Wisata Edukasi Kampung Tahu Kediri, Bangkit Pasca COVID
Seiring menurunnya pandemi COVID -19, geliat pariwisata di berbagai daerah sudah mulai terlihat mengalami peningkatan. Salah satunya di Wisata Edukasi Kampung Tahu Kediri. Di sini pengunjung tidak hanya sekadar datang untuk membeli oleh-oleh, tapi mereka juga diberi kesempatan untuk melihat secara langsung proses pembuatan tahu.
Para pengrajin tahu yang sudah eksis sejak tahun 1958 ini tersebar di 8 RT dan 2 RW, Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren. Tercatat sedikitnya ada sekitar 30 pengrajin tahu yang sampai sekarang masih tetap eksis menggeluti bidang usahanya tersebut.
Meski, peralatan yang digunakan membuat tahu masih tergolong tradisional, produksi tahu di kelurahan ini sangat inovatif. Mereka bisa membuat segala macam menu masakan berbahan tahu, mulai dari stik tahu, tahu wolak-walik, tahu putih, tahu kuning, tahu sayur, krupuk ampas tahu, hingga coklat tahu.
Jika liburan tiba, terutama libur puasa hingga hari raya, banyak pengunjung yang mampir dari luar kota. Para pengunjung itu umumnya para pemudik sengaja mampir untuk membeli oleh-oleh makanan khas Kediri.
Karena sudah dikenal luas sebagai sentra pengrajin tahu berbasis home industri, Pemerintah Kota Kediri meluncurkan Kelurahan Tinalan, sebagai tempat wisata edukasi kampung tahu bernama "Wisata Edukasi Kampung Tahu".
Launching Wisata Kampung Tahu dilakukan pada bulan Agustus 2019 lalu. Sebagai salah satu upaya menarik pengunjung, kelurahan telah menggaet sejumlah hotel di Kota Kediri untuk diajak bekerjasama mempromosikan Wisata Edukasi Kampung Tahu.
Pasang Surut Usaha, Pengrajin Tahu Tetap Eksis
Sejak Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan Kota Kediri sebagai salah satu daerah zona merah penyebaran Virus COVID -19 pada bulan April 2022 lalu. Otomatis banyak wisatawan yang tidak berani datang berkunjung ke Kota Kediri.
Wabah corona yang melanda di Kediri berdampak pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) khususnya pembuat tahu takwa merugi. Bahkan, mereka tidak lagi produksi tahu khas Kediri, lantaran tidak ada biaya.
"Penjualan menurun drastis, akhirnya tidak ada lagi yang mau produksi. Mereka berhenti sementara, sambil menunggu kondisi pulih kembali," kata Jamaludin, Ketua Paguyuban Pengrajin Tahu, Kelurahan Tinalan, Sabtu 22 April 2020 lalu.
Setelah pandemi COVID -19 menurun, sejumlah pemerintah daerah sudah mulai berani membuka kembali tempat wisata. Semenjak setahun terakhir ini, lambat laun daya beli masyarakat sudah mulai membaik. Banyak wisatawan lokal pun luar daerah datang berkunjung ke Wisata Edukasi Kampung Tahu.
"Alhamdulillah sudah mulai membaik, pembelinya yang datang ke sini ada lokalan Kediri dan dari luar daerah seperti Surabaya," terang Sonik pengrajin tahu Populer Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantran, Kota Kediri Minggu, 30 Oktober 2022.
Saat daya beli masyarakat sudah mulai membaik, para pengrajin tahu justru dihadapkan pada persoalan baru yaitu naiknya harga bahan baku kedelai. Harga kedelai impor sebelumnya dijual Rp 12 ribu per kilo kini naik Rp 14 ribu.
Untuk menyiasati agar tidak merugi, para pengrajin terpaksa harus menaikkan harga tahu. Satu besek isi 10 tahu dijual Rp 21 ribu, sebelumnya dijual Rp 20 ribu. "Kami setiap harinya produksi sekitar 4 ribu tahu. Begitu ada kenaikan harga kedelai agak menyusut menjadi 3.500 biji tahu," ungkapnya.
Meski demikian, dirinya merasa tetap bersyukur, karena saat ini sudah tidak ada lagi penerapan pembatasan di berbagai daerah sehingga kunjungan wisata tetap berjalan.
Advertisement