Wisatawan Mulai Kenal Nama Baru Destinasi di Kawasan Gunung Bromo
Sudah sekitar dua pekan ini tiga destinasi wisata di kawasan Gunung Bromo berganti nama. Lebih tepatnya dikembalikan ke nama lama setelah sekian tahun bergantian sebutan nama.
Bukit Teletubbies misalnya, sejak 17 Agustus 2024 lalu, berganti nama menjadi Lembah Watangan. Nama "Teletubbies" disematkan untuk bukit di perbatasan Kabupaten Probolinggo - Kabupaten Malang.
Sebutan Teletubbies mencuat bersamaan dengan pemutaran film Teletubbies di stasiun TV Indosiar. Dalam film animasi kegemaran anak-anak itu digambarkan bukit-bukit berbentuk bundar yang dihuni empat tokoh kartun Teletubbies. Yakni, Tinky Winky, Dhipsy, Lala, dan Pooh.
Kemiripan bukit-bukit di bawah jalan Jemplang, Kabupaten Malang menuju Ranupane, Lumajang itu dengan di film, membuat nama Bukit Teletubbies mencuat.
Tentu saja nama Bukit Teletubbies saat itu banyak ditawarkan melalui promosi pariwisata. Juga melalui para pelaku jasa wisata kepada calon wisatawan.
Belakangan para tokoh Tengger dan pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menilai, nama popular Bukit Teletubbies termasuk ahistoris. Karena tidak sesuai dengan nama asli yang memiliki kesejarahan dengan asal-usul nama tempat tersebut.
Sebenarnya tidak hanya nama Bukit Teletubbies yang dinilai "mengganggu" tokoh-tokoh Tengger dan BB TNBTS.
Nama Bukit Teletubbies kemudian dikembalikan ke nama sebelumnya, Lembah Watangan. Sebab dulu di kawasan yang masuk Desa Sariwani, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo itu banyak ditumbuhi pohon Watangan.
Kemudian nama Bukit Cinta di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan dikembalikan ke nama lama, Lembah Pasar.
Sementara Bukit Kingkong di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, namanya "kembali ke khitah" (kembali ke asal) menjadi Bukit Kedasih.
Wisatawan Dukung
Ternyata perubahan nama-nama sejumlah tempat di kawasan Gunung Bromo dikembalikan ke nama lama menuai banyak dukungan. Sebab pengembalian nama itu justru menjadi daya tarik dan punya nilai kesejarahan.
"Saya mendukung nama-nama tempat di kawasan Bromo dikembalikan kepada aslinya, sesuai nama yang diberikan warga Tengger," kata Masyarakat Adat Nusantara (Matra), Digdoyo P. Djamaluddin, Sabtu, 31 Agustus 2024.
Pengembalian ke nama lama, kata Yoyok, panggilan akrab Digdoyo P. Djamaluddin, memiliki kesejarahan. Sebab kalau nama berubah-ubah sesuai kehendak orang, lama-lama nama lokal (Tengger) akan tenggelam.
"Saya setuju nama Lembah Watangan karena berupa lembah. Kalau Bukit Teletubbies di mana Teletubbies-nya, gak ada kan?" kata Ariesta, wisatawan asal Surabaya.
Hal senada diungkapkan Suyono, wisatawan Bromo asal Jember. "Bagaimana pun nama yang asli lebih baik dibandingkan nama baru yang tidak jelas sejarahnya," ujarnya.
Advertisement