuti sebanyak 113 ekor kuda yang datang wilayah Kefamenanu, Kupang, Malaka, Belu, dan Rote.
Selainitu peserta juga datang dari negara tetangga, Timor Leste. Mereka mengirimkan 5 kuda plus joki terbaiknya. Duta Timor Leste berasal dari dua distrik, yaitu Oecussi Ambeno dan Cova Lima.
Kelas yang diperlombakan yakni kategori kelas nasional mempertandingkan 7 kelas yaitu Kelas A Super, Kelas A3, Kelas A2, Kelas A, Kelas B, Kelas C dan Kelas D. Sedangkan Kategori Kelas Lokal/sandel mempertandingkan 3 kelas yaitu Kelas Lokal A, Kelas Lokal B dan Kelas Lokal C.
Pada penutupan, Juara umum di raih tim tuan rumah TTU dan disusul oleh tim pacuan kuda dari Kupang. Posisi ketiga diraih Rote, Malaka di posisi keempat dan Timor Leste berada di posisi kelima
Seksi Perlombaan Pacuan Kuda Crossborder TTU, Benhur Malekak, tuan rumah meraih gelar juara umum setelah memenangkan beberapa kelas dari total sepuluh kelas yang dipertandingkan
“Persaingan lomba memang sangat ketat, TTU meraih juara 1 pada kelas lokal A, Kelas Nasional A dan kelas Nasional AA, selebihnya di posisi kedua, tiga dan empat,” sebut Benhur, selesai pertandingan semua kelas di final.
Tambah Benhur, untuk kelas yang paling bergengsi, kelas A Super, direbut kuda bernama Golden Dragon dari Rote.
"Kuda milik Hj. Sugi Azhari ini berhasil paling cepat dan meraih gelar paling bergengsi mengalahkan kuda lainnya. Diamond dari TTU, Janeta dari Kupang dan One Heart asal TTU menyusul dibelakangnya," lanjut pria yang sehari harinya berprofesi sebagai dokter gigi itu.
Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez hadir dalam partai puncak yang dihadiri lebih dari 5000 penonton dan sedikitnya 200 wisman Timor Leste ini mengatakan, pacuan kuda di Km 9 Kefamenanu yang sudah menjadi kalender tetap ini akan dinaikkan levelnya .
"Animo penonton yang luar biasa, ini adalah lomba yang memang sangat digemari masyarakat disini, kita akan segera naikkan kelasnya. Pemda sudah siapkan plan-nya. Besok, saya ke Kupang, akan membawa rencana ini ke Gubernur, bila disetujui, paling lambat minggu kedua bulan November 2018, siap digelar lomba pacuan kuda tradisional yang memperebutkan piala Gubernur NTT," ujar Raymundus
Bupati yang juga penggemar berat olahraga berkuda itu mengatakan, lintasan pacuan kuda di km 9 Kefamenanu ini juga akan ditingkatkan kualitasnya.
"Kita akan segera menganggarkan dalam APBD tahun depan untuk memperbaiki sarana dan prasarana di lintasan pacuan kuda ini. Nantinya, bukan hanya pacuan kuda saja, rally motor juga kita harapkan bisa terselenggara disini. Jadi semua kegiatan rally bisa digelar disini. Semoga anggaran nanti disetujui oleh DPRD dan bisa kita wujudkan," paparnya.
Raymundus menjelaskan nilai plus pacuan kuda di kota Kefamenanu ini sangat unik karena joki yang menunggangi kuda tidak menggunakan pelana.
"Selain km 9 kota Kefamenanu, pacuan Kuda tradisional masyarakat TTU ini bisa dinikmati wisatawan setiap tahunnya di Sirkuit Pantai Tanjung Bastian yang merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di TTU. Ini akan menjadi destinasi wisata unggulan NTT nantinya," pungkasnya
Menpar Arief Yahya langsung mengapresiasi. "Ini salah satu bentuk keseriusan CEO dalam hal ini Bupati TTU memprioritaskan sumber daya dan anggaran mereka di pariwisata. Pariwisata itù tidak dapat berdiri sendiri, harus ada sinergitas yang kuat dalam konteks pentahelix maupun incorporated. Wajib didukung," kata Menpar Arief Yahya. (*)