Waspada Efek Sianida! Dulu Dituang ke Kopi, Kini Campur Sate
Sianida disalahgunakan lagi. Mungkin Anda masih ingat kasus Jessica Wongso membunuh Wayan Mirna Salihin? Racun dengan nama ilmiah Kalium Sianida (KCN) jadi alat pembunuhan ketika ditemukan dalam campuran kopi Vietnam di sebuah kafe di Jakarta.
Kini, Nani Aprilliani Nurjaman menaburkan sianida ke sate. Ironisnya, sate beracun ini salah sasaran. Akibatnya, Naba Faiz, bocah 10 tahun anak pengemudi ojek online (ojol) yang jadi korbannya.
Sianida merupakan senyawa kimia yang dapat ditemukan dalam bentuk gas atau kristal, sianida memiliki ikatan dengan karbon monksida, dan nitrogen molekul atau CN. Ada beberapa kandungan sianida yang lebih mematikan yakni Natrium Sianida (NaCN), Potasium Sianida (KCN), Hidrogen Sianida (HCN), dan Cyanogen Klorida (CNCl).
Paparan sianida akan menyebabkan sel-sel yang ada pada tubuh akan kekurangan oksigen, sehingga menyebabkan gangguan fungsi dan akhirnya menyebabkan kematian.
Dulu, Hidrogen Sianida dimanfaatkan sebagai bahan senjata, adapun beberapa senyawa yang memiliki kandungan sianida digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida, fumigan, plastik, pelapis logam, hingga penambangan. Juga beberapa proses industri seperti, industri besi, baja, industri kimia, dan pengolahan air juga mampu menghasilkan senyawa sianida.
Selain itu, kandungan sanida juga terdapat dalam asap rokok atau asap pembakaran plastik, biasanya sianida dalam bentuk gas tidak memiliki warna melainkan berbau seperti bau kacang almond.
Selain memiliki bentuk yang berbahaya, sianida juga dapat dijumpai dalam bentuk sianogen, yang biasanya ditemukan dalam makanan antara lain singkong, biji aprikot, biji plum, biji persik, biji apel, ubi kayu, rebung, kacang lima, tapioka, dan buah yang memiliki lubang.
Senyawa sianida mungkin juga bisa terhirup tanpa sengaja dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam skala yang terbilang masih kecil efeknya tidak mematikan.
Berikut ini benda sehari-hari yang mungkin saja menyebabkan paparan sianida:
1. Asap bakaran karet, plastik, dan sutera.
2. Sianida yang digunakan sebagai fotografi, penelitian kimia, plastik sintetis, proses pengolahan logam, dan industri electroplatting.
3. Leatrile atau komponen yang mengandung amygladin (merupakan bahan kimia yang biasa ditemukan dalam buah mentah, kacang-kacangan, tumbuhan) biasa dijumpai dalam pengobatan kanker.
4. Bahan kimia seperti aseton (penghapus kutek) dan cairan pengolah plastik mungkin saja masih terdapat kandungan sianida.
5. Asap rokok yang merupakan sumber sianida. Bisa saja darah yang ada dalam tubuh si perokok mengandung sianida 2.5 kali lebih banyak dibanding perokok pasif.
Sianida sebenarnya insektisida dan pestisida yang sangat berbahaya, namun jika digunakan sebagai racun dapat bekerja dan menyebar dengan cepat berpotensi mematikan. Apabila masuk ke dalam perut seseorang dengan tingkat asam lambung yang tinggi, maka sianida akan bereaksi pada tingkat yang lebih tinggi. Namun tidak tidak semua orang dapat mencium bau sianida, karena pada dasarnya sianida tidak selalu mengeluarkan bau, sekalipun berbau sianida akan tercium seperti kacang almond pahit.
Tubuh memang mampu mengatasi racun dalam jumlah kecil dengan mengubahnya menjadi tiosianat yang kemudian dikeluarkan melalu air urine. Sianida dapat bergabung dengan zat kimia lain membentuk vitamin B12 yang dapat membantu menjaga kesehatan sel saraf dan sel darah merah. Namun jika dalam jumlah besar, senyawa sianida akan mencegah sel menggunakan oksigen hingga menyebabkan kematian sel.
Organ-organ yang rentan terhadap senyawa sianida adalah jantung, sistem pernafasan, dan sistem saraf pusat. Biasanya tubuh yang terpapar sianida akan merasakan lemah, mual, sakit kepala, hingga menyebabkan kesulitan bernafas. Sedang pada kondisi akut, gejala yang muncul adalah hilang kesadaran, hingga mengalami gagal jantung.
Berikut ini tingkat keparahan akibat terpapar sianida:
1. Seberapa banyak racun tersebut masuk ke dalam tubuh serta berapa lama orang tersebut terkena racun yang sangat memengaruhi efek sianida dalam tubuh, dan faktanya akan dibutuhkan sianida sebanyak 1,5 miligram per kilogram tubuh manusia untuk menciptakan keracunan sianida.
2. Tidak hanya dalam bentuk makanan atau berbentuk bubuk, gas sianida juga sama berbahayanya, bahkan gas ini disinyalir memiliki tingkat berbahaya paling tinggi dibandingkan dengan jenis gas beracun lainnya. Namun jika dialirkan dalam ruangan tertutup gas tersebut dapat menyebabkan kematian.
3. Organ yang paling mengalami kerusakan adalah organ jantung dan otak, karena dibandingkan dengan organ lainnya, organ jantung dan otak adalah organ yang paling banyak menggunakan oksigen.
4. Saat sianida masuk ke dalam tubuh akan mencegah menggunakan oksigen, sehingga sel-sel yang ada dalam tubuh akan mati. Jika gejala keracunan sianida yang dialami dikatakan cukup ringan dan penangan dapat segera dilakukan, kondisi tersebut umumnya dapat disembuhkan secara total tanpa menyebabkan komplikasi. Sebaliknya, jika terpapar sianida dalam dosis tinggi, maka akan terjadi kerusakan pada saraf, jantung, otak, dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Pencegahan Keracunan Sianida
1. Cegah terjadinya kebakaran dengan cara menghindari penggunaan pemanas ruangan yang tidak aman dan menghindari penggunaan lampu halogen.
2. Tidak merokok apalagi di dekat permukaan yang mudah terbakar seperti tempat tidur.
3. Memastikan setiap barang atau benda yang dapat memicu kebakaran jauh dari jangkauan anak-anak.
4. Mengikuti peraturan keselamatan kerja jika harus bekerja menggunakan sianida, termasuk ketika menggunakan alat-alat pelindung serta selalu melapisi meja kerja dengan menggunakan kertas penyerap.
5. Menyimpan alat kerja, apalagi jika alat tersebut berisiko memiliki paparan sianida pada tempat yang telah disediakan dan jangan membawanya pulang ke rumah.