Waspada Memang Penting, Tapi Optimisme Lebih Penting
Intelektual Muslim, Muhsin Labib mengatakan, sebagian besar masyarakat adalah kalangan sangat awam soal sains terutama patologi, farmasi, biologi dan kimia. Menurutnya, mereka perlu optimis agar bisa membuang cemas dan imunitas tubuh meningkat.
"Mereka perlu suplai berita dan info yang bisa menumbuhkan optimisme seperti berita tentang ditemukannya obat anti virus ini sambil tetap melakukan prevensi," tutur pakar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Senin 23 Maret 2020.
Menurut Muhsin Labib, mereka sangat awam soal ilmu-ilmu seputar virus, tak bisa membedakan aneka analisa lalu memilih yang akurat dan unggul. Mereka perlu diarahkan untuk mengikuti himbauan Pemerintah sebagai pihak otoritatif yang saya pastikan sangat bertanggungjawab atas keselamatan warganya.
"Mereka sangat awam soal kedokteran dan perobatan. Mereka perlu berita dan info-info yang bisa membantu memproduksi hormon endorfin dalam tubuh mereka yang membahagiakan ketimbang aneka teori dan analisa tentang virus ini yang terlalu banyak dan kadang saling menafikan atau menyuguhkan prediksi horor," tuturnya.
"Mereka sangat awam tentang sejarah virus dan pendemi. Mereka lebih senang mencari peluang kesembuhan ketimbang nimbrung dalam diskusi dan polemik atau kritik terhadap kebijakan Pemerintah.
"Mereka lebih memerlukan banyak penyebaran optimisme menghadapi pendemi ini ketimbang mengulang-ulang anjuran waspada terhadapnya. Karena setiap orang menghindari kematian, maka saya yakin semua orang pasti ingin menghindari virus ganas ini. Tak perlu pandai untuk menyadari bahayanya," kata pakar filsataf ini.
Tapi nasib setiap orang tak sama. Menurutnya, banyak orang dicemooh oleh sebagian orang karena terlihat ceroboh tidak melakukan social distancing. Mereka tidak bisa diam di rumah dengan mengandalkan timbunan makanan di kulkas karena punya timbunan uang di saldo dan deposito.
"Mereka tak ceroboh atau sok berani atau bodoh untuk memahami berita di televisi. Mereka, demi melaksanakan misi suci pencarian nafkah untuk keluarga, menerjang risiko mengais sedikit receh sisa uang kelas kaya yang sudah nyaman dan aman. Saya mengajak anda bersikap demikian," tuturnya mengingatkan.