Waspadai Bahaya Kol Goreng, Beginilah Manfaat Sebenarnya
Kol atau kubis goreng biasanya menjadi menu lalapan yang umumnya ada di pecel lele atau ayam penyetan. Namun, sebenarnya kol atau kubis goreng sangat tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi terlalu banyak. Makanan yang satu ini dipercaya dapat memicu kanker.
Kol yang digoreng dengan suhu panas justru bisa memicu berbagai penyakit. Terlebih, sayur ini harus dimasak dengan minyak yang akan memicu kolesterol tinggi. Proses penggorengan akan menghancurkan dan menghilangkan beberapa jenis vitamin yang terkandung pada kol, seperti vitamin A, B, C, dan K.
Mengacu pada bahaya terhadap kol goreng tersebut, sebaiknya Anda tidak sering-sering mengonsumsi kol goreng. Jika memang ingin mengonsumsinya, Anda bisa membuatnya sendiri di rumah dengan memakai minyak yang lebih sehat.
Jenis-jenis Kol (Kubis)
Sayur kol atau kubis memiliki beberapa jenis, seperti:
1. Kubis hijau
Kubis hijau merupakan jenis sayur kubis paling umum dan mudah ditemui di sekitar kita. Karakteristik dari kubis hijau lebih terlihat dari warna daunnya yang berwarna hijau di luar namun pada bagian dalamnya berwarna putih pucat.
2. Kubis savoy
Kubis savoy merupakan jenis varietas kubis yang bila dilihat sekilas akan terlihat mirip dengan kubis hijau. Namun jika dilihat secara seksama, warna daun kubis savoy lebih ke arah hijau tua. Selain itu, struktur dalam daun kubis savoy lebih tidak rapi dibandingkan, kubis hijau memiliki daun yang terlihat lebih tebal daripada kubis hijau yang tipis.
3. Kubis merah
Kubis merah atau ungu merupakan salah satu jenis yang mudah ditemui. Kubis merah memang memiliki bentuk dan struktur daun yang hampir sama dengan kubis hijau, namun dalam hal warna dan kandungan gizi tentu berbeda. Kubis merah atau ungu lebih banyak mengandung vitamin C dan juga memiliki kadar polifenol yang paling tinggi dari pada varietas kubis lainnya.
4. Kubis napa
Nama kubis napa di kalangan masyarakat mungkin kurang familier karena jenis ini lebih dikenal dengan nama sawi putih. Namun, faktanya sayuran ini masih termasuk dalam keluarga brassica atau kubis. Kubis napa memiliki bentuk yang berbeda dari kubis pada umumnya, yaitu berbentuk lonjong dan berwarna hijau keputihan.
Manfaat Sayur Kol (Kubis) bagi Kesehatan
Kandungan nutrisi baik dalam kol atau kubis memiliki manfaat baik bagi kesehatan tubuh.
1. Melancarkan sistem pencernaan
Serat dalam sayur kol tidak langsung bercampur dengan air saat masuk ke dalam tubuh, tetapi akan masuk dulu ke saluran pencernaan guna membantu mencerna makanan. Menurut penelitian yang dimuat dalam World Journal of Gastroenterology, serat yang tidak larut air umumnya bekerja lebih baik dalam mencerna makanan dibandingkan serat larut air. Selain itu, serat tidak larut ini juga dapat membantu melancarkan pergerakan kotoran di dalam usus guna mencegah terjadinya sembelit atau susah buang air besar.
2. Menjaga fungsi jantung
Kol ungu memiliki senyawa antioksidan bernama anthocyanin yang diyakini dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Seperti dalam penelitian yang dimuat American Journal of Clinical Nutrition, yang menyebutkan bahwa memperbanyak asupan makanan dengan kandungan anthocyanin dapat menurunkan tekanan darah sekaligus risiko gangguan arteri koroner.
Selain itu, senyawa antioksidan lain seperti polifenol yang tinggi dalam sayur kol juga berkhasiat untuk menjaga fungsi jantung, membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah penumpukan trombosit.
3. Mencegah kanker
Kandungan vitamin C yang tinggi pada sayur kubis tak hanya membantu memenuhi kebutuhan gizi harian saja, tetapi juga memiliki manfaat untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Radikal bebas sendiri adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak sel tubuh dan memicu berbagai penyakit, termasuk kanker.
Selain itu, kol juga mengandung senyawa sulforaphane yang berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkal sel kanker. Senyawa sulforaphane punya efek positif dalam menghambat kerja enzim histone deacetylase (HDAC), yakni enzim yang terlibat dalam pembentukan sel-sel kanker di dalam tubuh. Namun, sampai saat ini para peneliti masih terus menguji manfaat sulforaphane yang terdapat pada sayur kol dalam menghambat perkembangan sel-sel kanker.
4. Menurunkan tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan stroke. Makanan dengan garam (natrium) yang tinggi juga bisa meningkatkan tekanan darah. Namun sebaliknya, makanan yang tinggi kalium bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah.
Salah satu sayur yang mengandung kalium yang cukup tinggi adalah kol. Jadi konsumsi kol dapat membantu mengatur tekanan darah, karena kalium bertugas untuk mengeluarkan kelebihan natrium di dalam tubuh melalui urine. Alhasil, tekanan darah tinggi pun akan menurun secara perlahan.
Sebenarnya, berbagai jenis kol sama-sama berkhasiat menurunkan tekanan darah. Hanya saja, varietas kubis ungu ternyata mengandung jumlah kalium yang paling tinggi daripada jenis kubis lainnya.
5. Menyehatkan otak
Kubis termasuk sayuran yang berkhasiat dalam menjaga fungsi kognitif otak agar tetap optimal seiring bertambahnya usia. Kandungan nutrisi di dalam kol dapat membantu melancarkan aliran darah pada otak. Aliran darah yang lancar akan membuat otak lebih mudah mengingat, menyerap, dan memproses informasi. Bahkan Academy of Nutrition and Dietetics merekomendasikan sayur kol bagi seseorang yang ingin memiliki ingatan kuat di hari tua nanti.
6. Meredakan peradangan
Sulforaphane adalah salah satu jenis antioksidan pada sayur kol yang berperan sebagai agen anti-inflamasi. Antioksidan ini dapat membantu mengatasi peradangan di dalam tubuh, termasuk yang disebabkan oleh infeksi. Selain itu, makan kol secara rutin juga membantu tubuh lebih mudah mendeteksi peradangan yang terjadi.
7. Memperkuat tulang
Mineral seperti kalsium, magnesium, dan potassium terdapat cukup banyak di kubis. Kubis ini sangat penting untuk melindungi diri dari tulang yang lapuk.
8. Membantu proses penyembuhan luka
Berbagai jenis vitamin juga melengkapi kandungan nutrisi pada sayur kol, salah satunya mengandung vitamin K1 yang memiliki peranan penting dalam proses pembekuan darah. Vitamin K dapat memicu fungsi enzim untuk menutup luka sehingga mencegah risiko terjadinya perdarahan.
9. Membantu menurunkan kadar kolesterol
Kubis mengandung zat yang telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol LDL “jahat”, yaitu serat larut dan sterol tumbuhan. Serat larut terbukti membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dengan mengikat kolesterol dalam usus, dan menjaganya agar tidak diserap ke dalam darah.
10. Mengobati mastitis
Mastitis adalah peradangan dan infeksi jaringan payudara yang sering dialami oleh ibu menyusui. Mastitis sering kali disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui puting payudara. Gejala mastitis mirip dengan mirip flu yang disertai dengan kemerahan dan pembengkakan payudara yang dapat diatasi dengan antibiotik karena disebabkan oleh bakteri.
Namun, jika kondisinya belum terlalu parah, daun kubis bisa dijadikan penolong. Bahwa mengoleskan daun kubis dingin ke payudara yang sedang bengkak, akan meredakan nyeri yang sama seperti kompres panas.
Efek Samping Konsumsi Kol
Kubis termasuk dalam makanan goitrogenik yakni makanan yang mengandung tiosianat dan isotiosianat yang dapat menahan transportasi tiroid iodida sehingga dalam jangka waktu yang lama dapat mengurangi penyimpanan yodium dalam tubuh manusia dan bermanifestasi menjadi gondok.
Selain itu, kubis yang mengandung zat polifenol apabila di rebus terlalu lama akan kehilangan 35 persen zat polifenol di dalamnya, dikarenakan polifenol adalah zat yang larut dalam air dan akibatnya kubis kehilangan kemampuan antioksidannya.
Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan dapat terserap oleh tubuh dan mengakibatkan residu pestisida yang dapat membahayakan kesehatan bila mengonsumsinya.
Bahaya Kol Goreng bagi Kesehatan
1. Meningkatkan jumlah kalori
Seperti jenis sayuran pada umumnya, kol sangat rendah kalori. Setengah bonggol kol mentah seberat 100 gram bahkan hanya mengandung 22 kalori.
Hal ini disebabkan karena sekitar 92 persen dari seluruh bobot kol merupakan air. Kalori kol goreng jauh lebih tinggi karena adanya kalori ekstra dari minyak goreng. Saat digoreng, kol menyerap banyak minyak.
2. Merusak kandungan nutrisinya
Kol sangat kaya akan nutrisi. Seratus gram kol segar mengandung 2,1 gram protein, 0,5 gram lemak, dan 3,6 gram karbohidrat. Sayuran ini juga kaya serat, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin K, serta mineral seperti kalsium, fosfor, dan mangan.
Namun sayangnya, proses menggoreng kol pada suhu tinggi bisa merusak nutrisi, seperti dilansir dari studi Journal of Agricultural and Food Chemistry. Mengukus, merebus, dan menumis merupakan cara memasak yang lebih sehat untuk menjaga nutrisi sayuran.
3.Meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke
Ketika kol dipanaskan hingga melampaui titik asapnya, struktur kimia minyak akan berubah. Pengolahan berulang dengan minyak yang sama juga dapat mengubah minyak menjadi lemak trans.
Lemak trans yaitu lemak jahat yang bisa meningkatkan kolesterol jahat dan memicu pembentukan plak pada pembuluh darah. Lambat laun, plak menghambat aliran darah sehingga mengakibatkan stroke, penyakit jantung, hingga serangan jantung.
4. Meningkatkan risiko kanker
Kol memiliki senyawa antikanker yang disebut sulphoraphane. Sulphoraphane bekerja dengan menghambat enzim histone deacetylase. Enzim ini berperan dalam perkembangan berbagai jenis kanker, termasuk kanker kulit, pankreas, dan prostat.
Namun, proses pengolahan kol goreng justru memicu pembentukan acrylamide yang bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Acrylamide diketahui berperan dalam perkembangan kanker rahim, ovarium, paru-paru, ginjal, dan kerongkongan.
5. Menyebabkan obesitas
Dampak buruk kol goreng lainnya adalah dapat memicu obesitas. Kol goreng sangat tidak dianjurkan bagi seseorang yang ingin memiliki berat badan ideal. Sayuran yang baik dikonsumsi untuk penambah serat ini, setelah digoreng justru dapat menambah berat badan. Kol yang digoreng otomatis akan mengandung lemak jenuh dan kolesterol jahat lantaran dapat menyerap kandungan tidak sehat dari minyak.
Advertisement