Waspada Bahaya Dampak Abu Vulkanik! Inilah Tips Mengatasinya
Abu vulkanik terbentuk dari letusan gunung yang masih aktif. Selain itu dampaknya juga berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Salah satu gunung aktif yang ada di Indonesia, yakni Gunung Semeru, mengalami erupsi. Selain muncul awan panas, aktivitas Gunung Seemru mengeluarkan abu vulkanik yang membuat penduduk harus mewaspadai hal tersebut. Semburan abu vulkanik dapat menimbulkan masalah kesehatan dan berdampak bagi lingkungan sekitar.
Salah satu dampak akibat yang ditimbulkan oleh abu vulkanik ialah masalah gangguan pernapasan, kesehatan mata hingga dapat memicu beberapa dampak jangka panjang yang berbahaya bagi kesehatan. Namun hal tersebut dapat dicegah dengan beberapa cara. Seperti apa tipsnya? Simak ulasannya berikut ini.
Definisi Abu Vulkanik
Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Umumnya abu vulkanik terdiri dari berbagai jenis batuan, mulai dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran sangat besar.
Batuan yang berukuran besar (bongkahan kerikil) biasanya jatuh di sekitar kawah sampai radius 5-7 km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Abu yang halus dapat menyebabkan radang paru-paru jika terhirup.
Material dalam Abu Vulkanik
Abu vulkanik mengandung unsur mayor (aluminium, silika, kalium dan besi), unsur minor (iodium, magnesium, mangan, natrium,pospor, sulfur dan titanium), dan tingkat trace (aurum, asbes, barium, kobalt, krom, tembaga, nikel, plumbum, sulfur, stibium, stannum, stronsium, vanadium, zirconium, dan seng).
Sedangkan lima komposisi kimia tertinggi dari tanah abu vulkanik gunung berapi secara urutan adalah silikon dioksida 55 persen, aluminium oksida 18 persen, besi oksida 18 persen, kalsium oksida 8 persen, dan magnesium oksida 2,5 persen. Beberapa komposisi kimia yang dihasilkan erupsi tersebut, seperti karbon dioksida (CO2), sulfur oksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S), gas hidrogen (H2), hidrogen klorida (HCl), hidrogen florida (HF), dan helium (He).
Dampak Abu Vulkanik
Abu vulkanik juga menimbulkan dampak yang serius pada lingkungan, seperti terkontaminasinya air bersih, tersumbatnya saluran air, serta rusaknya fasilitas air bersih. Sumber air dan pasokan air terbuka lainnya, seperti sungai, danau, atau tangki air, pun sangat rentan terhadap hujan abu. Sifat asam dari abu vulkanik jika bersenyawa dengan hujan dan menjadi hujan asam, dapat membakar jaringan tanaman.
Konsentrasi dan ketebalan abu yang tinggi dapat menyebabkan kematian pada beberapa tanaman. Demikian juga pasokan air untuk pertanian menjadi tercemar, sehingga risiko gagal panen menjadi semakin besar. Erupsi gunung biasanya diikuti dengan peningkatan kondensasi di atmosfer sehingga memicu terjadinya hujan dengan intensitas cukup tinggi. Hujan dengan intensitas tinggi bisa menggelontorkan material vulkanik yang masih tersisa di puncak gunung dan berpotensi menimbulkan banjir ataupun longsor.
Dampak lainnya adalah pada sektor transportasi. Jarak pandang berkurang akibat abu vulkanik dan berpotensi menyebabkan kecelakaan, baik pada transportasi udara, darat, maupun laut.
Bahaya Dampak Abu Vulkanik bagi Kesehatan
Berikut bahaya yang ditimbulkan oleh abu vulkanik bagi kesehatan:
1. Gangguan pencernaan
Pada konsentrasi tertentu menyebabkan sakit kepala, pusing, diare, serta mempengaruhi gigi dan tulang. Gangguan kesehatan ini bisa akibat paparan akut jangka pendek atau dalam beberapa hari dan jangka panjang dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.
2. Gangguan pernapasan
Gejala pernapasan akut, seperti iritasi selaput lendir dengan keluhan bersin, pilek, ingus, iritasi, dan sakit tenggorokan (kadang disertai batuk kering), batuk dahak, mengi, sesak napas, dan iritasi pada jalur pernapasan. Gangguan ini akan lebih berat bila terkena pada orang atau anak yang sebelumnya mempunyai riwayat alergi saluran napas dan bronkitis kronis, emfisema, atau asma.
Abu vulkanik yang terhirup dapat merangsang peradangan di paru-paru serta luka di saluran napas. Luka ini seperti codet di kulit yang akan menyebabkan luka permanen pada alveolus (paru-paru bawah) yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker.
3. Gangguan pada kulit
Kulit tubuh juga bisa terkena dampak abu berupa gatal-gatal, iritasi, dan infeksi, terutama ketika abu vulkanik tersebut bersifat asam. Kondisi ini bisa juga diakibatkan oleh perubahan kualitas air yang sudah tercemar abu vulkanik.
4. Gangguan pada mata
Debu vulkanik memiliki sudut kristal yang meruncing atau tajam, sehingga dapat menggores dan menyebabkan iritasi. Selain berbahaya jika terhirup, debu tersebut juga dapat menyebabkan gangguan pada mata. Selain menyebabkan iritasi berupa mata merah dan gatal serta berair, debu vulkanik juga dapat merusak lapisan kornea pada mata.
5. Silikosis
Silikosis merupakan dampak jangka panjang bagi kesehatan karena efek terkena paparan abu vulkanik. Sikilosis menjadi permasalahan yang serius karena mengakibatkan kerusakan pada paru-paru dari paparan partikel silika kristal bebas atau silicon dioksida (SiO2).
Komplikasi pada silikosis dapat menyebabkan rheumatoid, arthritis, scleroderma, eritematosus sistemik, kanker paru-paru, kegagalan pernapasan tuberkolosis dan fibrosis massif progresif.
Gejala Akibat Abu Vulkanik
Gejala pernapasan akut yang sering muncul yaitu :
• Keluhan bersin, pilek, ingus, dan sakit tenggorokan.
• Batuk kering, batuk dahak, mengi (napas berbunyi ngik-ngik)
• Sakit dada atau sesak napas
• Sakit kepala
Tips Melindungi Diri dari Abu Vulkanik
Berikut cara yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari dampak abu vulkanik:
1. Tutup jendela dan pintu rumah rapat-rapat
Abu vulkanik dapat menyelinap masuk ke dalam rumah tanpa di sadari. Untuk meminimalkan terjadinya hal tersebut, tutuplah jendela dan pintu rumah rapat-rapat.
Selain itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menganjurkan untuk mematikan semua unit pemanas maupun pendingin udara, termasuk kipas angin.
2. Gunakan kacamata dan masker
Meski abu vulkanik sudah tidak terlihat, sebaiknya tetap menggunakan kacamata dan masker saat beraktivitas di luar rumah. Tindakan ini wajib dilakukan, paling tidak hingga ada pengumuman bahwa status sudah benar-benar kembali normal.
Adapun tujuan dari tindakan tersebut, yaitu untuk memperkecil risiko paparan abu vulkanik pada mata dan saluran pernapasan, karena abu vulkanik dapat menyebabkan penyakit mata dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
3. Gunakan pakaian tertutup
Lengkapi diri dengan pakaian tertutup, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tindakan ini untuk memperkecil risiko paparan abu vulkanik yang mungkin masih berkeliaran di sekitar setelah letusan gunung.
4. Mandi dan ganti pakaian lebih sering
Abu vulkanik mungkin saja menempel di rambut, bagian lekukan tubuh atau di pakaian tanpa disadari. Agar partikel kecil ini tidak terhirup dan menyebabkan penyakit, jadi dianjurkan untuk mandi dan mengganti pakaian lebih sering.
Saat mandi, pastikan untuk membersihkan seluruh tubuh dengan teliti. Gunakanlah sampo dan sabun untuk memastikan bahwa rambut maupun anggota tubuh lainnya benar-benar bebas dari partikel abu vulkanik.
5. Bebaskan rumah dari abu vulkanik
Bersihkan bagian atap rumah, jendela, ventilasi udara dan bagian-bagian rumah lain dengan saksama. Saat membersihkan, pastikan untuk menggunakan pakaian tertutup, lengkap dengan alas kaki, kacamata, topi dan sarung tangan. Jika abu vulkanik sudah terlanjur menyebabkan penyakit, sebaiknya untuk segera berobat ke dokter, agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Tips Berkendara Motor Ketika Hujan Abu Vulkanik
Namun, jika memang berkendara sangat diperlukan, berikut ini tips berkendara motor saat hujan abu vulkanik:
1. Memacu Kendaraan Pelan-pelan
Untuk menghindari kecelakaan akibat jalanan licin dan jarak pandang yang terbatas maka kendarai dengan kecepatan di bawah normal. Jangan lupa untuk menyalakan lampu motor, karena selain membantu menambah jarak pandang, lampu juga akan berguna sebagai isyarat keberadaan Anda pagi pengguna jalan yang lain.
2. Menggunakan Masker
Untuk mencegah debu vulkanik terhirup secara langsung, pastikan gunakan masker saat berkendara. Sebab debu vulkanik sangat berbahaya bagi saluran pernapasan seperti yang telah disampaikan pada poin di atas sebelumnya.
3. Gunakan Kacamata
Sama seperti masker, kacamata juga merupakan hal yang penting digunakan saat berkendara motor di tengah hujan abu vulkanik, terutama bagi yang memakai helm half-face sebab sebaran abu bisa masuk melalui sela-sela helm. Selain itu, kacamata yang dimaksud adalah goggle atau kacamata berkendara di mana kacamata tersebut menutup penuh bagian mata sehingga melindungi dari paparan abu vulkanik sekaligus menjaga pandangan saat berkendara.
4. Pakai Pakaian Tebal
Gunakan pakaian yang tebal atau berlapis. Hal ini mencegah kulit Anda terpapar material abu vulkanik yang bisa mengakibatkan iritasi dan gatal.
5. Rencanakan Rute Perjalanan
Dengan merencanakan rute perjalanan saat berkendara, bisa juga untuk menghindari medan jalanan yang berat dan berbahaya saat hujan abu vulkanik turun.
Sangat tidak dianjurkan berkendara motor di tengah hujan abu vulkanik. Namun jika hal tersebut mendesak dan tak dapat dihindari, jadi bisa menggunakan tips berkendara di atas.
Advertisement