Warung Mak Ju Lamongan, Sambal Segar Diulek Dadakan Mak Nyus
Jangan bayangkan warung ini memiliki tempat dan bangunan permanen layaknya sebutan warung umumnya. Karena, hanya berupa gerobak dan menempati halaman parkir pasar yang sangat terbatas.
Kalau pun menyebut usahanya sebagai warung, mungkin karena di belakang gerobak terdapat meja panjang dengan peralatan untuk mengolah makanan sesuai pesanan pembeli. Yakni, sebuah kompor gas lengkap dengan perlengkapan penggorengan.
Khususnya lagi sejumlah cobek untuk membuat atau mengulek sambal. Masing-masing terpisah sesuai rasa pedas permintaan pembeli. Biasa, sedang, pedas atau pedas sekali. Karena ragam rasa sambal ini, warung ini pun dikenal sesuai label yang tertera : Warung Mak Ju Aneka Penyetan.
Tersebut 'aneka' di poster karena sajian menu khususnya lauk yang ditawarkan sangat beragam. Ada ikan lele mujair, bandeng, kutuk, belut, ayam, bebek, jeroan usus serta masih banyak lainnya. Kurang lebih ada 20 jenis. Apa pun lauknya, sajiannya tetap penyetan.
Seiring nama dan ragam menu yang ditawarkan, Warung Mak Ju Aneka Penyetan yang menempati halaman parkir Pasar Sidoharjo, Kecamatan/Kabupaten Lamongan ini selalu laris manis.
Karena itu, Munthohani, 65 tahun, pemilik warung pun harus menggunakan cara tersendiri agar pembeli atau pelanggannya tidak 'berdesakan' ketika antre untuk mendapatkan pelayanan lebih dulu.
Caranya, dia memberlakukan layanan sedang berobat ke dokter. Siapa pun yang ingin mendapatkan pelayanan harus antre dengan mencatat menu pesanan pada sebuah buku yang disediakan, lalu mendapatkan nomor antrean.
"Kalau tidak pegang nomor antrean jangan berharap dilayani. Maaf, bukan karena apa, kalau sekedar omong kita yang lupa. Lupa menu apa yang dipesan dengan jumlah berapa atau lupa pembeli ini atau itu mana yang lebih dulu," terang Mbah Munthohani, warga Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung ini.
Ada sedikit perbedaan pembeli, khususnya untuk pembeli jasa delivery. Pesanan ditulis di nota langsung yang sudah ada kolom-kolomnya dan distempel.
Soal laris manis, memang ada yang khas dari Warung Mak Ju Aneka Penyetan ini. Tidak seperti kebanyakan warung lainnya yang umumnya pakai sambal jadi. Tetapi, penyetan Warung Mak Ju ini pakai sambal dadakan.
Sesuai pesanan pembeli soal level pedas, sambal diulek saat itu juga. Itupun mengikuti selera pembeli, sambal mentah atau matang. Untuk mengulek sambal ini, ada tiga karyawan khusus. Karyawan ini lain dengan karyawan bagian goreng-goreng. Semua karyawannya tetangga sendiri. "Karena sambal dadakan ini yang menjadikan penyetan Mak Ju ini segar dan maknyus. Enak banget," kata Chomsyah asal Kembangbahu.
Tidak hanya itu pembeli merasa puas karena juga banyak pilihan menu. Sekalipun harus antre, pembeli memastikan mendapatkan menu yang diinginkan.
"Pastinya, rasa tradisional penyetan Mak Ju ini masih terjaga dan terasa orisinal, " tutur Setyawan, asal Sugio.
Karena laris manis itu, Mbah Munthoha mengaku warung yang buka mulai pukul 16.00 dan tutup pukul 01.00 itu menghabiskan beras hingga sekitar 25 kilogram Sebanyak itu diakui kakek tiga cucu ini turun jauh dibanding sebelum pandemi COVID-19.
Disinggung soal usahanya, suami Mak Ju ini memulainya pada 2017. Itu pun awalnya coba-coba. Hanya jual kopi ketan. Tetapi, beberapa pelanggan banyak yang menyarankan untuk menjual sambelan jowo. "Akhirnya saya coba juga kok banyak yang cocok dan buka sampai sekarang ini," ujarnya.
Di balik itu Mbah Munthohani juga membuka kisahnya, bahwa dia membuka usaha warung karena terimpit ekonomi. Sebelumnya dia buruh pemasangan sound system. Karena usianya semakin tua dia merasa tidak kuat lagi hingga sempat menganggur.
"Kalah sama yang muda-muda. Saya harus berhenti. Alhamdulillah akhirnya diberi jalan rezeki lewat buka warung ini," pungkasnya.
Advertisement