WHO Bentuk Tim untuk Selidiki Asal Usul Covid-19, China Menolak
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membentuk sebuah gugus tugas, yang akan melakukan penelitian dan penyeleldikan asal virus Corona. WHO menganggap ini adalah kesempatan terakhir untuk melakukannya.
Hampir dua tahun sejak virus corona pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China, asal-usulnya masih belum jelas. Para ahli terus mempertanyakan apakah virus tersebut berpindah dari hewan ke manusia, atau apakah akibat adanya kebocoran dari laboratorium.
Pada bulan Februari 2021, misi bersama WHO-China menyimpulkan bahwa teori kebocoran dari laboratorium di Wuhan "sangat tidak mungkin" dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Namun, direktur jenderal WHO mengakui sulitnya memperoleh akses di China, sehingga menimbulkan rasa frustrasi atas tingkat akses yang diberikan China kepada misi internasional WHO ke China.
Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan laporan akhir dari misi yang kesulitan mendapat akses selama di China tersebut tidak melakukan penelitian cukup luas terhadap kemungkinan virus itu masuk ke manusia akibat bocornya laboratorium.
WHO pada hari Rabu kemarin telah mengumumkan nama-nama 26 nominasi untuk bergabung dengan Kelompok Penasihat Ilmiah yang baru didirikan untuk the Origins of Novel Pathogensa (SAGO), atau Asal-usul Novel Pathogensa. Tim ilmuwan yang diusulkan ini termasuk enam orang yang sebelumnya pernah ke China sebagai bagian dari misi WHO-China, tapi kesulitan mendapat akse.
Penunjukan anggota akan diformalkan dalam dua minggu setelah periode konsultasi publik, kata WHO.
“WHO berusaha untuk dapat kembali melihat masalahnya secara ilmiah", kata Michael Ryan, direktur kedaruratan WHO. “Ini adalah kesempatan terbaik kami, dan mungkin ini adalah kesempatan terakhir kami untuk memahami asal usul virus corona ini,” tambahnya.
China telah berulang kali membantah kemungkinan kebocoran laboratorium dan menegaskan tidak akan ada lagi kunjungan yang diperlukan. Duta Besar China untuk PBB di Jenewa, Chen Xu, mengatakan pada konferensi pers terpisah bahwa kesimpulan dari studi bersama WHO-China bulan Februari lalu sudah cukup jelas, tak perlu ada penelitian lagi.
“Saatnya mengirim tim ke tempat lain,” katanya seraya menambahkan bahwa tim internasional sudah dua kali dikirim ke China.
Tim baru ini tidak hanya dibentuk untuk menemukan dari mana virus itu berasal, tetapi juga untuk membangun kerangka kerja untuk masa depan. “Kemunculan virus baru yang berpotensi memicu epidemi dan pandemi adalah fakta alam, dan meskipun SARS-CoV-2 adalah virus terbaru, itu bukan yang terakhir,” kata Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip Al Jazeera. (*)