Wisata Malam Jelajahi Peradaban di Kuburan Londo Malang
Wisata sejarah tak melulu harus ke museum atau ke beberapa tempat bersejarah lainnya. Di Kota Malang jejak peradaban ditelusuri di areal pemakaman seluas 12 hektar, tepatnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sukun, Kota Malang.
TPU Sukun sering juga disebut makam londo (Belanda) oleh orang Malang. Maklum komplek pemakaman tersebut sudah ada sejak era kolonial dengan nama Europese Begraafplaats Soekoen te Malang, sekitar 1919, silam.
"Dulu para jenazah orang-orang Eropa dibawa kesini dengan menggunakan kereta jenazah. Makanya gerbangnya sebesar ini. Ini mungkin ratusan meter tingginya," terang pemandu wisata Dark Tourism TPU Sukun, Deasy Yumnasari.
Di TPU Sukun sendiri, ada beberapa tokoh yang dimakamkan, di antaranya Dolira Chavid (Tante Dolly), Joseph Wang CDD Pendiri Hua Ind, CG Lavalette pendiri RS Lavalete, sampai Pieter A Allaris, pengikut Freemasson sampai Mgr Clement Van Den Pas O Carm, misionaris ordo Karmel dari Belanda.
Maka untuk memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada di kompleks pemakaman itu, pihak TPU Sukun membuka paket wisata yaitu, Dark Tourism.
"Kami ingin mengubah image kuburan selama ini dikenal seram. Namun bisa menjadi sarana pembelajaran," tutur Kepala UPT TPU Disperkim Kota Malang, Taqruni.
ngopibareng.id kemudiann memutuskan untuk menjajal paket wisata menjelajahi kompleks kuburan kuno tersebut yang dimulai pada pukul 19.00 WIB.
"Kita berdoa dulu sebelum masuk kuburan, agar semua dilancarkan," tutur Deasy Yumnasari.
Malam itu Kota Malang lumayan dingin, udara dingin menusuk-nusuk permukaan kulit. ngopibareng.id ditemani sekitar 5 orang plus satu pemandu wisata.
"Mereka ini teman-teman saya. Pernah ikut workshop pemandu wisata," ujar Deasy Yumnasari.
Biasanya, kata Deasy Yumnasari, paket wisata tersebut sifatnya rombongan. Satu rombongan minimal 5 orang, dengan kontribusi sebesar Rp60 ribu.
"Biasanya tiap bulan ada yang daftar paket Dark Tourism. Kebetulan saja bulan ini tidak ada. Karena Mas sendiri, jadi kita mulai jam 7 aja. Biasanya itu dimulai jam 10 sampai jam 12 malam," tuturnya.
Temaram menyelimuti Kota Malang, suasana kuburan sunyi, sepi, sesekali dihibur oleh suara jangkrik.
"Ini adalah makam Dolira Chavid atau yang kita kenal sebagai Dolly, yang terkenal dengan tempat prostitusinya, Gang Dolly," terang Deasy Yumnasari.
Dari keterangan nisan, Tante Dolly sendiri wafat pada Januari 1992. Lalu dimakamkan di TPU Sukun, Kota Malang. Mengapa Tante Dolly bisa ke Malang dan kapan dimakamkan, Deasy Yumnasari sendiri belum tahu jelas.
"Itu masih digali datanya oleh tim khusus," ujarnya.
Kami lalu melanjutkan perjalanan ke makam Pieter A Allaris, seorang tokoh Freemason di Kota Malang. Di nisannya terpahat logo 'daun accasia' yang menggambarkan immorality of soul merupakan suatu simbol di kalangan Freemason. Pieter wafat pada tahun 1941.
Beralih beberapa puluh meter, ngopibareng.id diajak mengunjungi superior misionaris Nasrani dari ordo Carmel, Mgr Clement Van Den Pas O Carm.
Makam Pastur Clement dikelilingi oleh puluhan suster yang makamnya dibuat menghadap ke pusara Pastur Clement.
"Ini adalah penyebar ordo Carmel di Malang. Ia Desember 1933 pada usia 48 tahun. Oktober tahun lalu ribuan umat Katolik berkumpul di sini mengadakan misa arwah. Dia ini ibarat kiyai bagi umat Katolik," tutur Deasy Yumnasari.
Lalu setelah itu ada beberapa makam yang kami kunjungi seperti makam Johannes Emde pendiri Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).
Setelah berkeliling selama satu jam, menjelajahi makam berakhir. Kami berkumpul melingkar di kantor UPT TPU Disperkim Kota Malang dekat dengan gerbang masuk makam. Saat itu jam menunjukkan pukul 20.00 WIB.
"Kalau masuk tengah malam memang sering ada kejadian mistis. Tapi saya tidak ingin menceritakan detilnya seperti apa. Karena yang kami tonjolkan adalah sisi sejarahnya," terang Deasy Yumnasari.
Perjalanan paket wisata Dark Tourism itupun ditutup dengan merapalkan doa sebagaimana sebelum memulai perjalanan tadi.
Paket Dark Tourism sendiri kata Deasy Yumnasari mulai diluncurkan pada Februari 2019 dengan rombongan pertama sejumlah 15 orang.
Advertisement