Wih, Warga Mojokerto 38 Tahun Pelihara Buaya Muara di Rumah
Seekor buaya muara ditemukan dipelihara di rumah warga Mojokerto, Jawa Timur, selama 38 tahun. Reptil tersebut dipelihara di rumah Sariati, 71 tahun, warga Desa Trawas, Kecamatan Trawas.
Buaya itu dipelihara di kolam berbentuk kotak tanpa air dengan ukuran 3 meter x 2,5 meter dengan kedalaman 2 meter yang berada di belakang rumahnya.
Sariati mengatakan, buaya tersebut merupakan peninggalan suaminya yang sudah meninggal sejak enam tahun lalu. Dia mengaku buaya itu dipelihara oleh suaminya sejak tahun 1984.
Buaya itu didapat sejak masih anakan. Ukurannya saat itu masih 40 centimeter. Tapi kini buaya itu sudah besar. Kira-kira panjangnya dua. Buaya itu kini bahkan sudah agresif.
Sariati merasa khawatir dengan keberadaan buaya tersebut. Hingga pada Rabu 9 Maret 2022, dia meminta bantuan dari petugas untuk mengevakuasi.
"Suami saya memang suka reptil, kalau temannya dapat biawak ya diterima. Bejo ini ya dikasih temannya. Waktu dirawat almarhum suami saya manut, sekarang jadi ganas," kata Sariati kepada wartawan, Rabu 9 Maret 2022.
Buaya yang diberi nama Bejo itu dulunya jinak. Itu karena dirawat oleh sang suami dengan kasih sayang. Bahkan, sering kali buaya itu dibawa bekerja, bersama hewan peliharaan lain suaminya. Seperti biawak, dan bunglon.
Suami Sariati adalah seorang camat di Mojokerto. "Dulu masih kecil suka dibawa pakai mobil pas dinas kerja, sama suami saya. Ya dimasukkan ke dalam mobil sama biawak juga," ujarnya.
Buaya muara itu biasa diberi makan kaki dan kepala ayam. Sering kali buaya itu juga tak diberi makan saat dia berkunjung ke rumah anak-anaknya. Itulah alasan Sariati meminta buaya itu dievakuasi.
"Saya kasih makan kaki ayam, atau kepala ayam. Kadang kalau ada ayam tetangga mati, ya dikasihkan ke Bejo. Kalau saya pergi ke rumah anak-anak, kadang kala takut lupa kasih makan. Saya minta tolong tetangga biasanya," jelasnya.
Hingga akhirnya, ia memilih untuk memberitahu perangkat desa setempat, karena sudah tak mampu merawat si Bejo lagi. Selain itu, dia khawatir jika hujan bisa membuat kolam tempat Bejo meluber. Takutnya Bejo jadi lepas.
"Makanya saya lapor kades. Tadi juga sudah ada yang datang. Terus ini ada yang datang dari BKSDA katanya. Saya ingin Bejo dievakuasi saja," katanya.
Saat ini Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim dan warga sekitar sedang melakukan koordinasi untuk melakukan proses evakuasi si Bejo, buaya muara dari kolam setinggi 2 meter di belakang rumah Sariati.
Advertisement