Waspadai Covid-19, Makam Gus Dur pun Ditutup
Mewaspadai adanya Covid-19 atau wabah Virus Corona, Kompleks Makam KH Abdurrahman Wahid di Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, akhirnya ditutup untuk sementara. Hal itu berlaku sejak tanggal 16 Maret 2020, mulai pukul 00 WIB.
Kebijakan itu merupakan keputusan pimpinan Pesantren Tebuireng Jombang, tertanggal 14 Maret 2020, yang ditandatangani KH Abdul Hakim Mahfudz.
"Berkenaan dengan kebijakan ini, kami atas nama Keluarga Besar Pesantren Tebuireng menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," kata Gus Kikin, panggilan akrab Pengasuh Pesantren Tebuireng, yang menggantikan Gus Sholah (almarhum), dalam edaran diterima Ngopibareng.id, Minggu 15 Maret 2020.
Wisata religi makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terletak di kompleks Pesantren Tebuireng seolah menjadi medan magnet bagi peziarah. Makam ini menjadi bagian lanjutan dari wisata ziarah Walisongo, yang tak pernah sepi peziarah dari berbagai penjuru Indonesia.
Menyusul wafat Gus Dur , sejak 31 Desember 2009, terus dikunjungi ribuan peziarah setiap harinya. Sebelum Gus Dur meninggal, sudah ada makam dua pahlawan nasional di komplek makam tersebut, yakni KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahid Hasyim. Dahulu, jumlah peziarah memang sudah banyak, namun tak sebanyak sekarang ketika ada makam Gus Dur.
Ketika masuk di area makam Gus Dur, peziarah bakal disambut lorong panjang yang disamping kanan-kirinya ada puluhan pedagang oleh-oleh. Dahulu, lorong itu merupakan kamar-kamar para santri namun kini berubah menjadi lorong yang dilewati peziarah untuk menuju makam Gus Dur.
Di kompleks makam Gus Dur, ada sekitar 45 orang yang dimakamkan. Mulai dari pendiri Pesantren Tebuireng, pengasuh pondok, keluarga hingga dzuriah. Makam Gus Dur sendiri terletak di sebelah pojok utara. Terdapat tanda batu maesan unik bertuliskan: di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan’’ dalam empat bahasa. Yakni bahasa Indonesia, Arab, Inggris dan China.
Dalam situasi normal, kawasan makam Gus Dur dibuka dalam dua sesi. Pertama mulai pukul 07.00 hingga 16.00 dan sesi kedua mulai pukul 20.00 hingga 03.00. Jumlah pengunjung makam Gus Dur seolah tak bisa dihitung dengan mata. Saking banyaknya, peziarah berjubel hingga lesehan di beberapa sudut makam.
”Kalau hari-hari biasa mulai Senin – Kamis itu jumlah pengunjung 2- 3 ribu per hari. Namun kalau sudah masuk Jumat, Sabtu dan Minggu itu bisa masuk sampai 10 ribu peziarah per hari,’’ ujar Iskandar, Kepala Pesantren Tebuireng.
Bahkan momentum, haul Gus Dur yang ke-10, beberapa waktu lalu, jumlah pengunjung makin bertambah. Apalagi, minggu-minggu ini sudah memasuki liburan sekolah. Bila bertepatan dengan musim libur panjang, jumlah pengunjung bisa 15 - 20 ribu.
Makam Gus Dur dikelola oleh Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT). Hasil dari infaq peziarah, dikelola dan disalurkan untuk masyarakat.
Kawasan makam Gus Dur mulai dipersolek pemerintah dua tahun sejak Gus Dur wafat. Pada 2011 Kemendikbud RI dan Pemkab Jombang mulai membangun Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asyari dan kawasan parkir di makam Gus Dur. Dibangun sejak 2011, kini pemerintah setempat membangun sentra PKL di sebelah barat.
Makam yang menjadi tempat wisata religi ini telah membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat, khususnya warga Jombang dan sekitarnya. Pemasukan dari sumbangan para peziarah melalui kotak amal, mencapai ratusan juta setiap bulannya. Sumbangan tersebut kemudian dikelola untuk disalurkan kepada masyarakat melalui program-program sosial.
Untuk perolehan yang besar dari kotak amal makam Gus Dur. Dan perolehannya tiap bulan naik turun. Untuk bulan April lebih dari Rp200 juta. Untuk Januari Rp268 juta dan Maret hampir Rp200 juta rupiah.
Advertisement