Waspadai Gejala Rematik, Inilah Jenis dan Penyebabnya
Nyeri sendi atau rematik merupakan penyakit yang biasa dirasakan oleh beberapa orang, terutama yang berusia lanjut. Bagi sebagian orang yang sudah lanjut usia, rasa nyeri pada tulang sendi atau tubuh bisa menjadi masalah kesehatan yang mengganggu. Hal tersebut bisa disebabkan karena rematik atau rheumatoid arthritis. Penyakit autoimun ini terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang sel-sel tubuhnya sendiri.
Penyakit rematik ternyata juga memiliki beberapa jenis berdasarkan tingkat keparahan, bentuk serta ukurannya. Secara umum, rematik biasa disebabkan karena faktor sistem imun dalam tubuh yang menyerang sinovium, atau membran yang melapisi sendi dalam tubuh.
Yuk, kenali jenis-jenis rematik dan penyebabnya agar lebih waspada terhadap gejala-gejala penyakit rematik.
Definisi Penyakit Rematik
Rematik atau penyakit yang ditandai dengan nyeri sendi disebut juga rheumatoid arthritis. Penyakit ini merupakan penyakit autoimun ketika sistem imun pada tubuh seseorang menyerang sel-sel tubuhnya sendiri.
Dalam hal ini, area persendian adalah area yang diserang oleh sistem imun pengidap rheumatoid arthritis. Akibatnya, peradangan kronik dan rasa nyeri yang hebat pada sendi-sendi yang terserang terjadi.
Rematik ditandai dengan peradangan yang memengaruhi struktur penghubung atau pendukung tubuh. Penyakit tersebut paling sering terjadi pada persendian, tetapi juga terkadang menyerang tendon, ligamen, tulang, dan otot. Beberapa penyakit rematik juga dapat memengaruhi organ.
Macam Jenis Penyakit Rematik
Gangguan rematik terjadi pada banyak bentuk, ukuran, dan tingkat keparahan. Berikut adalah beberapa jenis penyakit rematik yang dapat terjadi pada seseorang:
1. Osteoartritis
Osteoartritis adalah sebuah jenis radang sendi yang paling umum dan menyerang banyak orang. Kondisi kronis ini ditandai dengan kerusakan tulang rawan sendi yakni bagian dari sendi yang sering terserang, terutama pada bantalan ujung tulang yang dapat memungkinkan pergerakan sendi menjadi mudah. Kerusakan tulang rawan menyebabkan tulang saling bergesekan, serta menyebabkan kekakuan dan rasa sakit pada sendi.
2. Polymyalgia Rheumatica
Gangguan ini dapat menyebabkan kondisi yang menyebabkan nyeri, kekakuan otot yang parah, dan nyeri pada tendon, otot, ligamen dan jaringan di sekitar sendi di bahu, pinggul, leher, dan punggung bagian bawah. Hal ini bisa menjadi indikasi pertama arteritis sel raksasa, yang merupakan penyakit arteri.
3. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis adalah sebuah penyakit kronis yang ditandai dengan peradangan pada lapisan di sendi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan sendi jangka panjang, yang mengakibatkan rasa sakit kronis, kehilangan fungsi dan kecacatan.
Gangguan ini paling sering memengaruhi persendian tangan dan kaki, dan cenderung terjadi secara merata di kedua sisi tubuh. Gejala tersebut yang membedakan dari jenis rematik lainnya yang dapat terjadi.
4. Spondyloarthropathies
Gangguan ini adalah penyakit rematik yang menyerang tulang belakang, tetapi bentuk-bentuk tertentu juga dapat memengaruhi pinggul, bahu, dan lutut. Ketika tendon dan ligamen meradang, kekakuan dan nyeri akan terjadi.
Terdapat berbagai bentuk spondyloarthropathies yang dapat terjadi pada orang-orang dengan usia yang berbeda. Kondisi ini juga mungkin terkait dengan kondisi mendasar lainnya seperti masalah mata, ruam kulit, dan sariawan.
5. Tendinitis
Tendinitis adalah suatu kondisi yang terjadi ketika peradangan menyerang tendon yang menghubungkan otot ke tulang. Gangguan ini umumnya berkembang ketika tendon ini digunakan secara berlebihan, cedera atau jika ada kondisi rematik yang sudah ada sebelumnya. Gejala biasanya termasuk rasa sakit, nyeri tekan, dan gerakan terbatas.
Penyebab Penyakit Rematik
Rheumatoid arthritis disebabkan oleh adanya kesalahan pada sistem imun seseorang yang menyerang sinovium atau sebuah membran yang melapisi sendi-sendi dalam tubuh. Akibatnya, sinovium menjadi meradang dan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan tulang di sekitar sendi.
Tendon dan ligamen yang berada di sekitar sendi menjadi lemah dan merenggang. Seiring berjalannya waktu, sendi pun akan kehilangan bentuk dan mengalami perubahan posisi dari yang seharusnya.
Gejala Penyakit Rematik
Penyakit rheumatoid arthritis biasanya memiliki tanda dan gejala berupa bengkak dan radang pada sendi, serta terdapat kekakuan pada sendi yang memburuk pada pagi hari dan setelah lama diistirahatkan. Selain gejala pada sendi, biasanya pengidap rheumatoid arthritis juga memiliki kondisi tubuh yang tidak prima, sering kelelahan, lesu dan lemas, sering mengalami demam yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, dan mengalami penurunan berat badan.
Pada perjalanan awal, yang diserang oleh penyakit ini adalah sendi-sendi kecil seperti pada jari-jari tangan maupun jari-jari kaki. Penyakit ini akan berkembang seiring berjalannya waktu. Hal ini menimbulkan pengaruh terhadap sendi-sendi yang lebih besar seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, bahu, siku, dan pinggul.
Kurang lebih 40 persen pengidap rheumatoid arthritis memiliki tanda dan gejala yang tidak menimpa persendian melainkan struktur lain seperti kulit, mata, paru-paru, jantung, ginjal, sel-sel saraf, sumsum tulang, dan pembuluh darah.
Tanda dan gejala dari rheumatoid arthritis sangat beragam dari tingkat keparahannya dan dapat datang dan pergi. Seiring berjalannya waktu, rheumatoid arthritis ini menyebabkan deformitas dan pergeseran poses sendi.
Faktor Penyakit Rematik
Faktor risiko yang meningkatkan seseorang mengalami penyakit ini, antara lain:
1. Usia
Risiko terkena penyakit rematik, terutama rheumatoid arthritis, makin meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Jenis kelamin
Perempuan lebih berisiko terserang rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjögren. Sementara, ankylosing spondylitis diketahui lebih sering terjadi pada pria.
3. Infeksi
Paparan infeksi diperkirakan dapat memicu perkembangan penyakit rematik, seperti lupus dan skleroderma.
4. Kondisi tertentu
Rematik lebih berisiko dialami oleh orang yang menderita kondisi tertentu, seperti penyakit ginjal, hipertensi, hipertiroidisme, obesitas, diabetes, aus yang berlebihan pada sendi, trauma, dan menopause dini.
5. Faktor lingkungan
Paparan asap rokok dan polusi udara juga diduga dapat meningkatkan risiko rematik.
Perbedaan Gejala Rematik dengan Asam Urat
Meski sama-sama menyebabkan nyeri sendi, tetapi kedua penyakit ini sebenarnya berbeda, berikut perbedaan antara rematik dan asam urat yang perlu diketahui. Rematik dan asam urat sama-sama merupakan jenis dari arthritis atau radang sendi. Keduanya sama-sama menimbulkan gejala kekakuan, pembengkakan, nyeri sendi sehingga membuat gerak Anda menjadi terbatas.
Rematik atau rheumatoid arthritis umumnya memengaruhi lapisan sendi (sinovium). Peradangan dan gejala biasanya dimulai di sendi yang kecil, yaitu tangan, kemudian menyebar ke sendi lainnya, seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, lutut, siku, pinggul, dan bahu.
Gejala rematik, seperti rasa nyeri dan kekakuan sendi, pun biasanya memburuk pada pagi hari setelah bangun tidur atau terlalu lama beristirahat. Selain itu, nyeri sendi pada rematik umumnya simetris atau memengaruhi kedua sisi tubuh, seperti jari tangan kanan dan kiri.
Sementara penyakit asam urat atau gout biasanya memengaruhi sendi yang besar di jempol kaki, tetapi juga bisa terjadi di sendi mana pun, seperti pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan jari. Gejala asam urat pun biasanya sering berpindah dan jarang simetris.
Mitos Mandi Malam Dengan Air Dingin Menyebabkan Rematik
Salah satu mitos mengenai rematik adalah, sakit rematik disebabkan karena mandi air dingin di malam hari. Informasi ini tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar juga. Rematik tidak disebabkan oleh mandi air dingin namun air dingin dapat memicu rematik menjadi kumat.
- Sering Kumat di Pagi Hari
Kekakuan otot dan sendi biasanya paling menonjol di pagi hari dan setelah periode tidak aktif. Ini disebut sebagai kekakuan di pagi hari dan kekakuan pasca-menetap. Sendi biasanya menjadi hangat, merah, bengkak, sakit, dan lunak.
Ini terjadi karena jaringan lapisan sendi (sinovium) menjadi meradang dan menghasilkan produksi cairan sendi yang berlebihan (cairan sinovial). Sinovium juga menebal dengan peradangan (synovitis).
Gejala awal rematik bisa berupa nyeri dan kekakuan sendi yang berkepanjangan, terutama di pagi hari. Gejala-gejala di tangan termasuk kesulitan dengan tugas-tugas sederhana dari kehidupan sehari-hari, seperti memutar kenop pintu dan membuka toples.
Sendi kecil dari kaki juga biasanya terlibat yang dapat menyebabkan berjalan menyakitkan, terutama di pagi hari setelah bangun dari tempat tidur. Kadang-kadang, hanya satu sendi yang meradang.
Ketika hanya satu sendi yang terlibat, rematik dapat meniru peradangan sendi yang disebabkan oleh bentuk rematik lainnya, seperti gout atau infeksi sendi. Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh, termasuk tulang rawan dan tulang.
Hal ini menyebabkan hilangnya tulang rawan dan erosi dan kelemahan tulang serta otot, yang mengakibatkan deformitas sendi, kehilangan rentang gerak, kerusakan, dan hilangnya fungsi.
Penyakit Rematik di Usia Muda
Idap rematik di usia muda dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari genetik hingga lingkungan. Rematik di usia muda membuat penderitanya lebih rentan mengalami peradangan pada persendian kecil di tangan dan kaki, erosi tulang, serta timbulnya nodul rheumatoid (benjolan kecil dan keras di sekitar persendian).
Dilansir dari Cleveland Clinic, secara umum penyebab rematik di usia muda kurang lebih sama dengan di usia lanjut. Kondisi tersebut kemungkinan berkaitan dengan faktor genetik dan lingkungan, seperti merokok, obesitas, dan cedera.
Cara Mencegah Terkena Penyakit Rematik
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti cara untuk mencegah rematik. Namun, pada beberapa kasus, menghindari dan mengurangi faktor risiko dapat mencegah kemunculan penyakit rematik.
Penderita rematik juga disarankan untuk menghindari beberapa hal yang berpotensi memperburuk penyakit, seperti stres, infeksi bakteri atau virus, obat-obatan tertentu, atau paparan sinar matahari.