Waspadai Isu Agama dalam Berpolitik, Tanda-tanda Jelang Pilpres
Masyarakat Indonesia diminta untuk waspada dengan penggunaan politik identitas bernuansa keagamaan yang kembali marak akhir-akhir ini. Karena politik identitas dengan memanfaatkan simbol-simbol agama rawan memecah belah umat, bahkan membahayakan keutuhan bangsa.
“Memasuki tahun politik, banyak aktor politik yang berpikiran sempit demi memuluskan kepentingannya. Bahkan ada yang licik dengan mengusung isu atau simbol keagamaan. Ini harus kita waspadai bersama karena sangat berbahaya bagi kesatuan bangsa".
Permintaan ini disampakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas, dalam keterangan dikutip Rabu 30 November 2022
Perjuangan Berat
Menurut Gus Yaqut, bangsa Indonesia dibangun di atas perjuangan berat para pendiri untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada seperti agama, suku, ras, golongan, bahasa dan lain sebagainya. Persatuan yang telah terbina kuat hingga saat ini sudah seharusnya terus dirawat dan dijaga karena Indonesia terbukti menjadi rumah bersama.
Menghadapi situasi ini, Gus Yaqut juga meminta para kader Ansor dan Banser tidak lengah. Sebab sangat mungkin para pengguna politik keagamaan itu juga menyasar para kader Nahdlatul Ulama (NU) ini untuk tujuan praktis.
“Untuk itu saya instruksikan semua kader di mana pun berada untuk selalu satu komando dan satu barisan terhadap segala upaya memecah belah umat. Ini penting karena tensi politik ke depan bakal semakin meninggi sehingga perlu kecermatan," tegasnya.
Sebelumnya Gus Yaqut menyampaikan hal serupa, saat penutupan Konferensi Besar XXVI GP Ansor di Asrama Haji Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu lalu.
Gus Yaqut juga meminta para kader untuk terus mengencangkan pola koordinasi di semua level. Hal ini dilakukan karena ke depan perkembangan perpolitikan di Tanah Air akan semakin dinamis.
GP Ansor bertekad agenda politik lima tahunan seperti Pemilu 2024 harus berjalan sesuai regulasi serta berlangsung aman, jujur, adil dan menyenangkan. Hal ini juga sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang mengajak para pelaku politik untuk menjunjung tinggi etika dengan mengedepankan kesantunan, penghormatan antarsesama dan sebagainya.
“Para kader jangan ragu untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pimpinan pusat. Saat ini sudah ada upaya memecah belah soliditas Ansor dan Banser dari kelompok politik mengatasnamakan NU untuk memecah belah soliditas Ansor dan Banser.
Sebab itu, terus konsisten melakukan kaderisasi dan menata organisasi, serta memperkuat konsolidasi," tandas Gus Yaqut.
Konferensi Besar (Konbes) XXVI GP Ansor dihadiri seluruh ketua Pimpinan Wilayah dan sekretaris se-Indonesia. Konbes berlangsung mulai Sabtu (26 November 2022) dan berakhir Minggu (27 November 2022).
Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Sekjen GP Ansor Abdul Rochman, Wakil Ketua Umum Moh Haerul Amri, Bendahara Umum Addin Jauhari, Kasatkornas Banser Hasan Basri Sagala, dan ajaran pimpinan pusat Ansor.
Advertisement