WHO Diprotes Taiwan Akibat Tak Balas Email Soal Covid-19
Taiwan menyatakan protes atas informasi yang diberikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di awal pandemi berlangsung. Negara yang tidak terdaftar sebagai anggota WHO karena keberatan yang disampaikan China, menyebut jika WHO telah bermain kata sehingga Taiwan tak tahu jika covid-19 yang ada di Wuhan bisa menular dari manusia ke manusia.
Informasi yang tidak disampaikan ke Taiwan di awal masa pandemi itu merampas waktu dan upaya yang bisa dilakukan sejak dini oleh Taiwan dalam memerangi pandemi.
Taiwan menyebut, WHO tidak membalas email yang dikirim oleh Taiwan pada 31 Desember. Dalam surat elektronik itu Taiwan meminta sejumlah informasi tentang virus yang muncul di Wuhan, termasuk apakah virus itu bisa menular dari manusia ke manusia.
Sedangkan WHO mengaku, emai yang diterima dari Taiwan tidak menyatakan pertanyaan tentang penularan antar manusia.
Menteri Kesehatan Chen Shih-cung membacakan email lawas berbahasa Inggris itu pada Sabtu, 11 April 2020.
"Sumber berita hari ini mengindikasikan sedikitnya enam kasus pneumonia di Wuhan, China, kata Chen membacakan email lawas itu.
"Otoritas kesehatan setempat berkomentar pada media jika kasus itu dipercaya bukanlah SARS, bagaimana pun sampel sedang diteliti dan pasien diisolasi,' lanjutnya.
"Kami sangat mengapresiasi jika kalian memiliki informasi relevan untuk dibagikan kepada kami," katanya lagi.
Chen mengatakan jika respon WHO atas email itu hanya sekedar bersilat lidah. Sebab setiap tenaga medis profesional pasti paham kondisi yang menyebabkan isolasi. "Jika diisolasi bukanlah peringatan, lantas itu apa," tanya Chen.
WHO merespon protes Taiwan melalui surat yang disampaikan pada Reuters. Dalam pernyataannya WHO mengatakan, "Kami telah bertanya kepada mereka, bagaimana mereka mengkomunikasikan ini pada kami, karena kami hanya paham atas satu email yang di dalamnya tidak menyebutkan pertanyaan penularan antara manusia, tapi mereka belum membalas," katanya, dialihbahasakan dari Reuters.
China mengumumkan jika virus ini menular antara manusia pda 20 Januari 2020. Pada 12 Januari, WHO menyatakan belum ada bukti nyata jika virus itu menular antar manusia.
Advertisement