Waspada Macet, Ratusan Pengungsi Asing Afghanistan Long March
Ratusan pengungsi asing dari Afghanistan kembali turun jalan. Kali ini mereka beraksi lakukan long march dari Jalan Raya Waru, Aloha menuju Kantor DPRD Kabupaten Sidoarjo. Kemacetan tak terhindari di sepanjang Jalan Waru, Gedangan, Buduran, hingga Sidoarjo kota.
Berdasarkan pantauan di lapangan, mereka berangkat secara mandiri dari rumah pengungsian Jemundo menuju flyover Waru. Kemudian, sekira pukul 10.00 WIB dari flyover Waru mereka melakukan long march menuju Kantor DPRD Kabupaten Sidoarjo sambil membawa spanduk.
Hamid, Koordinator Aksi mengatakan, tuntutan mereka masih sama seperti sebelumnya, ingin United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) segera memberangkatkan mereka ke negara suaka.
"Kita sudah sebelas tahun di sini menunggu proses pemberangkatan ke negara ketiga tapi tak kunjung direalisasikan," ucap Hamid, Selasa 29 Maret 2022.
Hal yang sama juga dikatakan Sultan, ia mengatakan awalnya dia datang ke Indonesia hanya transit selama satu sampai dua tahun. Tapi hingga saat ini mereka tak kunjung diberangkatkan ke negara ketiga.
"Ini kami berencana mau ke DPRD Sidoarjo. Jalan kaki dari jembatan Bungurasih," ujarnya.
Sementara itu, Wahyu Tri Wibowo selaku Kasubsi Ketertiban Rumah Detensi Imigrasi Surabaya mengatakan, penempatan ke negara ketiga itu sama sekali bukan tanggung jawab pemerintah Indonesia. Melainkan tanggung jawab mutlak UNHCR. Pemerintah Indonesia hanya menyediakan tempat penampungan sementara.
"Negara suaka yang diinginkan para pengungsi adalah Negara Amerika, Australia, Kanada dan Selandia Baru. UNHCR ketika mempromosikan mereka pasti di seleksi dengan detail oleh negara ketiga tersebut. Proses itu terus berjalan meskipun kuotanya kecil," jelas Wibowo.
Sebenarnya, para pengungsi asing ini tidak diizinkan untuk keluar dari kompleks rumah penampungan. Namun diduga karena adanya provokasi dari pihak lain, akhirnya mereka nekat melanggar peraturan tersebut. Pengungsi asing di Sidoarjo berjumlah 380 jiwa.
"Beberapa waktu lalu masih bisa kita cegah tapi karena terprovokasi oleh pihak lain, mereka serentak keluar dari penampungan. Itu yang tidak bisa kita bendung," pungkasnya.