Waspada! Nikmat Dunia yang Berakhir Musibah
Jangan terkesima dengan istidraj (Nikmat Dunia Yang Berakhir Musibah). Inilah renungan disampaikan Ustadz Ma'ruf Khozin, sebagai Materi Ngaji di Royal Plaza Surabaya.
Berikut Tausiyah Ustadz Ma'ruf Khozin yang juga Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur:
Biasanya yang belum dicapai tahun lalu akan berharap diperoleh di tahun ini. Perlu diingat, rezeki tidak ada kaitan dengan hari, bulan dan tahun. Rezeki sepenuhnya adalah pemberian dari Allah. Hanya saja rezeki terkadang ada penghalangnya. Apa itu?
ﻋَﻦْ ﺛَﻮْﺑَﺎﻥَ، ﻗَﺎﻝَ: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: « ... ﻭَﺇِﻥَّ اﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴُﺤْﺮَﻡُ اﻟﺮِّﺯْﻕَ ﺑِﺎﻟﺬَّﻧْﺐِ ﻳﺼﻴﺒﻪ»
Dari Tsauban bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: (Sesungguhnya seseorang akan terhalang dari rezekinya karena dosa yang ia lakukan" (HR Ibnu Majah)
Jadi supaya rezekinya lancar sering-seringlah baca istighfar dan kurangi perbuatan dosa.
Tapi kadang ada orang yang sering berbuat dosa tanpa taubat buktinya masih kaya, hartanya berlimpah. Sementara kita yang tetap ibadah masih pas-pasan? Kita tidak boleh iri dengan hal itu. Sebab nikmat seperti itu hakikatnya adalah nikmat yang semu:
ﻋَﻦْ ﻋُﻘْﺒَﺔَ ﺑْﻦِ ﻋَﺎﻣِﺮٍ، ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ: " ﺇِﺫَا ﺭَﺃَﻳْﺖَ اﻟﻠﻪَ ﻳُﻌْﻄِﻲ اﻟْﻌَﺒْﺪَ ﻣِﻦَ اﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻌَﺎﺻِﻴﻪِ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ، ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﻫُﻮَ اﺳﺘﺪﺭاﺝ "
Dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Jika kau melihat Allah memberi nikmat dunia -sesuai keinginannya- kepada seseorang atas perbuatan dosanya, maka hal itu adalah istidraj (kenikmatan semu yang berakhir musibah).
ﺛُﻢَّ ﺗَﻼَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: {ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻧَﺴُﻮا ﻣَﺎ ﺫُﻛِّﺮُﻭا ﺑِﻪِ ﻓَﺘَﺤْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺃَﺑْﻮَاﺏَ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْءٍ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَا ﻓَﺮِﺣُﻮا ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻭﺗُﻮا ﺃَﺧَﺬْﻧَﺎﻫُﻢْ ﺑَﻐْﺘَﺔً ﻓَﺈِﺫَا ﻫُﻢْ ﻣُﺒْﻠِﺴُﻮﻥَ} [ اﻷﻧﻌﺎﻡ: 44]
Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membaca ayat: "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (Al-'An`ām: 44)
Misalnya -naudzu billah- ada orang yang memakai obat-obatan terlarang, sekali dua kali sepertinya aman, harta terus bertambah. Namun ketika tertangkap oleh penegak hukum maka habis sudah kenikmatan itu, harta terkuras, bolak-balik ke pengadilan sampai waktu cukup lama. Sekali lagi semoga Allah melindungi kita dari istidraj ini. Amin.
Advertisement