Wisata Halal bukan untuk Berangus Kearifan Lokal, Pesan Wamenag
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid mengakui masih ada masyarakat yang keliru paham tentang wisata halal. Mereka khawatir wisata halal akan memberangus kearifan lokal.
Wamenag mengatakan, keliru paham tentang wisata halal ini harus diluruskan. Menurutnya, kawasan wisata halal memang disesuaikan dengan nilai-nilai syariat Islam. Namun, itu bukan bertujuan agar bertabrakan dengan nilai-nilai kearifan lokal.
"Dalam syariat Islam, kita mengenal bahwa kebiasaan baik yang telah dijalankan oleh penduduk setempat tetap dipelihara dan dipertahankan selama tidak bertentangan dengan maqashid syariah," jelas Wamenag saat memberikan sambutan pada Grand Launching Aplikasi dan Website Treetan.com di Birawa Room Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu 17 November 2021.
Wisata Syariah atau wisata halal, kata Wamenag, mengandung arti pemberian fasilitas bagi wisatawan muslim agar dapat menunaikan kewajiban syariatnya. "Proses birokrasi wisata tersebut misalnya, tersedianya makanan dan minuman yang telah dipastikan kehalalannya, adanya fasilitas beribadah, serta kemudahan untuk melakukan transaksi keuangan syariah, dan fasilitas lainnya," jelasnya.
Pelaku Industri Halal
Wamenag berharap, pelaku industri halal dan ekonomi syariah terus berikhtiar, mengikis kesan eksklusivisme halal yang masih ada di tengah masyarakat. Caranya, kata Wamenag melalui pencerahan seluas-luasnya tanpa perlu menimbulkan kerumitan baru, yakni dengan menggali nilai-nilai yang selama ini sudah mengalir dalam dunia usaha.
Peresmian aplikasi dan website treetan.com ditandai dengan peletakan tangan di layar LCD yang dilakukan Wamenag Zainut Tauhid, didampingi Direktur PT Treetan Nusantara, Aan Yugiastomo, Ketua ISMI, Ilham Habibie.
Hadir mendampingi Wamenag, Sekretaris Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, Arfi Hatim. Sementara Imam besar masjid Istiqlal yang juga mantan Wamenag, KH Nasaruddin Umar memberikan doa secara daring dari Kendari Sulawesi Tenggara.
Advertisement