Wisata An-Nur 2, Waqiah Istighosah Shalawat Asmaul Husna Tahlilan
Di kawasan Malang Selatan ada beberapa pesantren sepuh dan berkembang, di antaranya adalah An-Nur di Bululawang, yang didirikan oleh KH Anwar. KH Hasyim Muzadi sering cerita bahwa Kiai Anwar inilah yang menjadi gurunya sejak di NU Malang hingga menjadi Ketua PBNU.
Sepeninggal Kiai Anwar, putra-putri beliau melanjutkan dengan membangun cabang-cabang, yakni An-Nur 1, An-Nur 2 dan An-Nur 3. Kebetulan beberapa hari yang lalu saya sowan ke An-Nur 2 yang didirikan oleh KH Badrudin bin Kiai Anwar.
Secara nasab Kiai Badruddin adalah kakek kami, sehingga putra-putri beliau berada di jalur paman, meskipun dari beberapa putra beliau usianya lebih muda dari pada saya tapi tetap saya memanggilnya dengan paman.
Ada ciri khas dari Ponpes An-Nur 2 ini, yaitu nama WISATA. Informasi yang saya terima bahwa dulu di masa sugeng Yai Badruddin, jika ada tamu beliau temui dengan mengelilingi pondok, bukan di ruang tamu. Kontur tanah yang naik turun serta taman yang indah akhirnya melekat kepada pondok ini.
Bukan Sakadar Wisata
Tidak sekadar itu, WISATA juga memiliki singkatan, yakni Waqiah, Istighosah, Salawat, Asmaul Husna dan Tahlilan, yang merupakan amalan keseharian di pesantren ini.
Pesantren ini maju pesat, bersamaan usia sepuh Kiai Badruddin. Di usianya yang ke 75 beliau wafat. Wafatnya seorang ulama digambarkan dalam hadis:
ﻭﻋﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻳﻘﻮﻝ: " «ﻣﻮﺕ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﻣﺼﻴﺒﺔ ﻻ ﺗﺠﺒﺮ، ﻭﺛﻠﻤﺔ ﻻ ﺗﺴﺪ ﻭﻫﻮ ﻧﺠﻢ ﻃﻤﺲ، ﻭﻣﻮﺕ ﻗﺒﻴﻠﺔ ﺃﻳﺴﺮ ﻟﻲ ﻣﻦ ﻣﻮﺕ ﻋﺎﻟﻢ» ". ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻜﺒﻴﺮ
Dari Abu Darda' bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Wafatnya orang berilmu adalah musibah yang tak tergantikan dan lobang menganga yang tidak bisa ditambal. Wafatnya orang berilmu seperti bintang yang redup. Wafatnya satu suku lebih ringan bagiku dibanding wafatnya orang yang berilmu" (HR Thabrani dalam Mu'jam Al-Kabir)
Namun Sayidina Ali menyampaikan kabar gembira sebagai penjelasan hadis di atas:
ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻲ ﻭﺇﺫا ﻣﺎﺕ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﺛﻠﻢ ﻓﻲ اﻹسلام ﺛﻠﻤﺔ ﻻ ﻳﺴﺪﻫﺎ ﺇﻻ ﺧﻠَﻒ ﻣﻨﻪ
Ali berkata: "Jika ada orang Alim wafat maka ada lobang yang tidak bisa ditutup kecuali oleh keturunannya" (Ihya', 1/7)
Kiai Badruddin telah berhasil mengader putra putrinya menjadi pengganti beliau. Nama yang sudah populer sebagai pengasuhnya adalah Dr KH Fathul Bari, setelah lulus dari Pondok Ploso beliau melanjutkan di bangku kuliah hingga mencapai gelar doktor. Dari dulu saya sering menerima forward "One Day One Hadis", ulasan hadis yang lengkap dari berbagai referensi.
Ada juga Gus Zein, saya menjadi akrab dengan beliau di antara sekian putra Kiai Badruddin, karena pernah bersama menghadiri Haul Sayidah Khadijah di Melaka, Malaysia. Beliau pun juga rajin memposting maqalah dalam bentuk meme dan disebarkan ke media sosial. Dan masih banyak lagi putra-putri beliau yang akan terus melanjutkan Ponpes An-Nur 2, Bululawang, Malang.
Demikian catatan Ust Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pesantren Raudlatut Ulum, Suramadu.
Advertisement