Waspadai Alergi Debu dan Cara Mengatasinya
Alergi debu juga termasuk salah satu jenis rinitis alergi yang umum dialami beberapa orang. Debu terkadang jadi salah satu faktor pemicu seseorang mengalami bersin-bersin. Bahkan bisa sampai terasa seperti sedang pilek karena mengeluarkan lendir, debu terbentuk dari kumpulan sel kulit mati, kotoran, bulu hewan, dan berbagai zat asing yang dapat memicu alergi pada beberapa orang.
Ketika seseorang sedang menghirup debu, di dalamnya terdapat alergen, sehingga sistem imun tubuh akan merespons hal tersebut sebagai sesuatu yang berbahaya, sistem imun pun akan merespons dengan cara melepaskan senyawa yang menimbulkan reaksi alergi. Terutama pada gejala di sistem pernapasan. Kondisi tersebut bisa diatasi dengan beberapa jenis obat juga dapat dicegah dengan cara mengatur kebersihan diri serta lingkungan.
Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Definisi Alergi Debu
Alergi debu terjadi saat sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap partikel-partikel di dalam debu, seperti tungau, spora jamur, bangkai kecoak, atau bulu dan sel kulit mati hewan. Berbagai macam partikel pemicu alergi debu ini disebut sebagai alergen, zat apa pun yang berpotensi menyebabkan reaksi alergi disebut alergen.
Mengutip dari American College of Allergy, Asthma & Immunology, bahwa tungau debu masih kerabat dekat dari kutu dan laba-laba, akan tetapi mereka terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop. Tungau debu memakan sel-sel kulit yang ditumpahkan oleh manusia, dan mereka berkembang biak di lingkungan yang hangat dan lembab. Seperti misalnya di barang-barang seperti tempat tidur, furnitur berlapis kain, dan karpet, semuanya adalah lingkungan yang ideal untuk tungau debu.
Gejala alergi debu pada tiap orang berbeda-beda, bisa ringan maupun berat. Gejala yang timbul dapat berupa bersin, batuk, hidung berair, mata merah dan bengkak, tenggorokan atau hidung yang terasa gatal, mengi, bahkan serangan asma berat.
Gejala Akibat Alergi Debu
Seseorang yang alergi teradap debu akan memunculkan gejala. Berikut ciri-ciri alergi debu yang sering muncul:
1. Bersin-bersin.
2. Hidung tersumbat atau berair.
3. Mata merah, gatal, dan berair.
4. Terdapat lendir pada tenggorokan.
5. ZBatuk-batuk.
6. Gatal-gatal pada kulit.
7. Muncul ruam pada kulit.
Bagi penderita asma, alergen pada debu juga dapat menyebabkan gangguan berupa:
1. Sesak napas.
2. Dada terasa berat atau nyeri.
3. Napas menjadi pendek-pendek dan berbunyi (mengi), serta
4. Susah tidur akibat sesak napas, batuk, atau bersin terus-menerus.
Reaksi alergi biasanya muncul tidak lama setelah penderita terkena pemicunya, dan dapat bertambah parah terutama setelah seseorang melakukan kegiatan bersih-bersih seperti menyapu atau mengelap perabotan, karena proses bersih-bersih dapat menerbangkan banyak partikel debu ke udara, hingga akhirnya lebih mudah memasuki sistem pernapasan atau menempel pada kulit.
Faktor Pemicu Alergi Debu
Berikut adalah berbagai zat yang diduga menjadi pemicu munculnya gejala alergi, di antaranya:
1. Tungau debu
Tungau merupakan serangga kecil yang menjadi salah satu pemicu utama alergi debu. Reaksi alergi muncul akibat menghirup debu yang mengandung feses tungau, karena feses tersebut mengandung protein yang dianggap berbahaya oleh sistem kekebalan tubuh.
Tungau hidup serta berkembang biak di sudut-sudut rumah yang hangat dan lembap. Rumah yang terlihat bersih pun bukan berarti bebas dari tungau debu karena serangga ini sulit dibersihkan dengan cara bersih-bersih pada umumnya.
2. Kecoa
Pada beberapa orang, gejala alergi dapat muncul ketika mereka berada di lingkungan yang banyak ditempati kecoak. Ini disebabkan karena debu terkadang mengandung air liur, urine, dan kotoran kecoak yang merupakan alergen. Seperti tungau, kecoak senang hidup di sudut rumah yang hangat.
3. Spora Jamur
Jamur yang tidak terlihat dan sporanya yang beterbangan juga dapat menjadi pemicu alergi debu yang paling umum, biasanya dapat ditemukan dalam daerah lembap seperti kamar mandi, dapur, perabotan rumah tangga, atau di sela-sela lemari baju.
Jamur menggunakan butiran spora untuk berkembang biak, butiran tersebut sangat ringan dan berukuran kecil sehingga bisa melayang di udara. Jika seseorang memiliki alergi, maka sistem imun akan menganggapnya sebagai ancaman sehingga bereaksi secara berlebihan.
4. Serbuk Sari
Serbuk sari merupakan sarana berkembang biak pohon, rumput, bunga, dan beberapa jenis tumbuhan lain. Seperti spora, ukuran serbuk sari amat kecil sehingga bisa terbawa angin dan berkumpul bersama debu.
Jika sampai terhirup oleh orang yang sensitif, maka serbuk sari dalam debu bisa memicu reaksi alergi yang mungkin berbeda, tergantung tanaman yang menjadi sumbernya. Meski demikian, gejala yang ringan sekalipun sebaiknya tidak diabaikan.
5. Bulu Hewan
Debu terkadang mengangkut bulu hewan yang akan memicu reaksi alergi bila terhirup. Alergi kucing atau hewan lainnya biasanya disebabkan oleh protein dalam sel-sel kulit mati, air liur atau urine yang menempel pada bulu hewan. Jadi sebaiknya, jangan melepaskan hewan ke dalam kamar tidur.
Penyebab Alergi Debu
Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengira bahwa debu merupakan zat asing yang berbahaya bagi tubuh yang kemudian bereaksi dengan menghasilkan antibodi untuk melawan zat asing tersebut.
Antibodi sendiri merupakan protein khusus yang dibentuk sistem imun untuk melawan bibit penyakit maupun zat yang dapat menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Namun, ketika sistem imun bereaksi secara berlebihan, protein ini justru jadi penyebab rinitis alergi.
Selain antibodi, sistem kekebalan tubuh juga melepaskan histamin serta senyawa kimia lainnya yang dapat memicu reaksi peradangan. Sebagai dampaknya, tubuh mengalami gejala alergi seperti bersin-bersin, batuk, ruam, hingga sesak napas.
Jenis Obat dan Pengobatan Untuk Mengatasi Alergi Debu
Berikut beberapa jenis obat yang dapat membantu mengatasi kondisi alergi debu, yang meliputi:
1. Antihistamin
Obat ini dapat membantu meredakan gatal, bersin dan hidung meler. Tablet antihistamin yang dijual bebas, seperti fexofenadine, loratadine, cetirizine dan lainnya, serta sirup antihistamin untuk anak-anak bisa digunakan untuk membantu mengatasi alergi debu. Sementara itu, antihistamin yang memerlukan resep biasanya berbentuk semprotan hidung termasuk azelastine dan olopatadine.
2. Kortikosteroid dalam Bentuk Semprotan Hidung
Obat ini dapat membantu mengurangi peradangan dan mengendalikan gejala demam. Obat-obatan ini termasuk fluticasone propionate, mometasone furoate, triamcinolone, ciclesonide dan lain-lain.
Kortikosteroid hidung memberikan dosis obat yang rendah dan memiliki risiko efek samping yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kortikosteroid oral.
3. Dekongestan
Obat alergi debu ini dapat membantu mengecilkan jaringan yang bengkak di saluran hidung sehingga membuat pemakainya lebih mudah untuk bernapas melalui hidung. Beberapa tablet alergi yang dijual bebas biasanya menggabungkan antihistamin dengan dekongestan.
4. Pengubah Leukotriene
Obat alergi debu ini akan memblokir aksi bahan kimia sistem kekebalan tertentu, biasanya dokter mungkin meresepkan leukotriene modifier montelukast yang tersedia dalam bentuk tablet.
Kemungkinan efek samping montelukast termasuk memicu infeksi saluran pernapasan atas, sakit kepala dan demam. Efek samping yang kurang umum termasuk perubahan perilaku atau suasana hati, seperti kecemasan atau depresi.
5. Imunoterapi
Salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi kondisi alergi debu ialah dengan melatih sistem kekebalan untuk tidak peka terhadap alergen, yang dilakukan melalui serangkaian suntikan alergi yang disebut imunoterapi.
Satu hingga dua suntikan mingguan dapat berguna untuk memaparkan tubuh pada dosis alergen yang sangat kecil, yakni protein tungau debu yang menyebabkan reaksi alergi.
Kemudian dosis ditingkatkan secara bertahap, biasanya selama periode tiga sampai enam bulan. Imunoterapi biasanya digunakan ketika perawatan sederhana lainnya tidak berhasil.
6. Irigasi Hidung
Cara lain yang dapat digunakan untuk mengatasi alergi ialah dengan menggunakan neti pot atau botol peras yang dirancang khusus untuk menyiram lendir yang mengental atau iritasi dari sinus dengan bilasan air asin (garam) yang sudah disiapkan.
Cara Mencegah Alergi Debu
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya alergi debu pada tubuh:
1. Menggunakan bed cover anti alergi pada kasur, box spring, dan bantal. Penutup resleting adalah yang terbaik. Kain tenunannya yang rapat mencegah tungau debu masuk ke tempat tidur.
2. Mencuci semua bagian tempat tidur dengan air panas setidaknya seminggu sekali, termasuk seprai, sarung bantal, selimut, dan bed cover. Kemudian keringkan di pengering panas atau di bawah sinar matahari alami selama bulan-bulan musim panas.
Ada banyak cara untuk mengelola tungau debu. Berbeda dengan alergen luar seperti serbuk sari, cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan tungau debu dengan cara berikut:
1. Gunakan AC atau dehumidifier untuk menjaga kelembaban relatif di rumah antara 30 dan 50 persen.
2. Beli filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA).
3. Belilah boneka mainan yang bisa dicuci, dan sering-seringlah untuk mencucinya. Jauhkan boneka mainan dari tempat tidur.
4. Sering-seringlah membersihkan debu dengan handuk atau pel yang lembab atau diminyaki. Cara tersebut dapat membantu meminimalkan jumlah debu dan mencegahnya menumpuk.
5. Vakum secara teratur dengan menggunakan penyedot debu dengan filter HEPA. Namun seseorang dengan alergi tungau debu yang parah harus meminta orang lain untuk melakukan tugas ini.
6. Bersihkan gorden dan furnitur berlapis kain sesering mungkin.
7. Ganti karpet dengan kayu, ubin, linoleum, atau lantai vinil, jika memungkinkan.
Advertisement