Wisata Sungai Tangkis di Blitar, Gratis dan Kaya Oksigen
Selama masa pandemi Covid-19, tentu Anda sudah merindukan untuk berwisata menikmati keindahan alam. Wisata alam menjadi salah satu dambaan masyarakat ketika menghabiskan waktu berlibur di sela-sela waktu senggang.
Ada obyek wisata yang cocok dipakai refreshing dan menghirup oksigen bersih bagi paru-paru kita. Namanya Sungai Tangkis. Tempatnya sejuk di sekitar pepohonan Hutan Jati. Lokasinya berada diantara Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Sutojayan, sepanjang dua kilo meter sampai Desa Darungan kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Nama Sungai Tangkis merupakan sebutan warga sekitar. Menurut mereka, Sungai Tangkis merupakan pecahan Sungai Brantas yang terbagi di hulu Bendungan Wlingi Raya, Kelurahan Njegu dan Desa Tumpang Kecamatan Talun. Bendungan tersebut dibangun sejak zaman Orde Baru. Benduangan membentang sampai Kabupaten Tulungagung untuk mengairi sawah di selatan Sungai Brantas.
Tempat ini sempat dipakai untuk Perkemahan Bakti Saka Bakti Husada Tingkat Nasiona (Pertinas) Pramuka pada 2016 silam. Ada jembatan yang dibuat untuk kegiatan tersebut. Namanya Jembatan Mukidi. Jembatan yang sempat viral itu sampai sekarang masih tersisa jejaknya.
Endah, salah satu pengunjung wisata alam Sungai Tangkis, datang bersama keluarganya. Warga Sanan Wetan, Kota Blitar ini mengaku sudah dua kali berkunjung. Dia merasa nyaman menikmati air sungai yang bersih. Di lokasi ini dia sengaja kamping sambil membawa peralatan masak dan bekal untuk makan keluarganya.
"Sengaja bawa bekal dari rumah buat masak-masak di sini," kata Endah.
Mereka memang bukan Pramuka, tapi tak ada salahnya bukan menikmati wisata alam seperti ini. Apalagi, kata Endah, kawasan di Sungai Tangkis ini kaya dengan oksigen. "Kalau kami duduk-duduk dipinggir sungai ini, banyak manfaat yang kami peroleh. Kami nikmati pemandangan air bersih, menghirup udara segar yang mengandung oksigen karena ada banyak pohon, sangat pas untuk memperoleh kedua manfaat itu. Apalagi kalau pas lagi 'gabut' (tak punya aktivitas)," ujarnya.
Endah mengaku selama diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), wisata Sungai Tangkis menjadi alternatif kunjungannya.
Selain pengunjung seperti Endah, di sekitar juga berdiri banyak tenda yang dibuat dari bambu dan terpal. Tenda itu milik pedagang. Mereka menjajakan minuman dan makanan ringan. Pedagang yang berjualan itu juga menyediakan tikar dan karpet yang dipergunakan wisatawan lokal untuk lesehan di bibir sungai yang airnya mengalir bersih.
Selama setahun ini, setelah dibangun plengsengan Sungai Tangkis terlihat rapi dan indah. Menurut Lia warga Kecamatan Garum, dirinya mencari rezeki dengan menjual minuman dan makanan ringan. Dia buka warung mulai pukul 16.00-20.00 WIB. "Tutupnya ya nunggu sampai pengunjungnya sepi," sambung dia.
Keuntungan selama berjualan di Sungai Tangkis setiap hari bisa meraupRp 150.000. Keuntungan berlipat sampai Rp 300.000 di weekend, Sabtu dan Minggu.
Para pedagang berjajar rapi menjajakan makanan, minuman serta aksesoris di sepanjang Sungai Tangkis.
Bahkan ada pedagang yang menata pinggiran Sungai Tangkis dengan lampu warna warni, sehingga kawasan itu menjadi lebih indah untuk dinikmati pada malam hari.