Waspada Ketika Lelaki Curhat
Resensi Hidup Ini Indah, Bro!
Oleh Hafiidhaturrahmah
Judul : Hidup Ini Indah, Bro!
Penulis : Agus Prasmono, Asa, Mashdar Zainal, dkk
Editor : Endah Imawati
Penerbit : Padmedia
Tahun terbit : 2021
Jumlah Halaman : 206 halaman
Ukuran : 13cm x 19cm
Apa yang terjadi jika para lelaki rumpi atau curhat habis-habisan? Ternyata hasil rumpi yang keseruannya melebihi kaum Hawa ini menjadi sebuah buku. Hal ini membuktikan tulisan dari 20 lelaki ini bukan ecek-ecek. Tema yang ditulis pun aneka ragam dengan satu payung kebahagiaan bahwa: Hidup Ini Indah, Bro!
Di Balik Lelaki Hebat
Sebagian dari tulisan curhatan lelaki ini mengandung bawang, bisa membuat mata berkaca-kaca. Perjuangan hidup para lelaki menuju kemapanan ternyata tidak lepas dari dukungan para perempuan hebat yang ada di belakang layar. Mashdar Zainal dengan jujur menceritakan perjuangan ibunya. Sang pencari kayu bakar yang tak bisa menulis, tetapi mampu mengantarkan anaknya sampai bangku kuliah. Baginya, menuliskan kisah diri sendiri bukan perkara mudah seperti menulis cerpen. Inal Afandi terkena PHK dari perusahaan minyak asing dan memulai hidup baru bersama istri yang sedang hamil tua, jualan jus!
Agus Prasmono menulis tentang sosok perempuan judes yang berhasil membuatnya penasaran. Kisahnya berakhir di pelaminan setelah uji nyali bertemu mertua. Sama halnya dengan Eko Wardhana yang merayu pujaan hatinya dengan bait-bait indah dari hasil mendengar kaset Sad Songs, hadiah sabun Lux. Apakah surat demi surat yang rutin dia rangkai berhasil mengalahkan lelaki perlente pesaingnya? Sebaliknya dengan Wiriyadhika Gunaputra. Saat jatuh cinta di SMA, dia hanya dapat menatap gadis pujaannya jadian dengan temannya. Kekecewaan dialihkannya dengan belajar keras. Tak disangka dia mendapatkan nilai ujian akhir nasional tertinggi di sekolahnya.
Epu Wijaya lain lagi. Terang-terangan jujur ke istrinya dia bermain hati dengan mantannya. Si istri yang sudah menemaninya jatuh bangun, bersikap datar saja lantaran hanya mimpi, sekadar reuni hati. Mudjiharto lebih unik lagi. Ia bertemu cinta pertamanya saat SMP di Depot Nani milik si mantan. Dia lebih memilih menyimpan misteri, bagaimana bisa gadis tercantik dan terpintar di masanya yang juga orang kaya, saat ini bisa hidup sederhana.
Dari Jati Diri sampai Keluar PNS
Suguhan petualangan masa lalu yang blak-blakan dari para penulis merupakan kesegaran inti dari buku ini. Pembaca dibawa menuju romansa cinta monyet atau perjuangan ujian masuk kuliah. Abdus Somad Arief (Asa) yang pensiunan BUMN ini mengenang pencarian jati diri dalam petualangan lintas batas kota demi ujian di GOR. Baginya menguji diri itu bentuk ke-macho-an lelaki melewati perjuangan yang penuh kepahitan dan kesengasaraan. Seperti Helmi, yang jujur mengenai kisah perundungan saat berada di suatu pondok berjenjang SMA, hingga kemudian dipaksa menjadi TNI oleh ayahnya. Dokter Nurul Fathoni dengan idealisme tingginya, rela berjuang membangun puskesmas yang tertutup ilalang dengan jalanan ekstrem berjembatan, berjurang, dan berbahaya di daerah Lahat. Sak Liung menemukan passion-nya membantu pemulihan jiwa pasien, termasuk yang terkena TBC atau Tekanan Batin Cinta. Sementara jati diri Rahmat Julyanto terkuak, saat foto ayahnya yang disandingkan dengan fotonya ternyata bak pinang terbelah.
Bukan sekadar pencarian jati diri, perjalanan para lelaki sebagai pencari nafkah utama di buku ini ternyata sangatlah ekstrem. Mereka berani keluar dari zona nyaman untuk kehidupan yang lebih baik walaupun harus tersungkur, terpuruk, sampai menangis karena gagal memberikan kehidupan layak pada keluarganya. Kurniawan nekad keluar dari PNS setelah sembilan tahun mengabdi. Ia sempat bekerja serabutan, hingga di suatu masa ada yang memberitahukannya bahwa hidup hanya sekadar permainan. Stebby Julionatan sama nekadnya. Ia keluar dari pegawai tidak tetap di sebuah pemerintahan demi mengejar pencapaian eksistensi diri dengan kembali ke bangku kuliah S-2.
Mimpi Tinggi Itu Gratis!
Yoes Wibowo yang tergila-gila pada lagu Barcelona Fariz RM, tak menyangka kekuatan alam bawah sadar membawanya mengunjungi Plaza Catalunya di Barcelona. Awalnya dia hanya menggelar lukisan di emperan Malioboro. Mimpi—yang tentu saja gratis—yang dimilikinya adalah hidup dengan pekerjaan yang dia suka. Ternyata, hal itu membawanya keliling dunia. Namun, bayaran dari sebuah mimpi tentu harus diikuti kerja keras dalam dunia bisnis. Seperti Machmud Yunus dengan persaingan dagang dan mematenkan merk dari sebuah shuttlecock. Siapa yang ada hitam di atas putih, da yang akan lebih unggul. Tidak jauh beda dengan Sunari yang berpetualangan dari bisnis satu ke lainnya, tetapi pada akhirnya kembali ke hobinya: memijat. Keingingannya adalah mendirikan Kampung Pijat Sirapan.
Pandemi dan PHK
Pandemi ini menyerang kehidupan semua umat. Ence Noor berkisah tentang salah satu pasiennya, seorang bartender yang di PHK dan terpaksa menjalani hidup sebagai ojek online. Nyeri pada siku tangan kanan pasien akibat gerakan pekerjaan yang terus menggenggam, mengantar dokter untuk mengurai rahasia: sebuah keterpaksaan. Saat menjadi bartender yang disukainya, pasien bekerta tanpa keluhan.
Tidak hanya pasien yang menjadi korban PHK, Yusuf Kiky Aditya juga menjadi korban pengurangan karyawan radio ketika pandemi. Bingung akan bekerja apa, ia justru terserang hipertensi hingga mimisan. Istri adalah penyelamat dengan jualan snack boks yang akhirnya menjadi penopang rezeki keluarga. Sementara, Yosua Ariel Setiawan mengungkap keterpurukan dirinya hingga nyaris bunuh diri lantaran ditipu rekan kerja.
Lelaki dan Menulis
Menulis sebagai wadah healing juga dipilih lelaki. Mereka meninggalkan ego ketika harus menulis dengan jujur meski penuh kepahitan hidup. Pada akhirnya, mereka tertawa sendiri menuliskannya, sebagai bukti semua masa berat telah berlalu. Membaca kisah mereka membersitkan rasa kagum bahwa ternyata di balik wajah tegar, lelaki menyimpan hati lembut.
editor : WE
Advertisement