Waspada Bencana, Peralatan dan Relawan di Jember Disiagakan
Ratusan personil gabungan serta relawan bencana di Kabupaten Jember mulai disiagakan. Termasuk juga peralatan khusus penanggulangan bencana.
Ratusan personil gabungan Polres Jember, Kodim 0824 Jember, BPBD Jember, PMI Jember dan beberapa elemen lainnya, menggelar Apel Kesiapsiagaan dan Gelar Peralatan, Selasa, 25 Oktober 2022 pagi, di Alun-alun Jember.
Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, memasuki musim hujan, bencana banjir dan tanah longsor sudah menjadi langganan di Kabupaten Jember. Namun sayang, sejauh ini Jember belum memiliki proteksi bencana banjir, terutama Jember bagian Utara.
Aliran sungai di bagian Utara sudah mengalami pendangkalan dan sejauh ini belum pernah dilakukan pengerukan. Pemkab Jember sejauh ini beru menyelesaikan perbaikan bendungan di sepanjang aliran sungai.
Karena itu, sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi terjadinya bencana banjir, Hendy mulai menyiagakan relawan, termasuk peralatan penanganan bencana. Relawan tidak hanya di tingkat kabupaten, namun relawan di tingkat kecamatan dan desa juga mulai disiagakan.
Sementara terkait peralatan, sejumlah pihak sudah menyiapkan sesuai dengan bidangnya. Mulai dapur umum, peralatan penanganan pohon tumbang, obat-obatan, serta kebutuhan logistik lainnya sudah disiapkan.
Termasuk juga, latihan mitigasi bencana sudah berkali-kali dilakukan. Relawan sudah melakukan pemetaan proses penyelamatan korban bencana, berdasarkan jenis bencana yang terjadi.
“Kami tidak berharap bencana menimpa Kabupaten Jember. Namun, kita perlu melakukan persiapan sebagai bentuk ikhtiar maksimal harus kita lakukan,” kata Hendy.
Karena penanganan bencana merupakan tugas sosial kemanusiaan, Hendy berharap seluruh elemen masyarakat turut berpartisipasi. Minimal, dapat membantu menyosialisasikan peringatan dini bencana dari BMKG maupun BNPB.
Dalam upaya peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana, Hendy meminta satgas bencana di tingkat desa diaktifkan kembali. Terutama di wilayah yang rawan longsor, banjir, dan angin kendang.
Kemudian Hendy meminta petugas memangkas ranting pada pohon yang berpotensi tumbang di Kabupaten Jember. Serta penertiban baliho semi permanen, demi menghindari dampak dari pohon tumbang.
Hendy juga meminta seluruh elemen masyarakat turut serta menjaga drainase dan membersihkan saluran irigasi dan tidak membuang sampah ke sungai, guna mencegah banjir dan pergeseran tanah.
“Kepada petugas sampah saya mengimbau memantau sampah di aluran sungai dari hulu hingga hilir. Jangan sampai ada yang membuang sampah ke saluran irigasi,” tambah Hendy.
Selain itu, Hendy juga meminta agar ada posko di tiap-tiap kecamatan maupun desa, serta melakukan pemantauan secara cermat terkait perkembangan cuaca. Hendy juga meminta seluruh aparatur pemerintah saling berkoordinasi.
Hendy juga mengimbau masyarakat yang tinggal di lereng, agar meningkatkan kewaspadaan saat turun hujan lebat. Sebab, belum ada infrastruktur yang dibangun di lereng-lereng untuk menahan agar tidak terjadi longsor.
Ditambah curah hujan yang tinggi dan cahaya matahari yang tidak terlalu terik, sangat rawan menimbulkan tanah menjadi becek. Tanah becek pada akhirnya rawan terjadi longsor.
Terakhir, Hendy meminta seluruh kepala sekolah di Jember memantau dengan cermat kondisi Gedung sekolah. Jika memang berpotensi ambruk, Hendy mengimbau agar ruangan tersebut dikosongkan. “Terkait antisipasi Gedung sekolah ambruk, saya sendiri langsung memantau. Sudah ada grupnya dan saya masuk di dalamnya,” lanjut Hendy.
Hendy mengakui, sejauh ini banyak infrastruktur pendidikan, seperti ruang kelas yang mengalam rusak berat hingga ringan. Hal itu terjadi karena memang sudah lama tidak diperbaiki.
Selama ini, anggaran masih difokuskan pada pembangunan infrastruktur jalan. Sementara perbaikan dan pembangunan Gedung sekolah, baru akan dimulai tahun 2023 mendatang. “Memang ada ratusan infrastruktur pendidikan yang perlu diperbaiki. Kita akan mulai pada tahun 2023,” pungkas Hendy.