Waspada Kriminalitas Anak di Surabaya, Linmas Siap Siaga
Mengantisipasi terjadinya kriminalitas terhadap anak-anak Surabaya, BPB Linmas Kota Surabaya menyatakan siap siaga. Hal itu disampaikan oleh Kepala BPB (Badan Penanggulangan Bencana) dan Linmas (Perlindungan Masyarakat) Kota Surabaya, Eddy Christyanto.
Eddy mengaku langkah preventif yang dilakukan Pemkot Surabaya adalah telah menginstruksikan kepada para kasatgas (Kepala Satuan Tugas) Linmas untuk berkeliling ke sekolah-sekolah, terutama TK dan SD, serta ruang-ruang publik, dan taman kota
"Sudah saya sebar untuk antisipasi hal itu. Terutama di Sekolah. Saya minta sekolah untuk membantu kami, dengan memonitor anak-anak.
"Apalagi kalau jam pulang ya. Kita selalu meminta penjaga sekolah untuk menutup pagar kalau tak dibutuhkan, dan selalu berhati-hati," kata Eddy, Sabtu 23 November 2019.
Ia mengaku, hingga saat ini jumlah Kasatgas Linmas yang sudah ia tugaskan untuk mengawasi sekolah-sekolah berjumlah 154 orang. Hal itu setara dengan jumlah kelurahan di Kota Surabaya. Sehingga, dalam satu kelurahan di Kota Surabaya, ada setidaknya satu orang kasatgas Linmas yang ditugaskan menjaga.
"Kasatgas itu juga keliling, mengawasi sekolahan kalau sedang jam pelajaran," katanya.
Meski begitu, Eddy mengaku bahwa tidak semua sekolah bisa dipantau oleh Linmas. Alasannya, keterbatasan personel yang dimiliki oleh Linas. Untuk itu, pihaknya hanya memonitor beberapa sekolah, yang menurutnya rawan dan berpotensi terjadi tindakan kriminalitas terhadap anak-anak, khususnya tindak penculikan anak.
"Jelas, personel adalah masalah utama. Namun kami selalu berusaha semaksimal mungkin. Saya sudah sampaikan ke Kasatgas agar mereka tetap waspada dan melakukan tugas melindungi masyarakat," katanya.
Selain di wilayah-wilayah sekolah, Eddy mengatakan, telah memberikan arahan kepada Kasatgas untuk menjaga daerah pemukiman. Baik perumahan, maupun perkampungan.
Menurut Eddy, ia meminta Kasatgas untuk bekerjasama dengan petugas keamanan Perumahan dan Kampung untuk sama-sama mengawasi lingkungan mereka, dari orang-orang yang tak dikenal dan mencurigakan.
"Saya sampaikan pada siang hari khususnya, agar waspada terhadap tamu yang tak dikenal yang masuk ke wilayah mereka," katanya.
Salah satu cara yang dibocorkan Eddy terkait instruksi yang ia berikan, meminta petugas keamanan untuk menanyai kepada setiap tamu yang berkunjung ke perkampungan atau perumahan mereka, ingin menemui siapa, kemudian mencatat nomor kendaraannya.
Dengan demikian, menurut Eddy, akan lebih mudah melacak pelaku tindak kriminalitas terhadap anak, jika terjadi di wilayah tersebut.
"Kalau terjadi sesuatu ada ketahuan. Siapa tamu yang berkunjung ke rumah siapa, dan nomor kendaraannya berapa, dan lain sebagainya. Ini adalah upaya preventif dari kita. Saya rasa, perumahan yang menerapkan one gate system akan lebih mudah pengawasannya," kata Eddy.
Eddy berpesan kepada masyarakat di Kota Surabaya, kendati kasus penculikan marak terjadi di luar daerah Kota Surabaya. Namun ia meminta masyarakat untuk terus waspada terkait hal tersebut. Ia meminta, apabila masyarakat menemukan hal-hal yang mencurigakan, bisa langsung menghubungi layanan tanggap darurat Command Center 112 milik Pemkot Surabaya.
"Kalau ada apa-apa, langsung telepon kita di 112 ya," pungkasnya.
Advertisement