Waspada, Bencana Hidrometeorologi Ancam Jatim
Masyarakat Jawa Timur diminta lebih waspada akan potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi di bulan Oktober 2022 ini. Kepala Stasiun Meteorologi Klas 1 Juanda, Taufiq Hermawan mengatakan, ancaman tersebut dapat terjadi karena wilayah Jatim sedang mengalami fase pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
“Pada masa ini, potensi hujan dapat terjadi pada pagi, siang, sore atau malam hari dengan intensitas bervariasi mulai dari ringan, sedang hingga lebat dengan disertai petir dan angin kencang sesaat,” ungkap Taufiq.
Berdasar citra satelit Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, saat ini masih terdapat fenomena La Nina dengan intensitas rendah serta aktifnya gelombang atmosfer equatorial rosby di sekitar Jatim.
Selain itu, hujan yang terjadi di musim kemarau ini diakibatkan suhu muka laut masih hangat mempengaruhi pembentukan awan cumulonimbus yang intens. “Ini juga dapat menyebabkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es,” pungkasnya.
Adapun beberapa wilayah yang memiliki potensi cuaca ekstrem. Di antaranya wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek.
Kemudian Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat Jatim untuk selalu waspada dengan mengikuti informasi perkembangan cuaca melalui akun resmi BMKG.