Waspada Gelombang Tinggi di Laut Jawa 1-2 September
Potensi gelombang tinggi hingga empat meter, kemungkinan muncul di sejumlah perairan Indonesia pada 1-2 September 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan pada warga di pesisir untuk waspada.
Gelombang Tinggi
Potensi peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter muncul di Selat Malaka, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa Barat-Jawa Timur, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan selatan Pulau Sumba, Selat Sape bagian selatan, perairan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rotte, juga Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-NTT.
Kemudian juga Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, perairan timur Kepulauan Bintan-Kepulauan Lingga, dan Selat Karimata.
Selain itu, potensi gelombang tinggi juga muncul di Laut Jawa, perairan utara Jawa Timur, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan dan tengah, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Laut Sumbawa, perairan Wakatobi, perairan Manui-Kendari, perairan selatan Kepulauan Sula-Kepulauan Banggai, perairan Kep. Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Bitung, perairan Kepulauan Sitaro, perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan P. Buru-Pulau Ambon-Pulau Seram.
Juga Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, Laut Banda, perairan Kepulauan Kai-Kep. Aru, perairan Sorong, perairan Fakfak-Kaimana, Laut Arafuru, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua Barat.
Sementara untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,50-4,0 meter, berpeluang terjadi di Samudra Hindia Barat Sumatra, perairan selatan Banten, dan Samudra Hindia Selatan Banten.
Penyebab Gelombang Tinggi
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, dilansir dari Antara.
Menurutnya, pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 8-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Makassar bagian selatan, perairan Sulawesi Selatan, Laut Seram, dan Laut Maluku. Untuk itu, perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran," jelasnya.