Waspada! Hipertensi Dapat Memicu Stroke Mata
Bagi Anda yang memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi patut waspada. Tahukah anda, hipertensi dapat menjadi pemicu terjadinya stroke mata lho.
Berikut penjelasannya menurut ahli. Adalah dokter Rita Tjandra, SpM Divisi Vitreo-Retina RS Mata Undaan Surabaya.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Terlebih komplikasi ke berbagai organ dari tubuh. Seperti jantung, pembuluh darah, sistem syaraf, ginjal, dan penglihatan.
“Komplikasi hipertensi pada mata menyerang pada pembuluh darah, bisa arteri atau vena di retina mata. Gangguan penglihatan ini biasa disebut dengan stroke mata. Stroke mata dibagi ke dalam berbagai jenis, klasifikasinya melihat bagian pembuluh darah pada retina mata mana yang mengalami penyumbatan,” kata dokter Rita melansir akun Youtube RS Mata Undaan @ RS Mata Undaan berjudul “Stroke Mata Akibat Komplikasi Diabetes-Ruang Dokter-DR. Rita Tjandra SpM”.
Jenis Stroke Mata
Pada video berdurasi 8 menit itu, dokter Rita melanjutkan, jenis stroke mata dibedakan melalui bagian pembuluh darah pada arteri atau vena di retina dan di bagian pembuluh darah utama atau cabang yang mengalami penyumbatan.
Jenis dari stroke mata ada empat. Pertama adalah oklusi arteri retina sentral yang menyumbat pembuluh darah pada pembuluh darah arteri utama di retina mata. Kedua, oklusi arteri retina cabang yang menyumbat pembuluh darah pada salah satu cabang dari pembuluh darah di retina.
Ketiga, oklusi vena retina sentral yang menyumbat pembuluh darah retina pada vena utama di retina. Terakhir, oklusi vena cabang yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah terjadi pada salah satu cabang pembuluh darah vena di retina.
Proses Terjadinya Gangguan Penglihatan akibat Komplikasi Hipertensi
Dokter alumnus Universitas Airlangga itu menyebut, hipertensi yang tidak terkontrol mengakibatkan adanya penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah. Salah satunya di pembuluh darah arteri atau vena pada retina. Pembuluh darah pada retina berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh retina.
“Jika terjadi penyumbatan pada pembuluh darah retina maka akan mengakibatkan sel-sel yang ada mati. Sehingga retina tidak bisa menjalankan peran dan fungsinya untuk menangkap cahaya yang masuk ke mata lalu diteruskan ke sistem syaraf pusat atau otak. Hal inilah yang menyebabkan stroke mata,” paparnya.
Penderita hipertensi patut waspada. Sebab, semakin tinggi tekanan darah penderita hipertensi dan semakin lama mengalaminya, semakin tinggi pula kemungkinan terjadi komplikasi penglihatan yang menyerang pembuluh darah retina.
Sementara, selain hipertensi, beberapa kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan terjadinya resiko stroke mata antara lain diabetes, glaukoma, kolestrol tinggi, penyakit jantung, dan penyempitan arteri di leher.
Bahaya dan Gejala Stroke Mata
Perempuan kelahiran 1967 itu menjelaskan, stroke mata atau oklusi retina termasuk penyakit gawat darurat pada mata. Di mana stroke mata dapat menyebabkan kebutaan yang permanen jika tidak segera ditangani.
Di sisi lain, gejala yang muncul akibat oklusi retina sentral dan cabang berdampak berbeda. “Pada oklusi retina sentral akan timbul gangguan penglihatan berupa penurunan kemampuan melihat secara tiba-tiba pada salah satu mata. Kemudian penglihatan menjadi kabur secara mendadak,” katanya.
“Sedangkan pada oklusi retina cabang, gejala yang timbul seperti muncul floaters atau seperti melihat benang benang halus yang melayang laying. Kemampuan penglihatan mendadak hilang umumnya diawali dari bagian tepi,” sambungnya.
Lebih lanjut, gejala stroke mata secara umum meliputi terjadi sangat cepat, tidak menimbulkan nyeri, mata merah, buram mendadak.
“Umumnya stroke mata terjadi secara cepat dan mendadak tanpa diawali rasa nyeri pada mata. Selain itu muncul mata merah. Kemampuan penglihatan sapat menurun dan menghilang secara tiba tiba,” bebernya.
Penanganan Stroke Mata di RS Mata Undaan
Bagi pasien yang memeriksakan mata di RS Mata Undaan sebelum pemeriksaan dokter spesialis mata akan dilakukan assesment terlebih dahulu oleh perawat. Di mana pasien akan ditanya riwayat penyakit sebelumnya.
“Assesment dilakukan untuk mengetahui tajam penglihatan pasien, tekanan bola mata dan pemeriksaan syaraf mata lainnya. Selain itu juga pemeriksaan visus. Bila perlu dilakukan foto retina dengan fundus camera dan optical coherence tomography,” ucapnya.
Dokter Rita menyebut, tahapan selanjutnya adalah diagnosa dokter untuk mengetahui terjadinya oklusi pada arteri atau vena. Jika pada arteri, akan diberikan pijatan pada daerah mata untuk memperlancar peredaran darah. Sedangkan pada vena, harus dilihat dari foto retina.
“Apakah perlu dilakukan injeksi intravitreal atau tidak. Jika terjadi edema pada syaraf mata akan dilakukan injeksi. Kemudian dokter akan memberikan obat untuk menurunkan tekanan bola mata agar tidak menekan pembuluh darah di mata,” katanya.
Tak sampai di situ, tahapan selanjutnya adalah pasien akan difasilitasi untuk konsultasi dengan dokter penyakit dalam. Sebab berhubungan dengan tekanan mata atau penyakit lain yang mendasari. Dokter Rita lantas mengingatkan agar pasien segera ke dokter apabila mengalami gejala stroke mata.
“Stroke mata merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kebutaan. Namun, dapat disembuhkan jika cepat ditangani. Jika mengalami gejala yang mengarah ke stroke mata, seperti yang tadi disebutkan dan memiliki riwayat hipertensi, maka segeralah untuk memeriksakan mata anda ke dokter spesialis mata untuk menyelamatkan penglihatan anda,” tuturnya.
Terapkan Pola Hidup Sehat
Dokter Rita mengimbau, menerapkan pola hidup sehat dan mencegah terjadinya stroke mata. Di antara nya rutin berolahraga, mengurangi konsumsi gula dan garam berlebih, menjaga berat badan ideal, menghindari stres, dan rutin memeriksakan mata ke dokter spesialis mata.
“Oklusi tidak menurun dan tidak menular, penyebab utamanya hipertensi atau tekanan sarah tinggi yang tidak terkontrol. Di mana hipertensi ini bisa menurun ke keluarga. Untuk menghindari, diawali dengan cara hidup sehat, terutama orang-orang yang miliki riwayat hipertensi,” tutupnya.