Waspada! DBD Banyuwangi Tinggi, 205 Orang Dirawat 4 Meninggal
Kasus demam berdarah di Banyuwangi terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Data dari Dinas Kesehatan Banyuwangi, selama Januari hingga April 2024, sekitar 205 orang menjalani perawatan di rumah sakit karena terjangkit deman berdarah.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, mengatakan jumlah pasien demam berdarah di Banyuwangi mengalami kenaikan signifikan pada bulan April 2024. Hingga 22 April tercatat sebanyak 71 orang terjangkit. Selama Januari-Maret 2024 sendiri pasien DBD Banyuwangi ada 134 pasien.
“Dari total 205 pasien demam berdarah, 4 orang di antaranya meninggal dunia,” jelasnya, Selasa, 23 April 2024.
Peningkatan kasus demam berdarah di Banyuwangi ini disebabkan faktor cuaca. Curah hujan yang tidak menentu menyebabkan timbulnya genangan air yang menjadi tempat berkembangbiak jentik nyamuk Aedes Aegypti.
“Saat ini ada 4 kecamatan yang menjadi titik sebaran terbanyak. Yakni Muncar, Srono, Bangorejo, dan Rogojampi,” terangnya.
Amir menyebut total kasus infeksi virus dengue di Banyuwangi ada 1.025 kasus. Virus dengue ini penyebab tiga penyakit yakni Demam Dengue (DD), DBD, serta Dengue Shock Syndrom (DSS). Ketiga penyakit ini sama-sama disebabkan infeksi virus dengue.
"Namun tingkat keparahannya berbeda. DD biasanya lebih ringan dibandingkan DBD. Selain itu, DD tidak sampai menyebabkan kematian,” katanya.
Masyarakat diminta segera memeriksakan diri atau keluarga apabila mengalami gejala yang mengarah pada DBD. Seperti, demam tinggi selama 3 hari, nyeri badan, tubuh lemas, nafsu makan menurun, serta mengalami pendarahan spontan seperti mimisan, gusi berdarah.
“Jika demam tidak membaik selama 3 hari segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Seperti pemeriksaan trombosit dan hematokrit,” tegasnya.
Dua jenis uji laboratorium tersebut, menurutnya bisa digunakan untuk mendeteksi tingkat keparahan infeksi virus dengue yang diderita pasien. Baik Demam Dengue (DD), DBD, serta Dengue Shock Syndrom (DSS).
Amir lalu mengajak masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Warga juga perlu menutup tempat genangan air agar tidak menjadi sarang nyamuk,” ujarnya.
Advertisement