Serba-Serbi Polemik Wayang yang Viral Disebut Haram
Ustadz Khalid Basalamah menjadi sorotan publik terkait ceramahnya yang diduga menyebut wayang haram. Tak hanya itu, pria bernama asli Khalid Zeed Abdullah Basalamah itu diduga mengatakan wayang harus dimusnahkan. Pemaparannya tersebut lantaran untuk menjawab pertanyaan salah satu jemaah terkait wayang.
Tak lama setelah pernyataannya viral, Ustadz Khalid Basalamah lantas mengunggah video klarifikasi dan permintaan maaf. Video tersebut diunggahnya di media sosial Instagramnya @Khalidbasalamahofficial.
Ada tiga poin yang dia sampaikan. Pertama, ruang lingkup batasan pengajian, di mana posisinya terdapat dai muslim menjawab pertanyaan seorang muslim.
Kedua terkait wayang. Ustadz Khalid Basalamah menepis dugaan ia mengharamkan Islam. Dia berkata, “Alangkah baiknya dan kami sarankan, kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi, jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan”.
“Saya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi. Makna kata-kata ini juga kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam, tidak ada masalah. Dan kalau bentrok sama Islam, ada baiknya ditinggalkan, ini sebuah saran,” tambahnya.
Ketiga, tentang taubat seorang dalang. Menurutnya, taubat seorang dalang tak berbeda dengan taubatnya pengampu profesi lain seperti pedagang, guru, dan lainnya. Caranya dengan taubatan nasuha, kembali ke pada Allah.
Ustadz Khalid Basalamah lantas menyarankan, bagi dalang yang ingin bertaubat dan bingung wayangnya diapakan, dia menyarankan untuk dimusnahkan.
“Kalau dia sudah taubat dia enggak mau lagi melakukan itu, mau diapakan wayang-wayang ini. Saya katakan, untuk dia secara individu dimusnahkan, sebatas itu. Saya sama sekali tidak berpikir ataupun punya niat untuk menghapuskan ini dari sejarah nenek moyang Indonesia atau misalnya menyuruh seluruh dalang-dalang bertaubatlah kepada Allah. Atau misalnya semua wayang harus dimusnahkan. Anda mau melakukannya itu hak Anda,” katanya.
Ustadz yang mengenakan kacamata ini lalu menutup klarifikasinya dengan meminta maaf. Khususnya kepada semua pihak.
Tanggapan Netizen
Namun nyatanya permintaan maaf Ustaz Khalid tidak menyurutkan polemik yang ada. Tagar Wayang menjadi topik populer di Twitter dengan 19.000 lebih cuitan, terpantau pada Rabu, 16 Februari 2022. Komentar warganet pun beragam.
Warganet ada yang menanggapi dengan komentar bernada candaan. Salah satunya pengguna bernama @dahonoxx. Dia dengan mengunggah meme gambar wayang halal. Dalam gambar tersebut terlihat para lakon wayang baik kulit pun golek mengenakan atribut Islam. Seperti berpeci putih dan memakai sarung kotak-kotak. Terdapat keterangan, “Kita beri ruang, wayang halal dengan lakom. Perang Timur Tengah”.
Selain itu, pengguna lainnya meminta agar Ustadz Khalid Basalamah tidak berkomentar pada sesuatu hal yang dia tidak memahaminya. “Tentang Wayang: Khalid Basalamah seharusnya nggak berkomentar atas sesuatu yang bukan di bidangnya,” sahut akun @herryxxx.
Terakhir, netizen mneyebut wayang sebagai warisan budaya. “Apapun jenis wayang, dia warisan budaya. Tersebar merata di Jawa dan Bali. Dia sendiri sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia yang berasal dari Indonesia,” timpal akun @ochtend.
Kontroversi Adidas Sebut Wayang dari Malaysia
Selain pernyataan ustaz Khalid yang menjadi sorotan, sebelumnya terdapat kasus serupa. Bedanya, saat itu salah satu brand salah menyebut asal wayang.
Pada November 2021, brand sepatu Adidas melalui akun Instagramnya @adidassg mengunggah postingan di Instastory. Dalam unggahannya tersebut Adidas menyebut wayang kulit sebagai warisan budaya asal negeri Jiran, Malaysia.
Tak lama, Adidas melakukan konfirmasi dengan meminta maaf. Diunggah di Instastory Adidas menyebut wayang kulit berasal dari Indonesia. Adidas mengaku terdapat unsur ketidaksengajaan. Adidas juga mengatakan wayang kulit menginspirasi kesenian lain di Asia.
Asal Usul Wayang
Melansir berbagai sumber wayang kulit sendiri sudah tercatat ada sejak tahun 1.500 sebelum Masehi. Sementara, merujuk laman Indonesiakaya, catatan tertua tentang Wayang Kulit atau Wayang Purwa ada di dalam Prasasti Kuti bertarikh 840 M dari Joho, Sidoarjo, Jawa Timur. Namun ada pula yang menyebut catatan sejarah pertama tentang adanya pertunjukkan wayang mengacu pada sebuah prasasti yang bisa dilacak berasal dari tahun 930. Di dalamnya mengatakan adanya sosok Galigi mawayang. Penampilan yang dibawakan oleh Galigi tercatat dalam kakawin Arjunawiwaha yang dibuat oleh Mpu Kanwa pada tahun 1035.
Di sisi lain, awalnya wayang kulit digunakan sebagai medium memanggil arwah leluhur dan melakukan pemujaan. Kemudian seiring berjalannya waktu masuklah pengaruh Hindu ke Jawa. Pada era tersebut, pembawa agama Hindu melihat wayang kulit bisa jadi media penyebaran ajaran yang efektif. Baru kemudian Mahabarata dan Ramayana diadaptasikan ke dalam penceritaan wayang.
Setelah berhasil digunakan oleh kebudayaan Hindu untuk masuk dan menyebarkan ajarannya, hal yang sama juga dilakukan oleh tokoh Islam yang disebut Wali Songo. Kesembilan Wali ini kemudian menjadi tokoh besar penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Wayang dianggap efektif karena pada masa tersebut menjadi salah satu seni kerakyatan yang memiliki banyak peminat. Dengan keahlian penceritaan dan penyisipan pesan ajaran agama Islam, penyebarannya berjalan sukses selama periode waktu tertentu.
Diakui UNESCO
Sama seperti Batik, UNESCO pada 7 November 2003 juga telah menobatkan wayang sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur asli Indonesia. Seni pertunjukan wayang sendiri disukai oleh semua lapisan masyarakat. Bukan hanya di Jawa, kini wayang juga akrab dan sering disajikan di acara-acara sakral di seluruh dunia.
Beberapa jenis wayang juga sudah dikembangkan untuk memperkaya khasanah dunia perwayangan. Beberapa contoh wayang tersebut misalnya wayang golek, wayang orang, wayang kulit, wayang kayu, wayang orang, wayang Rumput, dan wayang motekar. Dalam pewayangan Jawa, yang terkenal adalah kisah Punakawan terdiri dari Semar, Petruk, Gareng dan Bagong.
Sebagai Simbol G20
Mengkutip kompas.com, simbol perhelatan G20 yang akan diikuti oleh 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) menggunakan siluet gunungan sebagai lambang “Recover” atau babak baru dan keseimbangan. Pemilihan wayang bertujuan sebagai salah satu cara menyampaikan narasi yang perlu disampaikan ke publik, yaitu perpindahan babak. Babak yang dimaksud di sini adalah babak menuju pemulihan ekonomi dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sementara, ini bukan sekali gunungan wayang digunakan sebagai sebuah simbol. Sebelumnya gunungan juga digunakan dalam uang logam Rp100 emisi tahun 1978.
Jenis Wayang di Indonesia
Dalam sejarah asal usul kesenian wayang kulit, wayang kulit terbagi menjadi beberapa jenis. Satu di antaranya adalah wayang kulit Gagrag Banyumasan. Gaya dalam memainkan pedalangan wayang ini disebut Pakeliran. Tujuannya mempertahankan nilai. Unsur-unsur yang ada dalam pakeliran adalah: lakon, sabet (gerakan yang akan dilakukan oleh para wayang), catur (narasi dan percakapan antara karakter), serta karawitan atau musik.
Selanjutnya terdapat wayang kulit Banjar, yang berkembang di Banjar, Kalimantan Selatan. Masyarakat kerajaan Banjar awalnya telah mengenal seni wayang kulit ini dimulai dari awal abad ke-14. Hal ini didukung bukti cerita sejarah kala Majapahit akhirnya berhasil menduduki beberapa bagian wilayah Kalimantan. Kala itu Majapahit membawa misi menyebarkan agama Hindu menggunakan taktik mengadakan pertunjukan wayang kulit.
Ada pula wayang beber yang dimainkan dengan cara dibentangkan. Selain itu wayang golek yang dominan tersebar di Jawa Barat. Wayang Golek termasuk ke dalam salah satu wayang yang lebih muda usianya karena pertama kali dikenal pada sekitar abad ke-17. Dalam pertunjukkan Wayang Golek bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda.