Wisata Bromo Ditutup, Tour and Travel Merugi Belasan Juta
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) memutuskan untuk menutup empat pintu gerbang menuju destinasi wisata Bromo,. Menyusul kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Bromo pekan ini.
Penutupan wisata Bromo rupanya memiliki dampak besar terhadap kelangsungan usaha tour and travel yang biasanya berlalu lalang membawa wisatawan. Para pengusaha tour and travel mengaku mengalami kerugiaan hingga belasan juta.
Bondan Aldiansyah, pemilik Travel Bara Bromo mengatakan, akibat penutupan wisata Bromo karena kebakaran, roda perekonomian yang ada disekelilingnya berhenti total.
"Sangat banyak customer yang kecewa dan merasa dirugikan karena gagal berangkat ke Bromo," katanya saat dihubungi Ngopibareng.id, Selasa, 12 September 2023.
Bondan menyebut, kerugian yang dialami mencapai belasan juta rupiah. Jumlah tersebut terus bertambah lantaran masih banyak customer yang meminta pengembalian dana karena gagal berangkat.
"Setiap harinya ada 10 sampai 20 orang yang membatalkan keberangkatan. Padahal seharusnya sampai akhir September sudah full booking," katanya.
Saat ini, ungkap Bondan, tidak ada aktivitas wisata di kawasan Bromo sebab semua berfokus untuk memadamkan api yang semakin meluas.
Baginya penutupan kawasan wisata Bromo sampai batas waktu yang tidak ditentukan, bagaikan dua sisi mata pisau bagi pelaku usaha tour and travel. Itu karena penghasilannya bergantung dari wisatawan yang berkunjung.
"Disatu sisi kami mendukung penutupan Bromo demi keselamatan dan kelancaran proses pemadaman, mengingat api yang menyebar cukup luas dan membahayakan. Disisi lain semakin lama pelaku wisata akan semakin dirugikan dengan adanya penutupan wisata Bromo," paparnya.
Ia menghimbau, kepada para wisatawan agar tidak menggunakan properti berbahaya seperti flare untuk berfoto kawasan wisata Bromo. Sebenarnya, kata Bondan, permintaan pemakaian flare kawasan wisata Bromo kerap kali datang dari wisatawan. Tetapi hal ini diminimalisir oleh pihak tour and travel atau EO dengan mengedukasi customer.
"Kami memang pernah mendapatkan tawaran preweding pakai flare, tapi saat itu kami himbau untuk memakai properti yang lebih aman. Sebab, saat itu padang savana juga sudah mulai mengering. Jadi kami tolak dan edukasi," tandasnya.
Terakhir, Bondan berharap, kebakaran bisa segera padam dan aktivitas wisata bisa kembali dilakukan.
Untuk diketahui, Kebakaran karhutla di kawasan Bromo tersebut dipicu adanya flare yang dinyalakan pasangan Prewedding di Bukit Teletubbies, Rabu, 6 September 2023 lalu.
Advertisement