Waskita Akan Terima Pencairan Proyek Turnkey Rp21 Triliun
PT Waskita Karya (WSKT) akan melakukan strategi untuk menjaga keuangannya agar tetap sehat. Salah satunya mempercepat pencairan piutang termasuk atas proyek turnkey dan penjualan konsensi jalan tol.
"Kebutuhan working capital dan penurunan utang kami upayakan dari cash inflow piutang cair," kata Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan, kemarin.
Ditambahkan Haris, kondisi gearing ratio WSKT saat ini 2,7 kali. Dengan strategi tersebut, Haris menargetkan gearing ratio sampai akhir tahun ini bisa di level 2,3 kali.
Pada kuartal IV-2019, WSKT menargetkan menerima pencairan proyek turnkey sebesar Rp 21,5 triliun. Tahun ini Waskita sebenarnya menargetkan penerimaan pencairan turnkey sebesar Rp 26 triliun.
Sebesar Rp 4,5 triliun sudah direalisasikan oleh Waskita antara lain berasal dari proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan dan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
Berdasarkan catatan, perusahaan ini sedang menunggu pembayaran proyek turnkey Jakarta-Cikampek Elevated II dengan nilai proyek Rp 4,5 triliun. Proyek ini sendiri rencananya akan selesai pada Oktober 2019 dan dioperasikan pada hari raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Sementara itu, untuk penjualan konsensi jalan tol, dengan skema strategic partnership kepada potensial investor masih dalam proses. Kabar terakhir, WSKT telah memasuki tahap uji tuntas (due diligance) dengan dua investor. Namun Haris belum mau menjelaskan secara rinci bagaimana perkembangan divestasi tol miliknya saat ini.
WSKT juga telah mengantongi izin untuk mendivestasikan sembilan ruas jalan tol. Ruas tol tersebut adalah Tol Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pasuruan-Probolinggo, Semarang-Batang, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), ruas tol di Sumatera dan Tol Kualanamu-Tebing Tinggi.
Namun yang akan dieksekusi tahun ini hanya lima ruas. Berdasarkan catatan, lima ruas tersebut adalah Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang dan Pasuruan-Probolinggo.