Wisata 60 Hektar Ini Tutup Akibat Pandemi, Eks Karyawan Menjerit
Imbas pandemi Covid-19 dan pemberlakuan kebijakan pembatasan kegiatan atau PPKM berdampak nyata pada bisnis wisata. Salah satu tempat wisata edukasi di Kabupaten Pasuruan yakni Bhakti Alam dinyatakan tutup setelah manajemen angkat tangan dengan kondisi sepinya pengunjung.
Bhakti Alam yang terletak di Desa Ngembal, Kecamatan Tutur Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan itu terpaksa tutup karena masih belum jelasnya kapan pandemi Covid-19 usai. Hasilnya, ratusan karyawan yang didominasi warga sekitar Bhakti Alam menelan pil pahit berupa pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Dedy, salah satu eks karyawan Bhakti Alam mengungkapkan, kondisi pandemi dan kebijakan PPKM dirasakan sangat berdampak pada pemasukan Bhakti Alam. Buka tutup tempat wisata dirasakan benar-benar menurunkan jumlah pengunjung ke wisata yang menawarkan edukasi perkebunan itu.
"Kami terakhir buka pada bulan Juli. Setelah itu kebijakan owner adalah menutup dan melakukan PHK. Ada sekitar 100 orang yang diberhentikan termasuk saya," ujar Dedy, Sabtu 25 Desember 2021.
Dedy mengungkapkan, pengunjung memang merosot tajam. Bahkan sering tanpa pengunjung saat Bhakti Alam kembali dibuka. Keputusan manajemen Bhakti Alam untuk menutup wisata dan memilih hanya mengolah perkebunan memang menjadi pukulan bagi pekerja di sana.
Menurut Dedy, pemberhentian karyawan yang mencapai ratusan orang itu sangat memukul mereka. Karena karyawan yang didominasi warga sekitar itu sudah menggantungkan hidupnya pada Bhakti Alam. Selain sebagai karyawan, sebagian warga sekitar juga mengandalkan pendapatan dengan membuka warung-warung kopi di sekitar Bhakti Alam.
"Sangat berdampak penutupan ini. Apalagi ya itu banyak warga sekitar yang menggantungkan pendapatan dari Bhakti Alam. Sangat disayangkan," terang Dedy.
Mengenai keputusan manajemen menutup sementara atau selamanya, Dedy masih belum tahu hal itu. Yang jelas dia dan ratusan teman-temannya sekarang tidak lagi menjadi karyawan tempat wisata dengan luas 60 hektar dan menyajikan 30 tumbuhan buah-buahan Indonesia.
"Masih belum tahu (sementara atau selamanya). Yang jelas kami diberhentikan dan manajemen hanya mengolah perkebunan saja," terang Dedy.
Advertisement