WHO Anjurkan Physical Dibanding Social Distancing, Apa Bedanya?
Kata social distancing yang diterjemahkan sebagai pembatasan sosial, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak tepat bila digunakan dalam menggambarkan upaya penduduk dunia menghentikan penyebaran corona. WHO menganjukan menggunakan kata physical distancing yang diterjemahkan sebagai pembatasan fisik, untuk menggantikan social distancing.
WHO merekomendasikan penggunaan frasa “pembatasan fisik” daripada “pembatasan sosial” untuk mendorong masyarakat agar tetap terhubung melalui media sosial,
Menurut WHO, gagasan pengubahan itu adalah untuk menjernihkan pemahaman bahwa perintah untuk tetap di rumah selama wabah virus corona jenis baru, bukan tentang memutuskan kontak dengan teman dan keluarga, tetapi menjaga atau membatasi aktivitas fisik untuk memastikan penyakit itu tidak menyebar.
Untuk itu, WHO menjelaskan bahwa langkah pembatasan fisik dan swakarantina bila sakit, memang baik untuk menahan penyebaran covid-19, namun bukan berarti membuat orang-orang menjadi terisolasi secara sosial, dilansir dari antaranews.
Masyarakat tetap perlu melakukan interaksi sosial, terutama dengan memanfaatkan teknologi informasi dan menggunakan media sosial.
Seperti diberitakan Ngopibareng.id sebelumnya, Center for Disease Control (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyebut social distancing adalah menjauhi perkumpulan, menghindari pertemuan massal, dan menjaga jarak antar-manusia.
Sedangkan Katie Pearce dari John Hopkins University, menulis bahwa social distance atau social distancing adalah praktek dalam kesehatan masyarakat untuk mencegah orang sakit melakukan kontak dengan orang sehat guna mengurangi peluang penularan penyakit.
Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara membatalkan acara kelompok atau menutup ruang publik, serta menghindari keramaian.
Sementara itu, guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya Moh Ali Aziz menyebutkan, social distancing juga dikenal dalam Islam dengan istilah Uzlah.
"Syekh Al Qusyairy, dalam kitab "Ar Risalatul Qusyairiyah" mengatakan: "Menyendiri atau uzlah dari keramaian harus dengan niat agar keburukannya tidak menular kepada orang lain. Inilah sikap tawadhu'. Maka, jika Anda tidak berjama'ah ke masjid atau tidak berjabat tangan, jangan sekali-kali mengatakan, "Saya takut terinfeksi Corona." Lebih sopan Anda katakan, "Saya khawatir orang terinfeksi karena saya," kata Ali Aziz.