Wayang Santri Warnai Milad Ke-19 Yayasan Al-JIHAD Surabaya
Surabaya: Puncak perhelatan Milad 19 Tahun Yayasan Al Jihad Surabaya terasa berbeda dibanding tahun sebelumnya.
Selain diisi Dzikir Barokah bersama KH Husain Ilyas, milad yang akan berlangsung pada tanggal 26 Maret di JX International Surabaya itu menampilkan Wayang Santri bersama Ki Dalang Enthus Susmono. Dalang kondang ini juga menjabat sebagai Bupati Tegal Jawa Tengah.
Perhatian Yayasan Al-Jihad terhadap seni-budaya Nusantara tidak hanya dibuktikan dengan menggundang Wayang Santri tampil di acara puncak Milad. Namun sebelumnya juga pernah mengajak kelompok Dangdut Koplo, New Palapa Religi untuk tampail di hadapan ribuan jamaah Al-jihad.
“Akeh Syukure, Barokah Uripe,” kata KH Imam Hambali, pengasuh Al Jihad menyampaikan tema kegiatan kali ini.
Dijadwalkan kegiatan ini akan dihadiri oleh Wagub Jatim H Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wabup Trenggalek HM Arifin serta dimeriahkan oleh artis Evie Tamala dan komedian H Topan.
“Nanti tidak menutup kemungkinan, sejumlah pejabat tiba-tiba mau ‘rawuh’ pada acara milad setelah mendekati acara. Sekarang kita konsentrasi ke acara yang sudah dipersiapkan, serta pra acara yang dilakukan di Ponpes maupun di luar Ponpes”, kata KH. Syukron Jazilan, sebagai Ketua Pelaksana Milad ke-19.
Menurut Kyai Imam Hambali, rangkaian kegiatan mensyukuri milad juga berlangsung di pondok Al-Jihad, antara lain, Bhakti Soaial berupa Donor Darah, Pemberian Sembako kepada Warga sekitar Pondok, Bhakti sosial di daerah Trenggalek dan Lamongan, warga yang terkena Banjir beberapa waktu lalu.
“Kita juga gelar khotmil Al-Qur’an di Pondok dan pendiri Yayasan Al-Jihad yang berlainan tempat, namun pelaksanaan dilakukan secara serentak oleh santri-santri Al-Jihad”, tambah Kyai Imam Hambali.
Lalu, kenapa menampilkan wayang dalam milad?
Menurut Helmy M Noor, salah satu tim kreatif acara, wayang adalah salah satu budaya asli Indonesia yang menjadi tontonan sekaligus tuntunan, karena dalam setiap pagelarannya senantiasa mengajarkan nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi kehidupan.
Selain itu, wayang adalah salah satu warisan sejarah seni dan budaya asli Indonesia yang terus eksis hingga saat ini. Bahkan, keberadaan wayang dapat dijadikan media dakwah untuk memperkuat kerukunan masyarakat.
“Sudah seharusnya masyarakat lebih mencintai budaya wayang daripada budaya-budaya asing yang menyerbu bangsa ini. Apalagi wayang juga mampu menjadi media dakwah,” ujar owner Cita Entertainment ini.
Untuk mendukung kemegahan dan kekhusukan dzikir barokah dan wayang santri ini, akan disiapkan sound system 80 ribu watt, lighting/cahaya 100 ribu watt serta backdrop digital menggunakan videotron.
"Semua kemegahan panggung dalam acara ini adalah bagian dari syukur Yayasan Al-Jihad yang sudah menginjak usia 19 tahuh. Kami selalu mencari tema-tema menarik, serta menggabungkan kegiatan sosial keagamaan dengan hiburan religius kontempores", pungkas Hilmy. (Hansen)