Waspada! Eropa Jadi Episentrum Covid-19 Dunia
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, Eropa menjadi episentrum Covid-19 dunia usai lonjakan infeksi virus corona lebih dari 50 persen.
"Eropa kembali menjadi pusat pandemi sama seperti satu tahun lalu," kata perwakilan WHO di Eropa, Hans Kluge, dikutip Associated Press, Sabtu 6 November 2021.
Kluge memperingatkan tingkat rawat inap akibat virus corona meningkat dua kali lipat di Eropa sejak pekan lalu akibat lonjakan kasus Covid-19.
WHO pun mengingatkan kasus kematian akibat Covid-19 di Eropa dapat menembus angka setengah juta jiwa pada Februari 2022 mendatang jika tren infeksi terus sama.
Benua Biru
Kluge menyebut total kasus positif Covid-19 benua biru saat ini telah mencapai 78 juta. Angka tersebut melebihi kasus di Asia Tenggara, Afrika, Mediterania Timur dan Pasifik Barat digabungkan.
WHO juga mengatakan kasus baru harian Covid-19 melonjak enam persen di Eropa. Di pekan sebelumnya kasus dilaporkan naik hingga 18 persen.
Kenaikan itu menjadikan Eropa sebagai kawasan satu-satunya di dunia yang masih mengalami kenaikan infeksi Covid-19. Sebab, tren infeksi Covid-19 di kawasan lainnya tercatat memiliki angka stagnan atau bahkan menurun.
Sejauh ini, penularan virus corona yang tertinggi di Eropa mencapai sekitar 192 kasus baru per 100 ribu orang.
Jumlah kasus harian yang melonjak terjadi di beberapa negara Eropa Timur dan Eropa Tengah. Di Ceko misalnya, dalam satu hari tercatat ada 9.902 kasus baru pada Rabu.
Menurut Kementerian Kesehatan Ceko, angka itu naik hingga 60 persen lebih dari pekan sebelumnya. Juga, merupakan kasus harian tertinggi sejak 23 Maret.
Sementara itu, sejumlah petinggi WHO lainnya turut menyoroti kesenjangan vaksin di tengah lonjakan Covid-19 Eropa.
Menurutnya, meski pasokan vaksin di Eropa melimpah, penyebaran dan tingkat vaksinasi tidak merata.
"Mungkin ada banyak vaksin yang tersedia, tetapi penyerapan vaksin belum merata," kata Kepala Urusan Darurat WHO, Michael Ryan, Kamis 4 November 2021.
Ryan pun menyerukan otoritas Eropa menutup kesenjangan vaksinasi Covid-19.
Advertisement