Wisata Kya-Kya Surabaya di Malam Bulan Purnama, Banjir Pengunjung
Alunan simbal dari Walikota Surabaya, Eri Cahyadi diiringi tarian Barongsai resmi menjadi pertanda dibukannya wisata kuliner Kya-Kya, Kembang Jepun, Surabaya, Sabtu, 10 September 2022.
Dibukannya kembali kawasan wisata pecinaan ini disambut dengan meriah oleh warga. Dari pantauan Ngopibareng.id, area Kya-Kya disesaki oleh ribuan pengunjung sejak pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.
Sekitar 58 stand UMKM yang berjualan pun ramai diborong pembeli. Bahkan, beberapa stand tampak diserbu pengunjung hingga antrean mengular. Pengunjung wisata kuliner Kya-Kya pun terbagi menjadi dua. Ada yang memang ingin berwisata kuliner. Ada pula yang datang untuk menikmati hiburan yang ditampilkan, seperti Barongsai, Leang Leong hingga musik kecapi.
Dalam sambutannya Walikota Eri Cahyadi mengungkapkan rasa senangnya. Wisata Kya-Kya bisa dikembalikan kemeriahannya setelah sekian lama 'mati suri'. Menurutnya, Kya-Kya mencerminkan Surabaya dengan budaya yang beragam.
"Surabaya kota luar biasa yang tidak hanya memiliki mal-mal besar. Tapi juga tetap menjunjung tinggi budaya arek, ciri dari budaya arek adalah kaya akan budaya dan bertoleransi," kata Eri Cahyadi menggebu saat peresmian acara.
Harapannya, wisata Kya-Kya yang dibuka tepat saat malam bulan purnama ini menjadi pertanda baik ke depannya. Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, malam bulan purnama menjadi pertanda keberuntungan.
"Malam ini Kya-Kya dibuka dengan bulan purnama yang sangat indah, bulat sempurna. Dengan ini saya berharap Kya-Kya tidak akan mati suri lagi," ungkap Eri Cahyadi.
Warga Kulineran Malam
Salah warga yang datang di kawasan wisata Kya-Kya Khusnul Hasana mengungkapkan, rasa senangnya karena ada destinasi baru di Surabaya, khususnya dalam hal kuliner.
Ia sengaja datang untuk mencicipi makanan Chinese Food di Kya-Kya. Namun, karena banyaknya manusia yang memenuhi area di kawasan Surabaya utara tersebut ia tak menemukan apa yang dicari.
"Tidak ketemu, saking banyaknya lautan manusia, makan yang ada saja. Tapi bagus memang sekarang tempatnya," kata Khusnul.
Warga Surabaya Timur ini mengeluhkan meja dan kursi makan yang masih kurang, alhasil banyak pengunjung yang harus duduk di depan ruko-ruko yang sudah tutup.
"Meja kursinya kurang banyak, rebutan sama yang lain," imbuhnya.