Wirid Lima Pusaka Kiai Hasyim Asy'ari Penguat Iman
Pendiri Pesantren Tebuireng Jombang, Bapak Umat Islam Indonesia, Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, seorang tokoh yang setia melanjutkan ajaran-ajaran Walisongo. Dengan ajaran yang mengedepankan akhlak dalam menyampaikan pesan-pesan ajaran Islam sehingga Islam dengan mudah diterima di Nusantara.
"Syi'iran ini merupakan ajaran dari ulama-ulama pesantren, yang diijazahkan Kiai Hasyim Asy'ari kepada umat Islam," tutur KH Sholeh Qosim Sidoarjo.
Pada suatu zaman, Kiai Hasyim Asy'ari mengajarkan Wirid Pujian. Wirid ketika ada wabah dalam suatu negara:
Li khamsatun uthfii bihaa
Harral wabaa il haa thimah
Al-musthafa wal murtadha
Wabnahumaa wal faathimaah
Laa ilaha illa anta
Yaa hayyu yaa qayyum
Laa ilaha illa anta
Subhanaka inni kuntu minaddhalimin
Ya dzaljalali wal ikram
amitsnaa 'alaa diinil islam
Asbabul Wurud
Peninggalan para wali (Walisongo) yang menerapkan kehidupan dan ajaran Islam di tanah Jawa sangatlah banyak.
Walisongo mengajarkan sejatining Islam atau Islam yang sejati(Islam seutuhnya). Yang menjadikan umat manusia berakhlaq, berbudi pekerti dan berbudaya.
Salah satu peninggalan para wali yang turun-temurun adalah syi'ir/tembang, yang biasanya di masyarakat Jawa dikumandangkan menjelang shalat sehabis adzan. Dilantunkan sambil menunggu jamaah, sebagaimana syi'ir Lima Pusaka. Ini adalah bentuk doa yang dituangkan dalam syi'ir/tembang.
Syiir Lima Pusaka yang lebih populer pada tahun 1950 sampai 1970an di Pulau Jawa. Dilantunkan di langgar (mushala) dan masjid sering terdengar di kumandangkan sehabis adzan (sambil menunggu jamaah).
Berikut syi'ir Lima Pusaka dan artinya:
Likhomsatun uthfi biha// Kharral wabaa il // khatimah Al Musthafa // wal Murtadha // Wabnahuma wa Fathimah (2 Kali).
Saya memiliki lima pusaka, untuk membuka pintu surga, untuk memadamkan api neraka, dan menolak siksanya Allah (2 Kali).
"Kulo gadah aji – aji limo Kangge mbuka lawange suwargo"
Saya memiliki lima pusaka Untuk membuka pintu surga
"Kangge nyurup geni neroko Lan nyengkalani siksane Alloh"
Untuk memadamkan api neraka Dan menolak siksanya Allah
"Aji-aji limo wujud manungso Linuwih ilmu sumber tulodo"
Pusaka lima berwujud manusia,
Puncaknya ilmu (dan) sumber teladan
"Tindak lakune adoh ing olo Manah niate tansah waskito"
Tingkah dan perilakunya jauh dari kesalahan Hati dan akalnya selalu lurus
"Kanjeng Muhammad Rasulillah, Sayyidatun Nisa Siti Fatimah, Sayyidina Ali karromallohu wajhah, Putro kekalih Hasan lan Husain"
Nabi Muhammad Rasulillah, Sayyidatunnisa Siti Fathimah, Sayyidina Ali karramallahu wajhah, Dan kedua putranya Hasan dan Husain
"Sinten kemawon kang nyolawati Kanjeng Nabi tansah nyafa’ati Marang limone yen nrisnani Gusti Alloh bakal ngridhani"
Siapa saja yang suka bershalawat Baginda Nabi saw akan memberikan safa’atnya Untuk siapa saja yang mencintai mereka Allah akan selalu meridhainya
"Para malaikat padha shalawat Bumi lan langit sedaya khidmat"
Para malaikat semua bershalawat Bumi dan langit semua berkhidmat
"Jiwo lima kinasih Alloh Jiwa lima satruning dosa"
Jiwa lima kekasih Allah jiwa lima tidak pernah melakukan dosa (bermaksiat)"Nadyan
"ibadah sak umur-umur Amal sodakoh ra keno diukur"
Meski ibadah selama hidupnya Sedekah sebanyak-banyaknya
"Marang limone yen ora akur Neroko panggone bakale njegur"
(Tapi) jika Kepada kelima (manusia suci) itu (memusuhi) Nerakalah tempat yang akan dimasukinya
"Mboten bakal ketrimo sholate Yen mboten maos sholawate"
Tidak akan diterima sholatnya Jika tidak membaca sholawat (kepada Nabi Muhammad dan keluarganya)
"Imam Syafi’i ngendikaake Niki bukti anunge drajate
"Imam syafi’i pernah mengingatkan
(tentang keutamaan Ahlul Bayt) Ini adalah bukti keagungan derajatnya (di sisi Allah swt)