Waspada! Gagal Ginjal Kronis Sering Makan Fast Food dan Minuman Kemasan
Penyakit gagal ginjal kronis (CGK) sedang hangat diperbincangkan masyarakat akhir-akhir ini. Kasus ini pun merebak di kota-kota metropolitan di Tanah Air, seperti di Jakarta dan Surabaya, anak-anak dan remaja sudah harus menjalani perawatan hemodialisa atau cuci darah karena menderita penyakit itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina menjelaskan, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan penyakit gagal ginjal kronis pada anak-anak.
Ia menyebutkan, gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, seperti jarang mengkonsumsi air mineral dan kerap kali mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) dan minuman kemasan (sachet) yang bernilai gizi rendah.
"Gaya hidup dan pola makan tidak sehat, dimana anak sering mengkonsumsi minuman manis kemasan, makanan cepat saji, dan makanan berkalori tinggi dalam jangka waktu panjang dan tidak terkontrol," ungkapnya, Selasa 13 Agustus 2024.
Nanik menerangkan karena gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat tersebut dapat menurunkan fungsi ginjal sebagai organ yang berfungsi untuk menyaring darah dan urin.
Selanjutnya, faktor kekurangan cairan dan dehidrasi berat serta mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri juga dapat berakibat fatal pada fungsi organ ginjal pada manusia.
"Infeksi pada ginjal dan memicu sindrom nefrotik dan membuat protein dalam urine," sambung dia.
Sementara itu, faktor pemicu gagal ginjal kronis lainnya adalah penyakit bawaan yang diturunkan karena faktor keturunan dan kelainan sejak lahir.
"Faktor lainnya adalah anak mengalami Obesitas, Hipertensi, dan Diabetes Melitus serta memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga atau kelainan ginjal bawaan sejak lahir," terangnya.
Nanik juga mengimbau kepada orang tua dan sanak famili lainnya untuk selalu memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi oleh anak-anak dan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit gagal ginjal melalui pengamatan dan deteksi dini.
"Orang tua juga diharap mencermati gejala-gejala gagal ginjal pada anak, seperti demam, infeksi saluran pernapasan akut (batuk, pilek), atau gejala infeksi saluran cerna, seperti diare dan muntah, urin berkurang atau tidak ada urin selama 6-8 jam saat siang hari, dan warna urin anak pekat atau kecoklatan," pungkasnya.
Seperti diberitakan Ngopibareng.id sebelumnya, hingga Juni 2024 lalu, kasus gagal ginjal kronis (CGK) di Kota Surabaya tercatat sudah berada pada angka 308 kasus, dengan salah seorang pasien CGK masih menginjak usia 17 tahun.
Advertisement