Wiraswasta-Ibu Rumah Tangga Dominasi Kasus HIV/AIDS di Malang
Trend penemuan kasus baru HIV/AIDS di Kota Malang mengalami peningkatan. Hingga November 2023 ini jumlah kasus baru sudah mencapai 460 orang dan diperkirakan bakal terus meningkat sampai Desember 2023 nanti.
Sementara pada 2022 kasus HIV/AIDS di Kota Malang mencapai 482 lalu pada periode 2021 ada sebanyak 329 kasus yang ditemukan. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso mengatakan bahwa adanya tren kenaikan kasus baru HIV/AIDS ini perlu dilakukan program pencegahan.
"Artinya tren peningkatan terlihat. Penemuan ini sesuai data layanan HIV Kota Malang. Penemuan angka yang semakin tinggi, harus ada strategi program pencegahan dan penanggulangan. Bercermin dari masalah ini, butuh strategi sederhana tapi tepat sasaran," ujarnya pada Selasa 28 November 2023.
Erik mengatakan perlu adanya penanganan kasus HIV/AIDS secara komprehensif dengan melibatkan kelompok kunci, pemerintah hingga pelayanan kesehatan dalam menanggulangi hal ini.
"Dalam peringatan Hari AIDS Dunia, ada banyak cara pandang melihatnya. Kami berupaya memberikan cara pandang yang lebih komprehensif lagi. Perlu integrasi sehingga pelibatan seluruh elemen terwadahi," katanya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Heri Sutanto yang sering menangani pasien HIV/AIDS mengatakan, kelompok wiraswasta mendominasi pengidap HIV/AIDS di Kota Malang.
"Kota Malang menghadapi populasi baru, ibu rumah tangga menduduki posisi kedua setelah wiraswasta. Penyumbang angka positive rate-nya di Kota Malang lebih dari 10 persen," ujarnya.
Heri menambahkan bahwa Kota Malang masuk dalam peringkat lima besar kasus positif HIV/AIDS di daerah Provinsi Jawa Timur. Catatan ini menjadi peringatan untuk bisa segera dilakukan langkah-langkah eliminasi.
“Supaya tidak ada penularan, semua pasien harus ketemu dulu, diberikan obat sehingga dengan obat itu risiko penularan rendah. Lalu tidak ada lagi kematian karena HIV/AIDS, kemudian tidak ada lagi diskriminasi," katanya.