Wisata Candi Singasari di Malang, Dibangun Mahapatih Majapahit
Keberadaan Kerajaan Singasari di Malang, meninggalkan sejumlah jejak. Salah satunya Candi Singasari, di wilayah Kabupaten Malang. Candi ini dibangun oleh Mahapatih Majapahit, untuk raja terakhir Kerajaan Singasari, Raja Kertanegara.
Lokasi Candi Singasari
Candi Singasari terletak di Jalan Kertanegara, Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Lokasinya tak jauh dari pusat Kota Malang. Bila ditempuh dari Alun-alun Kota Malang, jaraknya hanya sekitar 13 kilometer, atau berkendara selama 30 menit dalam kondisi normal.
Candi Singasari berada tak jauh dari pusat keramaian di sekitar Pasar Singasari. Akses jalan aspal pun cukup baik, meski tak ada lokasi parkir khusus untuk pengunjung candi.
Fasilitas di Candi Singasari
Pengunjung tak perlu membayar tiket masuk jika ingin berkunjung ke Candi Singasari di Malang. Cukup masuk ke pos informasi dan mengisi buku tamu yang disediakan petugas.
Berkunjung ke Candi Singasari juga bisa dilakukan sepanjang hari setiap minggu, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 setiap harinya. Di area Candi Singasari, pengunjung bisa melihat berbagai reruntuhan arca, juga candi utama yang terpelihara dengan baik. Terdapat pula toilet dengan kotak donasi yang bisa diisi secara sukarela.
Sejarah Candi Singasari
Candi Singasari merupakan candi yang dibangun untuk menghormati raja terakhir dari Kerajaan Singasari, Raja Kertanegara. Candi ini sering disebut pula sebagai tempat pendarmaan abu Raja Kertanegara.
Museum Panji menyebut, Raja Kertanegara menjadi raja terlama di kerajaan yang dibangun oleh Ken Angrok di tahun 1222 itu. Bila pendahulunya rata-rata berkuasa tak lebih dari 20 tahun, Raja Kertanegara memimpin selama 24 tahun, setelah menggantikan Raja Wisnuwardhana. Kertanegara memimpin sejak 1268 hingga 1292.
Candi Singasari juga mengalami proses pembangunan jauh setelah Kertanegara tewas dibunuh Jayakatwang, dalam pemberontakan yang juga meruntuhkan Singasari.
Adalah Mahapatih Majapahit bernama Mpu Mada, yang membangun Candi Singasari, di tahun 1351 Masehi. Catatan ini didapat dari prasasti batu, yang ditemukan tak jauh dari Candi Singasari.
Dilansir dari laman Kemendikbud, pembangunan Candi Singasari unruk Raja Kertanegara, digagas oleh Patih Gadjah Mada. Mahapatih pemilik Sumpah Palapa ini dipercaya memiliki cita-cita ingin mempersatukan Nusantara, lantaran keberanian Kertanegara menantang Kubilai Khan.
Berdasar Kidung Harsawijaya, Kertanegara mengiris telinga utusan Kubilai Khan, Meng Ki, sebagai simbol menolak tunduk, di tahun 1289.
Keindahan Candi Singasari
Candi Singasari sendiri kini berdiri gagah di tengah tanah lapang, di tengah pemukiman penduduk. Candi Singasari memiliki desain unik. Terbuat dari batu andesit, bila dilihat dari jauh bentuknya mencerminkan Gunung Mahameru.
Laman kemendikbud menyebut ada lima arca yang diambil Belanda sejak tahun 1804. Arca tersebut antara lain Siwa Bhairawa, Durga Mahisasuramardhini, Ganesa, Nandiswara, Mahakala dan Lembu Nandini. Kini tersisa arca Agastya dalam kondisi rompal, dan sebuah yoni.
Pada bagian badan candi, terdapat empat relung semu dan ruang kosong. Candi Singasari juga banyak disebut sebagai candi yang tak tuntas pembangunan. Hanya pada bagian atas candi yang sebagian telah terisi dan terukir dengan hiasan. Tampak kepala kala di bagian atas candi telah terukir dengan indah.
Namun, kondisi kepala kala yang ada di atas pintu masuk lainnya, sebagian besar polos dan belum terukir hiasan apapun. Begitu pula, panel yang ada di bagian kaki dan badan candi. Sebagian besar kosong belum sempat terukir kisah layaknya candi-candi lainnya.
Meski, keindahan Candi Singasari di Kabupaten Malang, tetap bisa dinikmati. Pakar berpendapat, desain Candi Singasari memiliki gaya Singasari yang khas dengan motif floral, sehingga memikat Belanda untuk membawa arca ke negaranya.