Waspadai dua Sesar Aktif di Dasar Bojonegoro
Dokumen kajian risiko bencana yang dikeluarkan BNPB menyebut daerah kaya minyak Bojonegoro memiliki potensi terjadi gempa karena dilewati sesar Kendeng di wilayah selatan, dan sesar Rembang wilayah utara yang berbatasan dengan Kabupaten Tuban dan Blora, Jawa Tengah.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, seperti dikutip Antara, Kamis 11 Oktober 2018 mengatakan, sesar Kendeng memanjang mulai Kecamatan Margomulyo, Tambakrejo, Ngambon, Sekar, Gondang, Bubulan dan Temayang, hingga kemudian ke arah Kabupaten Nganjuk dan Jombang.
Sementara Sesar Rembang, melewati Kecamatan Kedewan dan Malo, yang berbatasan dengan Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kemudian ke arah Tuban.
Beruntung, hasil kajian yang ada menunjukkan potensi gempa dari dua sesar itu tidak sebesar gempa di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), karena sesar di zona Kendeng dan Rembang, pergeserannya kecil dibandingkan sesar Koro Palu.
"Kalau pergeseran sesar besar maka potensi gempa juga besar, begitu sebaliknya," katanya.
Meski demikian, BPBD akan mengabarkan potensi gempa di daerahnya kepada masyarakat, disamping memasukkan potensi gempa dalam daftar potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu di wilayahnya.
Paling tidak, masyarakat yang membangun di garis kedua sesar harus waspada, karena di wilayahnya memiliki potensi gempa. "BPBD akan memasukkan potensi bencana gempa dalam daftar bencana yang bisa terjadi, meskipun kejadian gempa tidak bisa diprediksi," ujarnya.
Sebelum ini, kata dia, BPBD mencatat ada sembilan bencana yang masuk daftar ancaman bencana di wilayahnya, antara lain, banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, selain juga bencana kegagalan industri karena adanya industri migas.
Dari data yang diperoleh Antara menyebutkan gempa berkekuatan 4 skala richter pernah terjadi di Kecamatan Gondang, pada awal 2016.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nganjuk, memperkirakan pusat gempa di Desa Jari, Kecamatan Gondang, berada di lokasi dangkal berkedalaman berkisar 1-30 kilometer.
Ketika itu, gempa dirasakan warga di Desa Jari dan sekitarnya, dan di Desa Jari, kemudian muncul semburan lumpur bercampur air dan gas. (ant/man)
Advertisement