Wisman ke Indonesia Naik 23,53 Persen, Inilah Penyebabnya
Jakarta: Biro Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia selama Semester I 2017 melonjak sampai 23,53 persen. Apa penyebabnya?
Menurut Kepala BPS Suhariyanto, salah satunya karena penggunaan metode mobile positioning data (MPD) yang belum digunakan pada Juli 2016. Penggunaan MPD bertujuan meningkatkan cakupan data wisman yang berada di wilayah perbatasan Indonesia dan belum tercatat di tempat pemeriksaan imigrasi (TPI).
Ia menjelaskan, jumlah wisman pada Juli lalu menyentuh angka 1,35 juta. Angka itu mengalami kenaikan 30,85 persen dibandingkan Juli 2016 yang menyentuh angka 1,03 juta wisman. Jumlah kunjungan wisman pada Juli 2017 juga meningkat 21,57 persen dibandingkan Juni 2017.
Secara kumulatif jumlah wisman ke Indonesia pada periode Januari–Juli 2017 mencapai 7,81 juta kunjungan. “Atau naik 23,53 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya dengan 6,32 juta kunjungan,” ujar Suhariyanto di Jakarta.
Lebih lanjut Suharyanto memerinci, jumlah wisman yang berkunjung melalui 19 pintu utama selama Januari-Juli 2017 mencapai 6,75 juta kunjungan. Sedangkan jumlah wisman yang berkunjung di luar 19 pintu utama mencapai 1,07 juta kunjungan.
Khusus Juli 2017, wisman yang melalui 19 pintu utama mencapai 1,14 juta. “Dan wisman yang berkunjung di luar 19 pintu utama sebanyak 208,99 ribu kunjungan,” sebutnya.
Dibandingkan Juni 2016, jumlah kunjungan wisman reguler melalui 19 pintu utama pada Juli 2017 memang mengalami kenaikan 24,58 persen. Persentase kenaikan tertinggi ada di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta yang mencapai 107,23 persen.
Namun, kenaikan wisman di luar 19 pintu utama pada Juli 2017 juga sangat signifikan. Dari 64,53 ribu kunjungan pada Juli 2016, menjadi 208,99 ribu kunjungan pada Juli 2017. “Kenaikannya sebesar 223,89 persen,” s ebutnya.
Selama Juli 2017, wisman yang berkunjung ke Indonesia melalui pos lintas batas (PLB) mencapai 170,70 kunjungan atau mengalami kenaikan 563,31 persen dibanding Juli 2016. Sedangkan dibanding Juni 2017, wisman yang berkunjung melalui PLB mengalami kenaikan 4,87 persen.
Lonjakan kunjungan wisman juga mendongkrak tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berklasifikasi bintang. TPK Juli 2017 mencapai rata-rata 57,52 persen atau naik 3,75 persen dibandingkan Juli 2016 yang menyentuh angka 53,77 persen.
TPK pada Juli 2017 juga naik 6,50 persen dibanding Juni 2017 yang mencapai 51,02 persen. TPK tertinggi tercatat di Bali yang mencapai 72,32 persen. “Sedangkan TPK terendah tercatat di Sulawesi Barat sebesar 33,88 persen,” sebutnya.
Terang saja, kabar dari BPS ini membuat gembira Menteri Pariwisata Arief Yahya. Disebutnya, kenaikan tersebut sudah diperkirakan seblumnya, "Tahun 2017 ini kami lebih banyak mengerjakan selling," ungkap Arief Yahya. (azh)